pihak yang memperoleh pelayanan tidak merasa puas. Fakta lain yang terjadi dan umumnya dipraktekkan oleh aparat pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan publik, yaitu adanya
deskriminasi dalam pelayanan. Berdasarkan latar belakang di atas , maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut terkait persoalan tersebut dengan judul “Kualitas Pelayanan Publik Dalam Pembuatan Kartu Keluarga pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Tapanuli Utara ”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan , maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah : “Bagaimana Kualitas Pelayanan Publik Dalam Pembuatan
Kartu Keluarga di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli Utara?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, yakni untuk:
1. Untuk mengetahui bagaimana Kualitas Pelayanan Publik dalam Pembuatan Kartu
Keluarga di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli Utara?” 2.
Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dialami dalam Pelayanan Publik dalam Pembuatan Kartu Keluarga di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Tapanuli Utara?
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat tersebut adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Manfaat secara ilmiah,
Untuk menambah khasanah pengetahuan ilmiah didalam studi administrasi dan pembangunan umumnya dan pembangunan bidang pelayanan publik pada
khususnya dengan Kualitas Pelayanan Publik dalam Pembuatan Kartu Keluarga. 2. Manfaat secara praktis secara praktis hasil penelitian ini diharapkan akan
memberikan manfaat sebagai berikut: a. Dapat dijadikan sebagai kontribusi terhadap pemecahan permasalahan yang terkait
dengan pembuatan Kartu Keluarga. b. Sebagai masukan baru bagi para penulis maupun dalam literatur perpustakaan
yang berkaitan dengan masalah-masalah studi administrasi dan pembangunan. 3. Manfaat secara akademis
Kegunaan akademik dalam penelitian ini adalah sebagai referensi bagi pihak- pihak yang berkompeten dalam pencarian informasi atau sebagai referensi mengenai
Kualitas Pelayanan Publik dalam Pembuatan Kartu Keluarga di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli Utara.
1.5 Kerangka Teori
Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep ,konstruksi. defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena social secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antara konsep Singarimbun,1989 : 37 . Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk
menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih.
Universitas Sumatera Utara
Kerangka Teori adalah bagian dari penelitian , tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok sub variabel atau masalah yang ada
dalam penelitian Arikunto,2000 : 92 . Kerangka teori ini diharapkan memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti.
I.5.2 Konsep Pelayanan Publik I.5.2.1 Definisi Pelayanan Publik
Konsep pelayanan atau service telah didefinisikan oleh banyak pakar. Pelayanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1997 : 505 yaitu perihal atau cara meladeni dan
kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli baranag dan jasa. Sedangkan Soetopo dalam Paimin Napitupulu 2007 : 164 mendefinisikan pelayanan sebagai suatu
usaha untuk membantu menyiapkan mengurus apa yang diperlukan orang lain. Dari pengertian diatas, dapat ditemukan bahwa pelayanan yaitu serangkaian kegiatan
atau proses pemenuhan kebutuhan orang lain secara lebih memuaskan berupa produk jasa dengan sejumlah ciri seperti tidak berwujud, cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada
dimiliki, dan pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut.
Kotler dalam Napitupulu 2007 : 164 menyebutkan sejumalah karakteristik pelayanan sebagai berikut :
1. Intangibility tidak berwujud , tidak dapat dilihat, diraba, dirasa, didengar, dicium
sebelum ada transaksi. Pembeli tidak mengetahui dengan pasti atau dengan baik hasil pelayanan service outcome sebelum pelayanan dikonsumsi.
Universitas Sumatera Utara
2. Inseparability tidak dapat dipisahkan , dijual, lalu diproduksi dan dikonsumsi secara
bersamaan karena tidak dapat dipisahkan. Karena itu, konsumen ikut berpartisipasi menghasilkan layanan jasa. Dengan adanya kehadiran konsumen, pemberi pelayanan berhati-
hati terhadap interaksi yang terjadi antara penyedia dan pembeli. Keduanya mempengaruhi hasil layanan.
3. Variability berubah-ubah dan bervariasi . Jasa beragam, selalu mengalami
perubahan, tidak selalu sama kulaitas nya bergantung kepada siapa yang menyediakannya dan kapan serta dimana disediakan. Keempat,
4. Perishability cepat hilang, tidak tahan lama, jasa tidak dapat disimpan dan
permintaan nya berfluktuasi. Daya tahan suatu layanan jasa bergantung kepada situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor.
Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 2009, Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, danatau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggaraan publik.
Konsep pelayanan public diturunkan dari makna public service yang berarti berbagai aktivitas yang bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa Pamudji
dalam Napitupulu 2007 : 165 . Soetopo dalam Napitupulu 2007 : 165 mengartikan pelayanan umum sebagai :
“segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah dan lingkungan BUMND dalam bentuk barang atau jasa baik
dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan perundang-undangan”
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan public juga diartikan sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan
dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik Inu dalam Sinambela 2006:5.
Ijan Poltak Sinambela 2006:5 mengartikan pelayanan public sebagai pemberian layanan melayani keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada
organisasi itu sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan. Pelayanan public adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat pada penyelenggaraan Negara. Negara
didirikan oleh public atau masyarakat tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakekatnya Negara dalam hal ini birokrasi haruslah dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63 Tahun 2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan public, standar pelayanan sekurang-
kurangnya meliputi antara lain prosedur pelayanan yang diberlakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan, waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat
pengajuan permohonan sampai dengan penyesuaian pelayanan termasuk pengaduan,biaya atau tarif pelayanan termasuk rincian yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan,
produk pelayanan dimana hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan,penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh
penyelenggaraan public,dan kompetensi petugas pemberi pelayanan publik dimana kompetensi petugas pemberi layanan harus ditetapkan dengan tepat sesuai berdasarkan
pengetahuan, keahlian, sikap dan perilaku yang dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan yang dapat memberikan kepuasan pada para pelanggan sekurang- kurangnya mengandung tiga unsur pokok yaitu :
1. Terdapatnya pelayanan yang sama dan merata. Yaitu dalam pelaksanaannya tidak ada
diskriminasi yang diberikan aparat pemerintaah tehadap masyarakat. Pelayanan tidak menganaktirikan dan menganakemaskan keluarga, pangkat, suku, agama dan tanpa
memandang status ekonomi. Hal ini membutuhkan kejujuran dan tenggang rasa para pemberi pelayanan tersebut.
2. Pelayanan yang diberikan harus tepat pada waktunya.Pelayanan oleh aparat
pemerintah dengan mengulur waktu dengan berbagai alasan merupakan tindakan yang dapat mengecewakan masyarakat. Mereka yang membutuhkan secepat mungkin
diselesaikan akan mengeluh kalau tidak segera dilayani. Lagipula jika mereka mengukur waktu tentunya merupakan beban untuk tahap selanjutnya karena
bebarengan dengan semakin banyaknya tugas yang harus diselesaikan. 3.
Pelayanan yang harus merupakan pelayanan yang berkesinambungan. Dalam hal ini aparat pemerintah harus selalu siap untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
yang membutuhkan bantuan pelayanan.
I.5.2.2 Bentuk-Bentuk Pelayanan Publik
Menurut Moenir 2010 : 190 bentuk pelayanan public itu terdiri dari 3 macam yaitu : 1.
Layanan dengan lisan Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas di bidang hubungan
masyarakat humas, di bidang layanan informasi dan di bidang-bidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan. Agar pelayanan
Universitas Sumatera Utara
lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku layanan, yaitu :
a. Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam bidang nya.
b. Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancar, singkat tetapi cukup
jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin memperoleh kejelasan mengenai sesuatu.
c. Bertingkah laku sopan dan santun.
d. Meski dalam keadaan sepi, tidak berbincang dan bercanda dengan sesame pegawai,
karena menimbulkan kesan tidak disiplin dan melalaikan tugas.
2. Layanan melalui tulisan
Layanan melalui tulisan ini merupakan jenis pelayanan dengan memberikan penjelasan melalui tulisan di dalam pengelolaan masalah masyarakat, pelayanan dalam
bentuk ini terdiri dua jenis, yakni : a.
Pelayanan yang berupa petunjuk, informasi dan yang sejenis ditujukan kepada orang- orang yang berkepentingan agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan instansi
atau lembaga. b.
Pelayanan yang berupa reaksi tertulis atau permohonan, laporan, keluhan, pemberianpelayanan, pemberitahuan dan lain sebagainya.
