untuk nilai harga saham sesudah stock split maximum adalah sebesar 3975 yang dimiliki oleh Indomobil Sukses Internasional Tbk.
Rata-rata volume perdagangan sesudah stock split adalah sebesar 0,529500 dengan Standard Deviasi sebesar 0,9405832. Nilai minimum volume
perdagangan sesudah stock split adalah sebesar 0 dimiliki oleh Pakuwon Jati Tbk dengan nilai maximum adalah sebesar 7,8814 yang dimiliki oleh Bank
Rakyat Indonesia Persero Tbk. Rata-rata varian return sesudah stock split adalah sebesar 0,041267
dengan Standart Deviasi sebesar 0,0668101. Nilai minimum varian return sesudah stock split adalah sebesar 0 yang hampir di setiap sampel perusahaan
memiliki nilai tersebut, sedangkan untuk nilai maximum varian return sesudah stock split
adalah sebesar 0,3861 yang dimiliki oleh Astra Otopart Tbk. Rata-rata nilai bid-ask spread sesudah stock split adalah sebesar 0,04193
dengan Standard Deviasi sebesar 0,068099. Nilai minimum bid-ask spread sesudah stock split adalah sebesar 0 yang terdapat pada perusahaan Modern
Internasional Tbk, Kresna Graha Sekurindo Tbk dan Pakuwon Jati Tbk. Dimana nilai maximum bid-ask spread sesudah stock split adalah sebesar 0,910 yang
dimiliki oleh Charoen Pokhphan Indonesia Tbk dan Intiland Development Tbk.
4.3.2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini dilakukan untuk mendukung keabsahan hasil analisis dengan model regresi. Pengujian ini dilakukan dengan asumsi uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2.1.Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data telah mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data
yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yaitu distribusi data tidak melenceng kekiiri atau kekanan. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah
data berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. 4.3.2.1.1.
Uji Normalitas Sebelum Stock Split
1. Analisis Grafik Sebelum Stock split Berdasarkan hasil uji grafik diperoleh gambar sebagai berikut:
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum
Stock Split Grafik Histogram
Sumber: Hasil Output Regresi
Gambar 4.1 menunjukkan data yang menyebar dibawah garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, serta grafik histogram belum menunjukkan
pola distribusi normal. Dalam hal ini berarti model regresi belum layak digunakan karena belum memenuhi asumsi normalitas. Sehingga perlu dilakukan
Universitas Sumatera Utara
transformasi data dengan Logaritma Natural Ln, sehingga menghasilkan gambar sebagai berikut:
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Sebelum
Stock Split Setelah Transformasi Data Grafik Histogram
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Gambar 4.2 menunjukkan data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah pola garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan
pola distribusi normal. Sehingga hal ini dikatakan model regresi dan layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
2. Analisis Statistik Sebelum Stock Split. Pengujian ini dilakukan dengan uji non-parametic kolmogrov-smirnov.
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Sebelum
Stock SplitUji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 184
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation .02187218
Most Extreme Differences
Absolute .130
Positive .130
Negative -.105
Kolmogorov-Smirnov Z 1.767
Asymp. Sig. 2-tailed .004
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah
Tabel 4.3 menunjukkan Asymp. Sig 2-tailed atau angka signifikan, lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti data tersebut mempunyai distribusi tidak normal.
Sehingga perlu dilakukan transformasi data dengan cara Logaritma Natural Ln, maka datanya sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Sebelum
Stock Split Setelah Transformasi Data Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
69 Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation .45791161
Most Extreme Differences Absolute
.070 Positive
.070 Negative
-.053 Kolmogorov-Smirnov Z
.585 Asymp. Sig. 2-tailed
.883 a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Tabel 4.4 menunjukkan Asymp. Sig 2-tailed atau angka signifikan adalah 0,883 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti data tersebut mempunyai distribusi
normal.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2.1.2. Uji Normalitas Sesudah Stock Split
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data telah mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data
yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yaitu distribusi data tidak melenceng kekiiri atau kekanan. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah
data berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. 1. Analisis Grafik Sesudah Stock Split
Berdasarkan hasil uji grafik diperoleh gambar sebagai berikut:
Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Sesudah
Stock Split Grafik Histogram
Sumber: Hasil Output Regresi
Tampilan gambar 4.3 menunjukkan data menyebar jauh dari garis diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal, serta grafik histogram tidak
menunjukkan pola distribusi normal. Hal ini berarti model regresi tidak layak dipakai karena tidak memenuhi asumsi normalitas. Sehingga untuk memperoleh
pola distribusi yang normal perlu dilakukan transformasi data dengan cara Logaritma Natural Ln, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas Sesudah
Stock Split Setelah Transformasi Data Grafik Histogram
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Berdasarkan Gambar 4.4 menunjukkan data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah pola garis diagonal atau grafik histogramnya
menunjukkan pola distribusi normal. Sehingga hal ini dikatakan model regresi dan layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
2. Analisis Statistik Sesudah Stock Split Pengujian normalitas ini dilakukan dengan uji non-parametic Kolmogrov-
Smirnov. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Sesudah
Stock Split Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 184
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation .06768491
Most Extreme Differences Absolute
.271 Positive
.271 Negative
-.265 Kolmogorov-Smirnov Z
3.676 Asymp. Sig. 2-tailed
.000 a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 menunjukkan Asymp. Sig 2-tailed atau angka signifikan lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti data tidak mempunyai distribusi normal. Sehingga
perlu dilakukan transformasi data dengan cara Logaritma Natural Ln, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Sesudah
Stock Split Setelah Transformasi Data Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 69
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation .60295387
Most Extreme Differences Absolute
.104 Positive
.104 Negative
-.078 Kolmogorov-Smirnov Z
.864 Asymp. Sig. 2-tailed
.444 a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Tabel 4.6 menunjukkan Asymp. Sig 2-tailed atau angka signifikan adalah 0,444 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti data tersebut mempunyai distribusi
normal.
