keadaan memaksa sudah berakhir maka kewajiban berprestasi hidup kembali. Bila prestasi tersebut sudah tidak mempunyai arti lagi untuk kreditur maka perikatan
menjadi gugur, dan pihak yang satu tidak dapat menuntut pada pihak lain. Istilah batal dan gugur di atas mempunyai arti yang berbeda.
Istilah batal menunjuk kepada tidak dipenuhinya salah satu sifat prestasi yaitu harus mungkin dilaksanakan. Jika prestasi tidak mungkin dilaksanakan, maka
perikatan itu tidak akan mencapai tujuan, jadi batal demi hukum. Sedangkan istilah gugur, prestasi memungkinkan untuk mencapai tujuan perikatan, tetapi berhubung
keadaan memaksa, tujuan perikatan menjadi tidak tercapai karena terhalang oleh keadaan memaksa, yang mengakibatkan prestasi menjadi tidak berarti. Pada perikatan
yang gugur pihak yang satu tidak dapat menuntut kepada pihak yang lainnya.
81
E. Pengertian Benda di Dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
Hukum benda adalah hukum yang mengatur hubungan subjek hukum dengan benda, yang menimbulkan hak kebendaan. Hukum benda merupakan bagian
dari hukum harta kekayaan. Diatur dalam Buku II KUHPerdata, pasal 499 sampai dengan pasal 1232, meliputi Pengertian Benda dan macam-macam benda serta
pengertian hak kebendaan dan macam-macam hak kebendaan.
81
Ibid. hal. 33.
Universitas Sumatera Utara
1. Pengertian Benda
Pengertian benda zaak secara yuridis adalah segala sesuatu yang dapat dihaki atau yang dapat menjadi objek hak milik pasal 499 BW. Menurut terminologi
benda di atas ini benda berarti objek sebagai lawan dari subyek dalam hukum yaitu orang dan badan hukum. Oleh karena yang diamaksud dengan benda menurut
undang-undang hanyalah segala sesuatu yang dapat dihaki atau yang dapat dimiliki orang, maka segala seuatu yang tidak dapat dimiliki orang bukanlah termasuk
pengertian benda menurut BW buku II, seperti bulan, bintang, laut, udara, dan lain – lain sebagainya.
82
Meurut ilmu hukum, benda memiliki tanda tanda pokok. Tanda-tanda pokok benda ini adalah sebagai berikut:
83
a. Hak kebendaan adalah absolut. Artinya hak ini dapat dipertahankan terhadap
setiap orang. Pemegang hak berhak menuntut setiap orang yang mengganggu haknya.
b. Hak kebendaan jangka waktunya tidak terabatas.
c. Hak kebendaan mempunya droit de suit artinya hak itu mengikuti bendanya di
dalam tangan siapa pun benda itu berada. Jika ada beberapa hak kebendaan diletakkan diatas suatu benda, maka kekuatan hak itu ditentukan oleh urutan
waktunya.
Riduan Syahrani, Seluk –Beluk dan Asas –asa Hukum perdata, Bandung: Alumni, 1992, hal 116.
Mariam Darus Badrul Zaman, Mencari Sistem Hukum Benda nasional, Bandung: Alumni, 1983, hal 30.
Universitas Sumatera Utara
d. Hak kebandaan mamberikan wewenang yang luas kepada pemiliknya hak itu
dapat dialihkan, diletakkan sebagai jaminan, disewakan atau dipergunakan sendiri.
Dapat dikatakan hak kebendaan itu mempunyai sifat yang mutlak karena yang berhak atas benda yang menjadi objek hukum, mempunyai kekuasaan tertentu untuk
mempertahankan hak tersebut terhadap siapapun juga. 2.
Macam-macam Benda Benda dapat dibedakan atas:
a. Benda berwujud dan tidak berwujud pasal 503 KUHPerdata
b. Benda bergerak dan tidak bergerak pasal 504 KUHPerdata
c. Benda dapat dipakai habis dan tidak dapat dipakai habis pasal 505
KUHPerdata d.
Benda yang sudah ada dan yang akan ada pasal 1334 KUHPerdata e.
Benda dalam perdagangan dan di luar perdagangan pasal 537, pasal 1444 dan pasal 1445 KUHPerdata
f. Benda yang dapat dibagi dan benda yang tidak dapat dibagi pasal 1296
KUHPerdata g.
Benda terdaftar dan tidak terdaftar Undang-undang hak tanggungan, Undang-undang jaminan fidusia
Universitas Sumatera Utara
h. Benda atas nama dan tidak atas nama Pasal 613 KUHPerdata jis Undang-
undang Pokok Agraria dan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.