3. Layanan berbentuk Perbuatan
Universitas Sumatera Utara
Dalam kenyataan sehari-hari, jenis layanan ini memang tidak terhindar dari layanan lisan, jadi antara layanan perbuatan dan layanan lisan sering bergabung. Hal ini disebabkan
karena hubungan lisan paling banyak dilakukan dalam hubungan pelayanan secara umum, hanya titik berat terletak pada perbuatan itu sendiri yang ditunggu oleh yang berkepentingan.
Jadi tujuan utama yang berkepentingan adalah mendapatkan pelayanan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan, bukan hanya sekedar penjelasan dan kesanggupan lisan.
Disini faktor kecepatan dalam pelayanan pengerjaan menjadi dambaan setiap orang, disertai dengan kualitas hasil yang memadai.
I.5.2.3 Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik
Didalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No 63 Tahun 2003 disebutkan bahwa penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai
berikut : 1.
Kesederhanaan Prosedur pelayanan public tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah
dilaksanakan. 2.
Kejelasan Kejelasan ini mencakup kejelasan dalam hal :
a. Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan public.
Universitas Sumatera Utara
b. Unit kerja pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan dan penyelesaian keluhan persoalan sengketa dalam pelaksanaan pelayanan public.
c. Rincian biaya pelayanan public dan tata cara pembayaran.
3. Kepastian waktu
Pelaksanaan pelayanan public dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
4. Akurasi
Produk pelayanan public diterima dengan benar, tepat dan sah
5. Keamanan
Proses dan produk pelayanan public memberikan rasa aman dan kepastian hukum. 6.
Tanggungjawab Pemimpin penyelenggara pelayanan public atau pejabat yang ditunjuk bertanggung
jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan persoalan dalam pelaksanaan pelayanan public.
7. Kelengkapan sarana dan prasarana
Tersedianya saranan dan prasarana kerja, peralatan kerja, dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan
informatika. 8.
Kemudahan akses
Universitas Sumatera Utara
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.
9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan
Pemberian pelayanan harus bersikap dispilin, sopan, santun, ramah serta memberi pelayanan yang ikhlas.
10. Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih,rapi, lingkungan yang indah, sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung
pelayanan, seperti parker, toilet, tempat ibadah dan lain-lain.
I.5.2.4 Standar Pelayanan Publik
Setiap penyelenggaraan pelayanan public harus mempunyai standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar
pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan penerima pelayanan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No 63 Tahun 2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan public, standar pelayanan sekurang-
kurang nya meliputi : 1
Prosedur Pelayanan
Universitas Sumatera Utara
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima layanan termasuk pengaduan
2 Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian termasuk pengaduan.
3 Biaya Pelayanan
Biaya atau tariff pelayanan termasuk rincian nya yang ditetapkan dalam pemberian layanan.
4 Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 5
Sarana dan Prasarana Penyedia sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara
pelayanan public. 6
Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan Publik Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat sesuai
berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan prilaku yang dibutuhkan.
I.5.2.5 Konsep Kualitas Pelayanan
Seiring dengan kewajiban rakyat membayar pajak atau retribusi dalam pelayanan jasa public yang diterimanya, rakyat pun berhak menuntut pencapaian kepuasan maksimal dalam
Universitas Sumatera Utara
proses pelayanan dimaksud. Prinsip-prinsip konsumerisme dijadikan nilai dasar hubungan antara pemerintah sebagai penyedia layanan dengan rakyat sebagai penuntut dan consumer
Ndraha dalam Napitupulu 2007 : 169. Hubungan yang demikian, mengharuskan adanya kualitas pelayanan yang memadai baik dalam proses maupun kualitas produknya. Konsep ini
dikenal dengan Service Quality atau Servqual. Pengertian kualitas menurut Tjiptono 1997 : 2 merupakan suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Rahayu dalam Napitupulu 2007 : 169 berpendapat bahwa :
“ Penilaian kualitas pelayanan atau servqual harus ditinjau dari dua dimensi yakni dimensi customer, atau masyarakat konsumen, rakyat penerima layanan, dan juga
dari dimensi provider, atau proviser atau pemberi pelayanan yang dalam hal pelayanan public menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah. Khusus dari
dimensi provider, ditekankan pada kemampuan kualitas pelayanan yang disajikan oleh orang-orang yang melayani dari tingkat manajerial hingga ke tingkat front
line service”
Pelayanan yang berkualitas atau pelayanan prima yang berorientasi pada pelanggan sangat tergantung pada kepuasan pelanggan . Lukman 2000 : 8 menyebut salah satu ukuran
keberhasilan menyajikan pelayanan yang berkualitas sangat bergantung pada tingkat kepuasan pelanggan yang dilayani. Pendapat tersebut artinya menuju kepada pelayanan
eksternal, dari perspektif pelanggan, lebih utama atau lebih didahulukan apabila ingin mencapai kinerja pelayanan yang berkualitas.
