RPJMD Kabupaten Manggarai 2016-2021 BAB 2 - Gambaran Umum Kondisi Daerah
172
rawan social. Kegiatan ini akan secara terarah dilaksanakan pembangunannya termasuk pemeliharaannya.
3. Pos, Telekomunikasi, Komunikasi dan Informatika
Konstribusi sub sektor pos dan telekomunikasi dalam struktur PDRB Kabupaten Manggarai memang tidak begitu dominan, namun
dalam sangat stratgis perannya dalam menunjang pembangunan daerah. Tanpa adanya kontribusi telekomunikasi, dunia usaha di
Manggarai tidak semaju seperti sekarang yang kita alami. Berbagai usaha pemerintah untuk memperlancar pelayanan komunikasi, salah
satunya peningkatan mutu layanan jasa Pos. Namun tidak dapat dipungkiri dengan maraknya pengembangan teknologi informasi,
pemakaian jasa Pos semakin berkurang. Sedangkan pemakaian internet dan telekomunikasi yang menggunakan teknologi wireless terus
berkembang pesat. BPS Manggarai 2015 melaporkan bahwa lalu lintas pos paket pos, surat pos, wesel pos, pos kilat; terkirim 20.464 buah;
diterima 27.635 buah. Pelanggan telepon; bisniskantor 215 sambungan; perumahan
965 sambungan.
Pelanggan Speedy
internet 526
sambungan. Hasil survey BPS Manggarai 2015 melaporkan proporsi kepemilikan handphone setiap anggota rumah tangga terhadap
jumlah rumah tangga; atau = 2 ART sebesar 86,25; 3-5 ART sebesar 13,52 ; dan 5 ART sebesar 0,23.
2.4.3. Lingkungan Hidup
Kebutuhan sarana dan prasarana pengolahan sampah semakin mendesak sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk di kota
Ruteng dan ibu kota kecamatan lainnya di Kabupaten Manggarai. Aktivitas ekonomi yang tinggi di kota Ruteng menyebabkan produksi
sampah dengan volume rata-rata setiap hari mencapai rata-rata 185 M3hari, sedangkan yang terangkut oleh armada angkutan yang ada
hanya 126 M3hari. Kondisi ini menuntut penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang memadai agar timbunan
sampah tidak terangkut setiap hari menimbulkan pencemaran
RPJMD Kabupaten Manggarai 2016-2021 BAB 2 - Gambaran Umum Kondisi Daerah
173
permukaan tanah dan agen penyakit menular pada masyarakat di wilayah kota Ruteng.
Kebutuhan sarana dan prasarana pengolahan limbah organisk dan anorganik semakin meningkat setiap tahun sejalan dengan
meningkatnya kegiatan ekonomi di kota Ruteng. Dengan semakin banyaknya industri pengolahan dan kegiatan usaha lainnya yang
menghasilkan limbah padat dan cair menimbulkan efek pencemaran. Peningkatan pengawasan dan akan terus dilakukan terhadap
pencemar dan perusak lingkungan, peningkatan kesadaran semua lapisan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup dan
penyebarluasan informasi dan isu lingkungan yang bersih dan sehat diharapkan akan meningkatkan kepedulian banyak pihak terhadap
kondisi lingkungan di Kabupaten Manggarai. Ke depan, untuk memulihkan kondisi air tanah di Cekungan
air tanah kritis masih diperlukan penguatan dan mendorong partisipasi masyarakat mengembangkan sumur resapan dalam di kawasan
permukiman dan kawasan tangkapan air. Juga, diarahkan pada aktivitas berkarakter hemat konsumsi air tanah untuk menekan laju
pemanfaatan air tanah. Kondisi topografi di wilayah Manggarai sebesar 70,45 berada pada kemiringan lebih dari 40 derajat. Keadaan ini
menimbulkan bencana gerakan tanah tanah longsor sebagai peristiwa alam yang seringkali mengakibatkan banyak kerusakan, baik
berupa kerusakan lingkungan maupun kerusakan prasarana dan sarana fisik hasil pembangunan serta menimbulkan kerugian yang tidak sedikit
baik berupa harta benda maupun korban jiwa manusia. Pada umumnya bencana tanah longsor dipicu oleh turunnya curah hujan
yang cukup tinggi, disamping kondisi kelerengan lahan yang cukup terjal dan tidak tertutup oleh vegetasi serta sifat batuan atau tanah
yang cukup sensitif terhadap kondisi keairan.