Di atas ini merupakan berbagai macam jenis benda. Pada skripsi ini difokuskan pada esensi pada benda tidak begerak yang mana berguna sebagai
jaminan apabila terjadi wanprstai dalam hutang piutang.
Benda Tidak Bergerak
ketentuan mengenai jenis dan macam –macam benda tidak bergerak menurut kitab undang – undang hukum perdata dapat diteuakn mulai dari perumusan Pasal
506 Kitab Undang – undang Hukum Peradata hingga pasal 508 Kitab Undang – undang Hukum Perdata berbunyi sebagai berikut:
pasal 506 Kebendaan Tidak bergerak ialah:
1. Perkarangan – pekanrangan dan apa yang didirikan di atasnya
2. Penggilingan, kecuali yang dibicarakan dalam pasal 510;
3. Pohon dan tanaman ladang yang dengan akarnya menancap dalam tanah;
buah pohon yang belum dipetik, demikian pula barang – barang tambang seperti batu bara, sampah bara dan sebagainya, selama benda-benda itu
belum terpisah dan digali oleh tanah; 4.
Kayu terbang dari hutan tebangan dan kayu dari pohon-pohon yang terbang tinggi, selama kayu tersebut belum ditebang;
Universitas Sumatera Utara
5. Pipa-pipa dan got-got yang diperutukkan guna menyalurkan air dari
rumah atau perkarangan; dan pada umumnya segala sesuatu yang tertancap dalam pekarangan atau terpaku dalam bangunan rumah.
Pasal 507 Karena peruntukannya, termasuk dalam paham kebendaan tidak
bergerak: 1.
Dalam perusahaan pabrik; barang-barang hasil pabrik itu sendiri, penggilingan-penggilingan, penggemblengan besi, dan barang-barang
tidak bergerak yang sejenis itu, apitan besi, kwali-kwali pengukusan, tempat api, jambangan-jambangan, tong-tong dan pekakas-pekakas
sebagainya yang termasuk dalam asas pabrik, pun sekiranya barang- barang itu tidak tertancap paku;
2. Dalam perumahan: cermin, lukisan dan perhiasan lainnya, sekedar
barang – barang itu diletakkan pada papan atau pasanagn batu yang merupakan bagian dinding, pagar atau pelasteran ruangan, pun sekiranya
barang-barang itu tidak tertancap atau terpaku; 3.
Dalam kepemilikan tanh: lungkang atau timbuna pupuk yang dipergunakan untuk merabuk tanah; kawanan burung merpati ; sarang
burung yang dapat dimakan selama belum dipetik; ikan yang ada didalam kolam;
4. Bahan pembangunan gedung berasal dari perombakan gedung; jika
diperuntukkan guna mendirikan kembali gedung itu; dan pada umumnya
Universitas Sumatera Utara
benda-benda yang oleh pemilik telah dihubungkan degan kebendaan tidak bergerak untuk guna dipakai selamanya.
Pemilik dianggap telah berhubungan benda-benda yang demikian kepada kebendaan tidak bergeraknya, bilamana benda-benda
itu diletakkan padanya dengan pekerjaan menggali, pekerjaan kayu dan pemasangan batu, atau bilamana kebendaan-kebendaan itu tidak dapat
dilepaskan dengan tidak memutus atau merusak bagian dari kebendaan tidak bergerak tadi, di mana benda-benda itu dilekatkannya.
Pasal 508 Yang juga merupakan kebendaan tidak bergerak adala hak sebagai
berikut; 1.
hak pakai hasi dan hak pakai atas kebendaan tidak bergerak; 2.
hak pengabdian tanah; 3.
Hak numpang karang; 4.
Hak usaha 5.
Hak bunga tanah, baik berupa uang, maupun berupa barang; 6.
Bunga sepersepuluhan 7.
Pajak pekan atau pasar yang diakui oleh pemerintah san hak-hak istimewa yang melekat padanya;
8. Gugatan guna menuntut pengembalian atau penyerahan kebendaan tidak
bergerak.
Universitas Sumatera Utara
Dari keterangan pasal-pasal di atas dapat memperlihatkan kepada kita semua bahwa, yang secara fisik dianggap sebagai benda tidak bergerak adalah tanah, dan
segala sesuatu yang:
84
1. Karena alam;
2. Karena Tindakan Manusia;
3. Karena peruntukan atau tujuannya
Melekat pada tanah, dengan pengertian bahwa benda-benda tersebut dijadikan dan merupakan satu kesatuan denagn tanah, demikian rupa hingga benda-
benda tersebut tidak mungkin dapat dipidahkan dari tanah di mana benda tidak bergerak tersbut melekat.