Kualitas pelayanan berhasil dibangun apabila yang diberikan kepada masyarakat atau pelanggan mendapatkan pengakuan dari pihak-pihak yang dilayani. Pengakuan ini bukan dari
aparatur tetapi dari masyarakatpelanggan. Dengan adanya tat cara pelayanan yan jelas dan terbuka, maka masyarakat dalam pengurusan kepentingan dapat dengan mudah mengetahui
Universitas Sumatera Utara
prosedur ataupun tata cara pelayanan yang harus dilalui. Sehingga pelayanan itu sendiri akan dapat memuaskan masyarakat.
Pemerintah Indonesia dalam penyelenggaraan pelayanan terhadap publik umumnya telah mempunyai unsur-unsur birokrasi pelayanan yang dilakukan oleh para birokrat dengan
melalui ketetapan Menpan nomor : 81 tahun 1993, di dalam ketetapan tersebut ada 8 delapan unsur kualitas pelayanan, yaitu :
1. Kesederhanaan, yang meliputi prosedurtata cara pelayanan antara lain : mudah, tidak
berbelit-belit, mudah dilaksanakan 2.
Kejelasan kepastian terhadap : prosedur, persyaratan, unit kerja, tariff, biaya, pejabat yang menerima keluhan akan pelayanan yang diberikan dalam organisasi.
3. Keamanan yang menyangkut kepastian hukum terhadap apa yang dilayangkan oleh
organisasi. 4.
Keterbukaan, yang menyangkut kesederhanaan dan kejelasan pelayanan yang diinformasikan kepada masyarakat.
5. Efisiensi, yang artinya pelayanan yang diberikan oleh suatu organisasi hendaknya ada
pembatasan terhadap persyaratan pada hal-hal yang dianggap penting saja. 6.
Ekonomis, yang artinya pembiayaan yang dibebankan kepada masyarakat yang dilayani itu sesuai dengan kewajaran, kemampuan masyarakat umum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Disamping itu juga ekonomi dalam penyelenggaraan pelayanan itu sendiri total cost.
Universitas Sumatera Utara
7. Keadilan menyangkut jangkauan pelayanan yang diberikan oleh suatu organisasi
diharapkan dapat seluas mungkin dan merata. Artinya tidak ada wilayah yang dibedakan pelayanannya dilihat dari keadilan praktikal dan horizontal.
8. Ketetapan waktu yang artinya bahwa pelaksanaan yang telah dijanjikan sesuai dengan
standar yang diberikan, sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Ukuran kepuasan masyarakat sebagai consumer produk pelayanan jasa public
menurut Lovelock dalam Napitupulu 2007 : 170 dilukiskan dalam the flower of service . Dalam konsep ini, Lovelock melukiskan delapan titik rawan pelayanan dengan delapan
kelopak bunga yang disebut dengan the eight petals on the flower of service . Rahayu dalam Napitupulu 2007 : 170 menjelaskan kedelapan suplemen pelayanan jasa public dimaksud
sebagai berikut : a.
Information . Pelayanan berkualitas dimulai dari informasi produk jasa yang dibutuhkan pelanggan. Penyediaan saluran informasi yang cepat dan tepat langsung
memberikan kemudahan pelanggan memenuhi kebutuhannya. b.
Consultation. Setelah informasi diperoleh, dilakukan konsultasi teknis, harga, prosedur dan kebijakan dengan aparat pelayan. Untuk itu, harus dipersiapkan waktu,
materi konsultasi, personil dan sarana lainnya secara cepat dan lengkap. c.