RPJMD Kabupaten Manggarai 2016-2021 BAB 2 - Gambaran Umum Kondisi Daerah
174
Tabel 2.212
Presentase Rumah Tangga Yang Menggunakan Air Bersih
NO URAIAN
TAHUN 2011
2012 2013
2014 2015
1 Jumlah Rumah
Tangga Air Bersih -
43860 54734
57084 60966
2 Jumlah seluruh
Rumah Tangga -
59912 68251
81151 82346
3 Prosentase Rumah
Tangga mengunakan air bersih
- 73.21
80.20 70.34
70.04 Sumber : BLHD Kab. Manggarai, 2015
Banjir dapat disebabkan oleh kondisi alam yang statis seperti geografis, topografis dan geometri alur sungai, peristiwa alam yang
dinamis, serta aktivitas manusia yang dinamis seperti adanya tata guna di lahan dataran banjir yang tidak sesuai.
Salah satu bencana yang relatif baru di kenal dan akhir – akhir ini
muncul dengan intensitas cukup tinggi adalah apa yang disebut banjir bandang. Bajir Bandang merupakan aliran air dalam jumlah besar yang
mengalir dari hulu sungai ke hilir dengan kecepatan yang tinggi, mempunyai daya rusak yang besar, genangan airnya cepat hilang dan
membawa material lumpur yang banyak, serta sering disertai, dengan material batu dan pepohonan.
Dengan intensitas hujan yang tinggi kabupaten manggarai sering mengalami bencana banjir yang mengakibatkan kerusakan pada
daerah permukiman, areal persawahan, sarana dan prasarana umum.
Tabel 2.213 Luas Wilayah Kebanjiran
NO URAIAN
TAHUN 2011
2012 2013
2014 2015
1 Jumlah Luas Wilayah
Kebanjiran 0.13
0.12 0.14
0.14 0.14
2 Jumlah Luas Seluruh
wilayah budidaya 91.540
91.540 91.540
91.540 91.540
3 Prosentase
0.0001 0.0001
0.0002 0.0002
0.0002 Sumber : BPBD Kab. Manggarai, 2015
RPJMD Kabupaten Manggarai 2016-2021 BAB 2 - Gambaran Umum Kondisi Daerah
175
Menurut peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 9 Tahun 2008, tentang Prosedur Tetap Tim Reaksi Cepat,
Tim Reaksi Cepat TRC adalah : suatu tim yang dibentuk oleh Kepala BNPB BPBD, terdiri dari instansi lembaga teknisnon teknis terkait yang
bertugas melaksanakan kegiatan kaji cepat bencana dan dampak bencana pada saat tanggap darurat meliputi penilaian kebutuhan
needs assessment, penilaian kerusakan dan kerugian damage and loses
assessment serta
memberikan dukungan
pendampingan membantu SATKORLAK PB BPBD Provinsi SATKORLAK PB BPBD
Kabupeten Kota dalam penanganan darurat bencana. Tugas Pokok TRC : Melakukan pengkajian secara cepat dan tepat
di lokasi bencana dalam waktu tertentu dalam rangka mengidentifikasi cakupan lokasi bencana, jumlah korban, kerusakan prasarana dan
sarana, gangguan terhadap fungsi pelayanan umum dan pemerintah serta kemampuan sumber daya alam maupun buatan, serta saran yang
tepat dalam upaya penanganan bencana dan mengkoordinasikan sektor yang terkait dalam penanganan darurat bencana.
Sesuai yang direkomendasikan oleh UU nomor 24 tahun 2007, tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana, Undang
undang ini mengamanatkan bahwa penanganan bencana bukan tanggung jawab pemerintah semata, akan tetapi menjadi tanggung
jawab semua elemen yang terdiri dari pemerintah, dunia usaha, masyarakat dan lembaga asing non pemerintah. Dengan rekomendasi
perubahan penanganan ini maka dibentuk dan dilatih Kelompok Masyarakat Siaga Bencana Desa KMSBD yang menjadi ujung tombak
atau pasukan paling depan penanganan bila ada ancaman yang mengakibatkan terjadinya bencana, sebelum bantuan dari pihak luar
datang. Perekrutan peserta pelatihan Tim Reaksi Cepat TRC dan
Kelompok Masyarakat Siaga Bencana Desa KMSBDdisinkronkan dengan ketersediaan anggaran dari tahun ke tahun.
