Uji Kelayakan I Uji Kelayakan II

4. Uji kelayakan IV, ternyata tidak ada lagi variabel yang memiliki nilai KMO di bawah 0,5. Maka ke-7 variabel yang tersisa dapat dilakukan proses analisis faktor lebih lanjut yaitu factoring, ekstraksi dan rotasi.

4.2.1 Uji Kelayakan I

Pada uji kelayakan I terlihat nilai indeks KMO measure of sampling adequacy sebesar 0,462. Angka tersebut masih di bawah 0.5, sehingga harus dilakukan uji kelayakan selanjutnya supaya kumpulan variabel yang ada bisa dianalisis lebih lanjut. Selain itu angka signifikansi pada Barlett’s Test adalah 0,000 jauh di bawah 0,05, menunjukkan bahwa kumpulan variabel memang signifikan untuk diproses. Setelah pemeriksaan terhadap nilai indeks KMO dan Barlett’s Test, maka dilakukan juga pemeriksaan terhadap nilai anti image matrice suatu uji yang dilakukan dengan mempertimbangkan nilai MSA yang ditunjukkan oleh nilai diagonal dari kiri atas ke kanan bawah. Bila nilai MSA Measure of Sampling Adequacy 0,5 maka variabel tersebut dikeluarkan dari sitem analisis Tabel 4.6 Nilai Anti Image Matrices I Variabel Umur Pengetah uan Jumlah Anak Keama nan IUD Keterse diaan IUD Tempat pelaya nan KB Petuga s Keseha tan Media inform asi Biaya pemasa ngan Dukun gan suami Umur 0,256 Pengetahuan 0,576 Jumlah Anak 0,420 Keamanan IUD 0,567 Ketersediaan IUD 0,497 Tempat pelayanan KB 0,452 Petugas kesehatan 0,433 Media informasi 0,658 Biaya pemasangan 0.376 Dukungan suami 0,454 Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 4.6 menyatakan sejumlah angka yang berbentuk diagonal dari kiri atas ke kanan bawah yang menandakan besaran nilai MSA sebuah variabel. Ada 7 tujuh variabel yang mempunyai MSA di bawah 0,5 maka variabel yang memiliki nilai MSA terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variabel. Variabel yang mempunyai nilai MSA terkecil adalah umur 0,256, maka variabel umur dikeluarkan sehingga variabel berkurang menjadi 9 variabel.

4.2.2 Uji Kelayakan II

Pada uji kelayakan II terlihat nilai indeks KMO measure of sampling adequacy sebesar 0,539. Maka variabel dianggap dapat dianalisis lebih lanjut karena memiliki nilai KMO di atas 0,5. Selain itu angka signifikansi pada Barlett’s Test adalah 0,000 jauh di bawah 0,05, menunjukkan bahwa kumpulan variabel memang signifikan untuk diproses. Setelah pemeriksaan terhadap nilai indeks KMO dan Barlett’s Test, maka dilakukan juga pemeriksaan terhadap nilai anti image matrice suatu uji yang dilakukan dengan mempertimbangkan nilai MSA yang ditunjukkan oleh nilai diagonal dari kiri atas ke kanan bawah. Bila nilai MSA Measure of Sampling Adequacy 0,5 maka variabel tersebut dikeluarkan dari sistem analisis. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Nilai Anti Image Matrices II Variabel Pengetah uan Jumlah Anak Keama nan IUD Keterse diaan IUD Tempat pelaya nan KB Petuga s Keseha tan Media informasi Biaya pemasan gan Dukunga n suami Pengetahuan 0,540 Jumlah Anak 0,493 Keamanan IUD 0,561 Ketersediaan IUD 0,697 Tempat pelayanan KB 0,494 Petugas kesehatan 0,739 Media informasi 0,612 Biaya pemasangan 0.585 Dukungan suami 0,498 Pada Tabel 4.7 menyatakan sejumlah angka yang berbentuk diagonal dari kiri atas ke kanan bawah yang menandakan besaran MSA sebuah variabel. Ada 3 tiga variabel yang mempunyai MSA di bawah 0,5, maka variabel yang memiliki nilai MSA terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variabel. Variabel yang mempunyai nilai MSA terkecil adalah jumlah anak 0,493, maka variabel jumlah anak dikeluarkan sehingga variabel berkurang menjadi 8 variabel.

4.2.3 Uji Kelayakan III

Dokumen yang terkait

Analisis faktor yang memengaruhi rendahnya pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uteri Device) oleh ibu pasangan usia subur di Desa Sabungan Kecamatan Sungai kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2014

16 123 126

Analisis Faktor yang Memengaruhi Suami dalam Memilih Kontrasepsi Vasektomi di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012

2 46 119

Pengaruh Budaya Akseptor Kb Terhadap Penggunaan Kontrasepsi Iud Di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

10 67 153

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Intensitas Penggunaan Lahan Basah Di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus : Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

0 35 110

Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perkonomian Wilayah Kabupaten Deli Serdang dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB

4 70 129

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akseptor KB tidak Memilih Implant Sebagai Alat Kontrasepsi

3 40 63

Determinan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada Akseptor KB Di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2014

4 39 171

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DAN NON IUD PADA AKSEPTOR KB Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD Dan Non IUD Pada Akseptor KB.

0 3 12

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DAN NON IUD PADA AKSEPTOR KB Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD Dan Non IUD Pada Akseptor KB.

0 2 13

Pengaruh Budaya Akseptor KB terhadap Penggunaan Kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai labu Kabupaten Deli Serdang

0 1 9