Ordertaking . Artinya, setelah pelanggan mendapatkan kepastian pemenuhan kebutuhannya, pelayanan aplikasi dan administrasinya tidak berbelit-belit, harus
fleksibel, biaya murah, syarat ringan dan kemudahan pelayanan lainnya. d.
Hospitality . Diartikan sebagai sikap dan perilaku pelayanan yang sopan, ramah, ruangan yang sehat dan indah, misalnya dengan penyediaan toilet yang bersih dan
sehat.
Universitas Sumatera Utara
e. Caretaking, berarti kemampuan penyesuaian pelayan terhadap perbedaan background
rakyat. Misalnya, rakyat bermobil disediakan tempat parker, yang tidak bisa menulis atau membaca disediakan cara aplikasi lainnya.
f. Exceptions, dimaksudkan sebagai kemampuan pelayan untuk bertanggung jawab
terhadap klaim rakyat atas produk yang tidak berkualitas dan merugikan, atas kebijakan yang menguntungkan kelompok tertentu dan merugikan kelompok lain nya.
g. Billing, diartikan sebagai administrasi pembayaran pelayanan jasa-publik yang
memudahkan rakyat baik formulir, mekanisme pembayaran maupun keakuratan perhitungan.
h. Payment, dimaksudkan sebagai fasilitas pembayaran berdasarkan keinginan rakyat
pelanggan baik berupa self service payment , transfer bank, credit card, debet langsung maupun tagihan langsung saat transaksi. Kesemuanya itu harus
memudahkan dan sesuai kemampuan daya bayar rakyat. Gaspersz dalam Napitupulu 2007 : 173 memberikan 10 indikator pengukur servqual
dalam bidang jasa yakni ketepatan waktu pelayanan, akurasi pelayanan, kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan, tanggung jawab, kelengkapan, kemudahan
mendapatkan pelayanan, variasi model pelayanan, pelayanan pribadi, kenyamanan dalam memperoleh pelayanan serta atribut pendukung pelayanan lainnya.
Kennedy and Young dalam Napitupulu 2007 : 174 mengemukakan bahwa manakala dihadapkan dengan suatau pelayanan jasa public, setiap orang akan mengharapkan bahwa
service provider melayani dengan cepat, berada di tempat kerja sewaktu dibutuhkan dan perilakunya menyenangkan. Pada dasarnya, kesemuanya ini menunjukkan adanya beberapa
dimensi penting dalam pelayanan jasa public mengenai ketanggapan responsiveness,
Universitas Sumatera Utara
keberadaan availability dan professionalism,tepat waktu timeliness dan menyenangkan convenience.
Prinsip kepuasan masyarakat dalam proses pelayanan jasa public oleh service provider sangat penting karena hanya dengan memenuhi kebutuhan pelanggan secara
memuaskan, keberadaan service provider tersebut diakui dan mendapatkan legitimasi serta kepercayaan dari masyarakat nya.
Pelayanan jasa public merupakan jasa yang karena sifatnya menyangkut hajat hidup orang banyak, jasanya di harapkan lebih baik, lebih murah dan mudah diperoleh pada saat
masyarakat membutuhkannya. Proses mendapatkan nya harus dijamin tercapainya kepuasan baik terhadap produk layanan maupun terhadap proses layanan itu sendiri.
1.5.3 Kartu Keluarga 1.5.3.1 Defenisi Kartu Keluarga
Kartu Keluarga adalah Kartu Identitas Keluarga yang memuat tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga serta identitas anggota keluarga. Penduduk warga Negara
Indonesia dan orang asing yang memiliki izin tinggal tetap wajib melaporkan susunan keluarganya kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui kepaladesalurah dan
camat dimana domisilinya .Pelaporan tersebut sebagai dasar untuk penerbitan Kartu Keluarga pasal Staatsblad Tahun 1920 Nomor 751 jo Staatsblad 1927 nomor 564 tentang Pancatatan
Sipil Bagi Orang Indonesia. Berdasarkan Undang-undang Administrasi Kependudukan No 23 Tahun 2006, pada Pasal 13 ayat 1 sampai 4 menyebutkan bahwa Setiap Penduduk wajib
memiliki NIK sebagaimana dimaksud pada yang berlaku seumur hidup dan selamanya, yang
Universitas Sumatera Utara
diberikan oleh Pemerintah dan diterbitkan oleh Instansi Pelaksana kepada setiap Penduduk setelah dilakukan pencatatan biodata dan dicantumkan dalam setiap Dokumen Kependudukan
dan dijadikan dasar penerbitan paspor, surat izin mengemudi, nomor pokok wajib pajak, polis asuransi, sertifikat hak atas tanah, dan penerbitan dokumen identitas lainnya.Ketentuan lebih
lanjut mengenai persyaratan, tata Cara dan ruang lingkup penerbitan dokumen identitas lainnya, serta pencantuman NIK diatur dengan Peraturan Pemerintah
.