4.3.2.2.Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linier antar
variabel independen menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Cara mendeteksi apakah model regresi
bebas dari permasalah multikolinearitas dapat dilihat dari besaran Variance Inflation Factor
VIF. Berdasarkan hasil pengujian model regresi diperoleh hasil untuk masing-masing variabel sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
4.3.2.2.1. Uji Multikolinearitas Sebelum Stock Split
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas Sebelum
Stock SplitVIF-Tolerance
Variabel Tolerance
VIF
Harga saham sebelum .998
1.002 Volume perdagangan sebelum
.977 1.023
Varian return sebelum .976
1.025
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa Variance Inflation Factor VIF dari variabel harga saham, Volume perdagangan dan varian return saham lebih kecil
dari 10, maka artinya tidak terdapat persoalan multikolinearitas di antara variabel bebas.
4.3.2.2.2. Uji Multikolinearitas Sesudah Stock Split
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas Sesudah
Stock SplitVIF-Tolerance Variabel
Tolerance VIF
Harga Saham Sesudah .993
1.007 Volume Perdagangan Saham Sesudah
.957 1,045
Varian Return Saham Sesudah .958
1.044
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa Variance Inflation Factor VIF dari variabel harga saham, Volume perdagangan dan varian return saham lebih kecil
dari 10, maka artinya tidak terdapat persoalan multikolinearitas di antara variabel bebas.
4.3.2.3.Uji Heteroskedatisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
Universitas Sumatera Utara
adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat. Hasil grafik scatterplot sebagai berikut:
4.3.2.3.1. Uji Heteroskedatisitas Sebelum Stock Split
Gambar 4.5 Hasil Grafik
Scatterplot Sebelum Stock Split
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Gambar 4.5 menunjukkan adanya pola tertentu seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian
menyempit. Hal ini mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasi ke dalam logaritma natural,
maka dapat dilihat apakah data tersebut sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Berikut ini adalah hasil uji setelah ditransformasikan.
Gambar 4.6 Hasil Grafik
Scatterplot Sebelum Stock Split Setelah Transformasi Data
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Gambar 4.6 menunjukkan tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan
tidak terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2.3.2. Uji Heteroskedatisitas Sesudah Stock Split
Gambar 4.7 Hasil Grafik
Scatterplot Sesudah Stock Split
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Gambar 4.7 menunjukkan adanya pola tertentu seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian
menyempit. Hal ini mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasi ke dalam logaritma natural,
maka dapat dilihat apakah data tersebut sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Berikut ini adalah hasil uji setelah ditransformasikan.
Gambar 4.8 Hasil Grafik
Scatterplot Sesudah Stock split Setelah Transformasi Data
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Gambar 4.8 menunjukkan tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan
tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.3.2.4.Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
Universitas Sumatera Utara
pada periode t-1 sebelumnya. Cara mengetahui adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson. Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
4.3.2.4.1. Uji Autokorelasi Sebelum Stock Split
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi Sebelum
Stock Split Durbin Watson
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson DW adalah sebesar 1,838. Nilai ini berarti berada diantara 1,5 sampai 2,5 yang berarti
dalam penelitian ini tidak ada terdapat autokorelasi.
4.3.2.4.2. Uji Autokorelasi Sesudah Stock Split
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi Sesudah
Stock Split Durbin Watson
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson DW adalah sebesar 1.917. Nilai ini berarti berada diantara 1,5 sampai 2,5 yang berarti
dalam penelitian ini tidak ada terdapat autokorelasi.
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
dimension
1 .442
a
.195 .182
.022054 1.838
a. Predictors: Constant, Varianreturnsebelum, Hargasahamsebelum, Volumeperdagangansebelum
b. Dependent Variable: Bidaskspreadsebelum
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin –
Watson 1
.110
a
.012 -.004
.068247 1.917
a. Predictors: Constant, Varianreturnsesudah, Hargasahamsesudah, Volumeperdagangan b. Dependent Variable: Bidaskspreadsesudah
Universitas Sumatera Utara
4.3.3. Analisis Regresi Linear Berganda