RPJMD Kabupaten Manggarai 2016-2021 BAB 2 - Gambaran Umum Kondisi Daerah
176
Tabel 2.214
Jumlah Tim Reaksi Cepat dan Kelompok Masyarakat Siaga Bencana Desa yang terlatih
NO URAIAN
TAHUN 2011
2012 2013
2014 2015
1 Tim Reaksi Cepat
- 60
50 40
40
2 Kelompok
Masyarakat Siaga Bencana Desa
- 80
80 40
40 Sumber : BPBD Kab. Manggarai, 2015
Peringatan dini early warning : serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan
terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang. Pemberian peringatan dini harus mencakup beberapa kriteria anatara
laian a Menjangkau masyarakat accesible, b Segera immediate, c Tegas tidak membingungkan coherent, d Bersifat resmi official.
Peringatan dini dapat dalam bentuk penyediaan dan pemasangan papan rambu peringatan dini. Penyediaan papan rambu peringatan dini
dari tahun ke tahun dilaksanakan sesuai dengan alokasi ketersediaan anggaran pada BPBD Kabupaten Manggarai.
Tabel 2.215
Jumlah Lokasi Yang Dipasang Rambu-Rambu Peringatan Dini Bencana
NO URAIAN
TAHUN 2011
2012 2013
2014 2015
1 Jumlah Lokasi yg di
pasang Rambu- Rambu
10 10
6 10
10
1. Tanggap Darurat response
Serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana untuk
menangani dampak
buruk yang
ditimbulkan, meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi, korban, harta
benda, pemenuhan
kebutuhan dasar,perlindungan,
pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
RPJMD Kabupaten Manggarai 2016-2021 BAB 2 - Gambaran Umum Kondisi Daerah
177
2. Bantuan Darurat relief
Kebutuhan dasar berupa : Pangan,Sandang, Tempat tinggal sementara, Kesehatan, sanitasi dan air bersih
Penanganan darurat bencana yang dilaksanakan Pemerintah melalui BPBD Kabupaten Manggarai dari Tahun Anggaran 2011 sampai
dengan Tahun Anggaran 2015 setiap tahun mencapai 100 berdasarkan jumlah korban yang layak dibantu. Meskipun demikian, apabila dilihat
dari tingkat kepuasan masyarakat yang terkena bencana dan layak dibantu, maka kemampuan Pemerintah dalam tanggap darurat
bencana belum mampu menjangkau secara keseluruhan akibat keterbatasan dana.
Tabel 2.216
Presentase Penanganan Darurat Bencana
NO URAIAN
TAHUN 2011
2012 2013
2014 2015
1 Prosentase
Penanganan Darurat Bencana
100 100
100 100
100 Sumber : BPBD Kab. Manggarai, 2015
Kekeringan merupakan suatu jenis bencana alam yang terjadi secara perlahan, berlangsung lama sampai musim hujan tiba,
berdampak sangat luas dan bersifat lintas sektor ekonomi, sosial, kesehatan, dan pendidikan. Kekeringan merupakan bencana yang
kompleks dan ditandai dengan kekurangan air berkepanjangan. Datangnya bencana kekeringan belum dapat diperkirakan secara
teliti, namun secara umum berdasarkan statistik terlihat adanya, fenomena terjadinya kekeringan kurang lebih setiap empat atau lima
tahun sekali. Bahkan akibat semakin seringnya siklus kejadian EL NINO bisa mengakibatkan semakin seringnya terjadi kekeringan. Bencana
kekeringan dapat di sebabkan antara lain oleh : curah hujan yang jauh dibawah normal pada areal yang airnya telah dimanfaatkan secara
maksimal atau pada musim kemarau panjang.