Gambar 1 . Kartu Keluarga
1.5.3.2 Dasar Penerbitan Kartu Keluarga A. Umum
Beberapa hal yang perlu dipahami mengenai Kartu Kelurga KK adalah sebagai berikut :
1. Setiap penduduk dicatat hanya pada satu 1 Kartu Kelurga.
2. Nomor KK diterbitkan secara otomatis melalui proses komputerisasi
SIAK,merupakan milik dari Kepala Keluarga dan merupakan bukti bahwa data kelurga telah dihimpun di Bank Data Kependudukan Nasional.
Universitas Sumatera Utara
3. Kartu Kelurga KK diterbitkan oleh pemerintah kabupatenkota, ditandatangani oleh
pejabat yangditunjuk kewenangan oleh BupatiWalikota dan oleh Gubernur untuk Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Nomor Kartu Kelurga KK terdiri dari 16 digit dan penetapan Nomor Kartu Kelurga KK dilakukan dengan menggunakan kombinasi variable kode wilayah ,tanggal
pencatatan dan nomor seri keluarga.Komposisi Nomor Kartu Kelurga KK diatur sebagai berikut :
1. 6 enam digit pertama merupakan kode wilayah penerbitan nomor Kartu
Kelurga KK : •
Kode wilayah provinsi sejumlah 2 dua digit,yaitu digit ke-1 dan ke-2 adalah nomor urut provinsi.
• Kode wilayah kabupaten atau kota sejumlah 2 dua digit ,yaitu digit ke-3
dan ke-4,dua digir tersebut merupakan nomor urut kabupaten kota dalam suatu provinsi,dengan rincian :
o Kode wilayah kabupaten dimulai dari 01 sampai 69
o Kode wilayah kota dimulai dari 71 samapi 99.
2. 6 enam digit kedua merupakan tanggal perekaman pemohon tanggal pencatatabn nomor Kartu Kelurga KK
• Tangggal pemasukan data sejumlah 2 digit yaitu digit ke-7 dan ke-8
• Bulan pemasukan data sejumlah 2 digit yaitu digit ke-9 dan ke-10
• Tahun pemasukan data sejumlah dua digit yaitu digi ke-12 dan ke-13
3. 4 empat digit terakhir meruapakan nomor urut penerbitan Kartu Kelurga KK
yang diprosoes otomastis dengan komputer.
Universitas Sumatera Utara
Nomor Kartu Kelurga KK diberikan oleh pemerintah setelah biodata Kepala Keluarga direkam dalam Bank Data Kependudukan Nasional menggunakasn Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan.
B. Tatacara Penerbitan Kartu Keluarga 1. Tatacara Permohonan KK Baru
Penerbitan Kartu Keluarga bagi Warga Negara Indonesia WNI dilaksanakan di desakelurahan, kecamatan atau unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk
dan pencatatan sipil di kabupatenkota sesua dengan kewenanagan yang didelegasikan kepada pejabat yang bersangkutan . Sedang bagi orang asing tinggal tetap pelayanan
KK dilakukan oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan
sipil kabupatenkota.
Pelayanan permohonan KK baru dilakukan sebagai berikut : a. melakukan verifikasi dan vasilidasi atas persyaratan , berupa :
• KK dan KTP lama
• Penduduk menunjukkanfoto copy dan buku nikah bagi yang sudah menikah.
• Penduduk menunjukkan foto copy kutipan akta lahi bagi keluarga yang sudah
mempunyai anak. •
Penduudk mengisi data keluarga dan biodata setiap anggota keluarga. •
Khusus bagi penduduk WNI yang baru pindah dan datang dari luar negeri membawa Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri.
b. mencatat dalam BHPPK c. menerbitkan KK sesuai system dan menyerahkan kepada penduduk.
