Kegunaan Analisis Faktor Model Analisis Faktor

sedikit dari jumlah variabel awal sehingga memudahkan analisis statistik selanjutnya Wibowo, 2006. Menurut Supranto 2004 Analisis faktor dipergunakan di dalam situasi sebagai berikut : 1. Mengenali atau mengidentifikasi dimensi yang mendasari Underlying dimensions atau faktor, yang menjelaskan korelasi antara suatu set variabel. 2. Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel baru yang tidak berkorelasi independent yang lebih sedikit jumlahnya untuk menggantikan suatu set variabel asli yang saling berkorelasi di dalam analisis multivariat selanjutnya. 3. Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel yang penting dari suatu set variabel yang lebih banyak jumlahnya untuk dipergunakan di dalam analisis multivariat selanjutnya.

2.5.2 Kegunaan Analisis Faktor

1. Mengekstraks variabel laten dari indikator, atau mereduksi observable variable menjadi variabel baru yang jumlahnya lebih sedikit. 2. Mempermudah interpretasi hasil analisis, sehingga didapatkan informasi yang realistik dan sangat berguna. 3. Pemetaan dan pengelompokkan obyek berdasarkan karakteristik faktor tertentu. 4. Pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. 5. Mendapatkan data variabel konstruks = skor faktor sebagai data input analisis lebih lanjut analisis diskriminan, analisis regresi, cluster analisis, MANOVA, Analisis Path, Model Struktural, MDS, dan lain-lain Universitas Sumatera Utara Maghni, 2008

2.5.3 Model Analisis Faktor

Secara matematis, analisis faktor agak mirip dengan regresi liner berganda, yaitu bahwa setiap variabel dinyatakan sebagai suatu kombinasi linear dari faktor yang mendasari Underlying dimensions. Jumlah varian yang disumbangkan oleh suatu variabel dengan variabel lainnya yang tercakup dalam analisis disebut communality. Kovariasi antara variabel yang diuraikan, dinyatakan dalam suatu common factors yang sedikit jumlahnya ditambah dengan faktor yang unik untuk setiap variabel Wibowo, 2006. Faktor yang unik tidak berkorelasi dengan sesama faktor yang unik dan juga tidak berkorelasi dengan common factor. Common factor sendiri bisa dinyatakan sebagai kombinasi linear dari variabel-variabel yang terlihatterobservasi the observed variables hasil penelitian lapangan. Model analisis faktor terbagi dua yaitu : 1. Analisis Faktor Eksploratori Exploratory Factor Analysis. Model eksploratori meliputi regresi linear berganda multiple regreession analysis dan principal component analysis PCA. Di dalam analisis regresi, umumnya kita mempunyai satu variabel tak bebas dependent variable Y yang diregresikan dengan satu atau lebih variabel bebas. Kita tidak secara khusus menyebutkan, sebelumnya menganalisis, variabel mana diantara variabel bebas tersebut yang pengaruhnya signifikan. Pokoknya masukkan variabel bebas sebanyak mungkin di dalam persamaan regresi, kemudian berdasarkan data Universitas Sumatera Utara empiris data dari lapangan dilakukan pengujian hipotesis untuk menentukan variabel mana yang pengaruhnya signifikan untuk dipertahankan, dab dimana yang tidak signifikan untuk dikeluarkan dari persamaan. Secara a priori bahwa di dalam analisis faktor eksploratori tidak ada hipotesis yang berkenaan dengan komposisi atau struktur. Di dalam analisis eksploratori perhatian peneliti terfokus pada signifikansi statistik atau konstribusi variabel bebas terhadap variasi naik turunnya variabel tak bebas. Adapun langkah-langkahurutan dalam analisis faktor eksploratori yaitu : a. Memilih variabel b. Mengekstraksi faktor c. Mempertahankan faktor yang penting d. Merotasi faktor e. Mengartikan memberi arti hasil penemuan artinya faktor-faktor tersebut mewakili variabel mana saja. 2. Analisis Faktor Konfirmatori Confirmatory Factor Analysis. Model konfirmatori seperti analisis jalur, dan turunannya sangat ruwet sophisticated, pertama-tama peneliti membuat struktur model yang dihipotesiskan the hypothesized model structure dan korelasi di dalam data asliawal original data. Secara eksplisit, analisis konfirmatori memerlukan formulasi atau perumusan hipotesis yang berkenaan dengan struktur yang mendasari underlying structure. Struktur yang diusulkan proposed, kemudian ditolak atau diterima berdasarkan pada the goodness-of-fit statistics : seberapa jauh data konsisten dengan struktur faktor yang dihipotesiskan. Analisis faktor Universitas Sumatera Utara konfirmatori menggunakan pendekatan holistik holistic approach. Ketika mengevaluasi ketepatan model konfirmatori suitability of confirmatory model, peneliti umumnya berkenaan dengan seberapa bagus model yang dihipotesiskan cocok tepat dengan hubungan yang ada didalam data asalasli. Apakah model yang dibuat bisa mencerminkan keadaan yang sebenarnya to reflect the reality. Adapun langkah-langkahurutan dalam analisis faktor konfirmatori yaitu : a. Memilih variabel b. Hubungkankaitkan variabel dengan kontrak contruct c. Uji ketepatan struktur faktor yang dihipotesiskan dengan data d. Terima atau tolak struktur faktor yang dihipotesiskan dengan menggunakan kriteria tertentu. Statistik yang relevan dengan analisis faktor adalah Bartlett’s Test of Sphericity yaitu suatu uji statistik yang dipergunakan untuk menguji hipotesis bahwa variabel tidak saling berkorelasi uncorrelated dalam populasi. Supranto, 2004.

2.5.4 Melakukan Analisis Faktor

Dokumen yang terkait

Analisis faktor yang memengaruhi rendahnya pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uteri Device) oleh ibu pasangan usia subur di Desa Sabungan Kecamatan Sungai kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2014

16 123 126

Analisis Faktor yang Memengaruhi Suami dalam Memilih Kontrasepsi Vasektomi di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012

2 46 119

Pengaruh Budaya Akseptor Kb Terhadap Penggunaan Kontrasepsi Iud Di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

10 67 153

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Intensitas Penggunaan Lahan Basah Di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus : Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

0 35 110

Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perkonomian Wilayah Kabupaten Deli Serdang dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB

4 70 129

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akseptor KB tidak Memilih Implant Sebagai Alat Kontrasepsi

3 40 63

Determinan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada Akseptor KB Di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2014

4 39 171

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DAN NON IUD PADA AKSEPTOR KB Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD Dan Non IUD Pada Akseptor KB.

0 3 12

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DAN NON IUD PADA AKSEPTOR KB Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD Dan Non IUD Pada Akseptor KB.

0 2 13

Pengaruh Budaya Akseptor KB terhadap Penggunaan Kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai labu Kabupaten Deli Serdang

0 1 9