RPJMD Kabupaten Manggarai 2016-2021 BAB 2 - Gambaran Umum Kondisi Daerah
178
Kabupaten Manggarai memeliki iklim sedang dengan sembilan bulan basah dan tiga bulan kering, akan tetapi perubahan iklim juga
berpengaruh pada dua tahun terakhir dengan mengakibatkan bencana
kekeringan yang melanda sebagian wilayah Kabupaten Manggarai. Tabel 2.217
Luas Wilayah Kekeringan
NO URAIAN
TAHUN 2011
2012 2013
2014 2015
1 Luas Wilayah
Kekeringan 24,453
24,453 24,453
231,146 231,146
2 Luas Seluruh wilayah
budidaya 91.540
91.540 91.540
91.540 91.540
3 Prosentase
26.71 26.71
26.71 25.25
25.25 Sumber : BPBD Kab. Manggarai, 2015
1 Kawasan Lindung
Kabupaten Manggarai mempunyai daerah kawasan hutan yang terdiri dari hutan lindung atau produksi. Daerah hutan lindung
umumnya terdapat di daerah dataran tinggi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air, sedangkan hutan produksi relatif terbatas dan
menyebar di beberapa kecamatan. Luas kawasan hutan Kabupaten Manggarai sebesar 38.310,32 Ha atau sebesar 22,95 dari luas seluruh
wilayah Kabupaten Manggarai. Berdasarkan fungsinya, hutan lindung 29.254,26Ha, hutan produksi 952.36 Ha, dan hutan Wisata Taman Wisata
Alam 8.103,60 Ha. Sampai tahun 2015, luas kawasan kritis terdiri dari dalam kawasan hutan 3.643,50 Ha dan luar kawasan hutan dari
23.155.18 Ha. Upaya mewujudkan fungsi Kawasan Lindung Kabupaten
Manggarai dalam kurun waktu lima tahun lalu dilaksanakan melalui kegiatan koordinasi antar instansi dan rehabiliasi lahan dan hutan.
Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan RHL, Pengayaan Tanaman, Pembangunan resapan air dan pemeliharaan kawasan tangkapan air.
Perwujudan kawasan lindung melibatkan insitusi di tingkat kabupaten,
RPJMD Kabupaten Manggarai 2016-2021 BAB 2 - Gambaran Umum Kondisi Daerah
179
kecamatan, kelurahandesa serta partisipasi dunia usaha dan masyarakat.
2 Sumber Daya Air
Potensi sumberdaya air suatu daerah merupakan kemampuan sumberdaya air wilayah tersebut baik sumberdaya air hujan, air
permukaan maupun air tanah, guna memenuhi kebutuhan terhadap air baku yang dimanfaatkan untuk kepentingan domestik, industri maupun
pertanian. Sumberdaya air permukaan di Kabupaten Manggarai terdiri dari
air sungai, mata air dan air genangansitudanau, baik alam maupun buatan. Sungai-sungai yang ada, pada umumnya mempunyai hulu di
bagian pegunungan Mandosawu dengan karakteristik alirannya mengalir sepanjang tahun. Pada waktu musim hujan mempunyai debit
yang besar dan memiliki daya rusak terhadap bangunan dan tanaman pertanian, perkebunan yang berada di sepanjang Daerah
Aliran Sungai. Setiap tahun kota Reok di Kecamatan Reok mengalami gangguan dan kerusakan karena banjir Wae Pesi. Sedangkan pada
daerah aliran sungai lainnya, terdapat kerusakan insidental yang terjadi saat musim hujan.
Pada aspek infrastruktur sumber daya air dan irigasi, kondisi infrastruktur yang mendukung upaya konservasi, pendayagunaan
sumber daya air, pengendalian daya rusak air,
keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air dan sistem
informasi sumber daya air dirasakan masih belum memadai. Potensi sumber daya air di Kabupaten Manggarai yang besar belum dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang irigasi, air minum, dan kebutuhan domestik lainnya.
Penyediaan air minum bersih untuk ibukota kabupaten dan beberapa ibukota kecamatan, dan perdesaan telah dilakukan
penambahan pemasangan jaringan pipa air minum bersih untuk melayani kebutuhan masyarakat. Pada daerah yang memiliki sumber
RPJMD Kabupaten Manggarai 2016-2021 BAB 2 - Gambaran Umum Kondisi Daerah
180
air alami maupun sumur resapanbor kami juga telah membangun gravitasi air dan intakebak penampungan.
Ketersediaan air bersih merupakan salah satu prasyarat bagi terwujudnya
permukiman yang
sehat. Semakin
meningkatnya kebutuhan air minum bersih searah dengan semakin meningkatnya
pertambahan jumlah penduduk tahun. Oleh karena itu, akses masyarakat terhadap air bersih merupakan hal yang mutlak dipenuhi
bagi tercapainya kebutuhan air minum bagi penduduk di perdesaan rata-rata 60-90 literkapitahari, dan penduduk diperkotaan rata-rata 90-
120 literkapitahari. Sementara itu, BPS 2015 melaporkan cakupan pelayanan air bersih layak minum sebanyak 59,13, air bersih
belumtidak layak minum 39,92, dan isi ulangair kemasan 0,95 . Masih banyaknya penduduk yang belum mendapat pelayanan air
bersih, diantaranya disebabkan oleh menurunnya ketersediaan sumber daya air baku dan daya dukung lingkungan.
2.4.4. Fokus Iklim Investasi