2. Permohonan KK Baru bagi penduduk yang sudah punya NIK
Universitas Sumatera Utara
Jenis permohonan ini dimaksudakan bagi penduduk yang sudah terekam datanya pada bank data kependudukan nasional,namun mengajukan permohonan KK
Baru karena, 1 membentuk rumah tangga baru ; 2 pindah tempat tinggal; 3 KK hilang atau rusak , atau 4 adanya peristiwa pentingkependudukan lainnya.Penerbitan
KK bagi WNI dilaksanakan di desakelurahan,kecamatan sesuai dengan kewenangan yang didelegasikan kepada pejabat yang bersangkutan.Sedang bagi orang asing tinggal
tetap KK dialkukan di unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk di kabupatenkota.
Pelayanan pemohon KK baru dilakukan petugas sebagai berikut : a. melakukan verifikasi dan vsilidasi atas persyaratan, berupa :
1. bagi penduduk yang membentuk rumah tangga baru,menunjukkan : •
Foto copy KK lama dan sudah ada NIK; •
Foto copy Buku nikahAkta Kawin; •
Foto copy KTP calon Kepala Keluarga yang ada sudah NIK
2. bagi penduduk yang pindah tempat tinggal , menunjukkan : •
Foto copy KK lama yang sudah ada NIK •
Surat Keterangan Pindah Datang
3. bagi penduduk yang hilang KK atau rusak,menujukkan : •
Dokumen penduduk dari salah satu anggota keluarga yang ada NIK; •
KK yang rusak; •
Surat Keterangan hilang dari Kepolisian atau LurahKepala desa •
Dokumen Keimgirasian bagi Orang Asing. 4. bagi penduduk yang menambah anggota keluarga,menujukkan :
Universitas Sumatera Utara
• KK lama
• KK yang akan ditumpangi
• Surat Keterangan Pindah Datang bagi penduduk yang pindah dalam
wilayah NKRI danatau; •
Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri bagi warga Negara Indonesia yang datang dari luar negeri karena pindah.
5. bagi penduduk yang mengurangi anggota keluarga,menunjukkan : •
KK lama •
Surat Keterangan atau kematian ; atau •
Surat Keterangan Pindah Datang bagi penduduk yang pindah dalam wilayah NKRI
1.6 Defenisi Konse p
Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secar abstrak kejadian, keadaan kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.
Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti Singarimbun 1995 : 37.
Agar memperoleh pembahasan yang jelas dari setiap konsep yang diteliti, maka penulis mengemukakan defenisi konsep sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Pelayanan publik, merupakan pemberian layanan berupa fasilitas-fasilitas yang
dibutuhkan masyarakat, dimana pelayanan tersebut diselenggarakan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
2. Kualitas pelayanan, adalah hasil terbaik dari suatu pelayanan publik yang diberikan
kepada masyarakat. Selain itu kualitas juga dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk
mengimbangi harapan pelanggan, Fitzsimmons dalam Sedarmayanti 2004 mengemukakan bahwa kualitas pelayanan merupakan sesuatu yang kompleks,
sehingga untuk menentukan sejauhmana kualitas dari pelayanan tersebut, dapat dilihat dari lima dimensi, yaitu yang dilihat dari aspek Tangible bukti fisik, Reliability
kehandalan, Responsive daya tanggap, Assurance jaminan, Emphaty kemampuan dalam memahami.
a. Tangible bukti fisik, yaitu penampilan fisik, peralatan, personal dan media
komunikasi b.
Reability kehandalan, berkaitan dengan kemampuan instansi untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dalam
menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati. c.
Responsive daya tanggap, berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para pegawai untuk membantu para pengguna jasa dan merespon permintaan mereka,
serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.
d. Assurance jaminan, yakni perilaku para pegawai yang mampu menimbulkan
kepercayaan pengguna jasa terhadap instansi dan instansi bisa menciptakan rasa aman bagi pelanggannya. Jaminan juga berarti pegawai selalu bersikap sopan dan
menguasai setiap pertanyaan atau masalah pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
e. Emphaty kemampuan dalam memahami, berarti kemudahan memahami masalah
para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman
I.7 Sistematika Penulisan BAB I