Penggilingan yang ditanam menjadi satu dengan tanah, pohon dan tanaman yang masih menyatu dengan tanah atau perkarangan atau hutan yang belum ditebang,
serta pipa dan got untuk menylurkan air melalui tanah sianggap, karena perlekatan sebagai satu kesatuan dengan tanah. Sedangkan jika penggilingan tersebut, belum
atau tidak ditanam dan dijadikan satu dengan tanah, sebagai mana dimaksid dalam pasal 501 kitab Undang-undang Hukum Perdata yang menyatakan bahwa:
Kapal-kapal, Perahu-perahu, perahu-perahu tambang, gilingan-gilingan dan tempat –tempat pemandian yang dipasang di perahu atau yang berdiri,
terlepas barang benda sejenis adalah kebendaan bergerak.
Kartini Mulyadi dan Gunawan Widjaya, Kebendaan Pada Umumnya, Bogor: Kencana, 2003, hal 59.
Universitas Sumatera Utara
Adalah termasuk kebendaan bergerak. Demikian juga halnya kayu-kayu hutan yang telah ditebang, yang dengan demikian berarti tidak lagi menyatu dengan
tanah atau hutan dimana kayu tersebut semula berada juga dianggap dan dinyatakan sebagai benda bergerak.
Komaria, SH, M,Si berkesimpulan, bahawa banda-benda tidak bergerak dapat dibedakan menjadi:
85
1. Benda tak bergerak menurut sifatnya, misalnya tanah dan sesuatu yang
melekat diatasnya seperti rumah, pohon atau tumbuh-tumbuhan 2.
Benda tidak bergerak karena tujuannya, misalnya mesin atau alat-alat yang dipakai di pabrik. Benda-benda ini sebenarnya adakah benda bergerak,
tetapi oleh pemeliknya dalam pemakaiannya diikatkan pada benda yang tidak bergerak yang merupakan benda pokok.
3. Benda tidak bergerak menurut ketentuan undang-undang yang berupa hak-
hak atas benda-benda tidak bergerak, misalnya:hak memungut hasil dan hak pakai atas benda tidak bergerak, hipotik, dan hak tangguangan atas
tanah. Menurut Riduan Syahrani, SH mengatakan benda tidak begerak adalah:
86
1. Benda yang menurut sifatnya tak bergerak yang di bagi lagi menjadi 3
macam:
mariah, Hukum Perdata edisi revisi, Cetakan Keempat, Malang: UMM yang mey Press, 200
hal 90-91. Ko
5, Riduan Syahrini, Seluk – Beluk dan Asas – Asas Hukum Perdata, Bandung: Alumni,
1992, hal 118-119.
Universitas Sumatera Utara
a. tanah
b. segala sesuatu yang bersatu dengan tanah karena tumbuh dan
berakar serta bercabang seperti tumbuh-tumbuhan, buah-buahan yang masih belum dipetik dan sebagainya;
c. segala sesuatu yang bersatu dengan tanah karena didirikan di atas
tanah itu yaitu karena tertanam dan terpaku. 2.
Benda yang menurut tujuannya tujuan pemakaiannya supaya bersatu dengan benda tak bergerak sub 1 seperti:
a. Pada pabrik : segala mesin-mesin, ketel-ketel dan alat –alat lain yang
dimaksudkan supaya terus menerus berada disitu untuk dipergunakan dalam menjalankan pabrik
b. Pada suatu perkebunan: segala sesuatu yang dipergunakan sebagai
rabuk bagi tanah, ikan dalam kolam, dan lain-lain c.
Pada rumah kediaman: segala kaca, tulisan-tulisan, dan lain-lain serta alat-alat untuk menggantungkan barang-barang itu sebagai
bagian dari dinding; d.
Barang-barang reruntuhan dari sesuatu bangunan, apabila dimaksudkan untuk dipakai guna mendirikan lagi bangunan itu.
3. Benda yang menurut penetapam undang-undang sebagai benda tak
bergerak, seperti:
Universitas Sumatera Utara
a. Hak-hak atau penagihan mengenai suatu benda yang tak bergerak
b. Kapal-kapal yang berukuran 20 meter kubik ke atas dalam hukum
perniagaan
Universitas Sumatera Utara
BAB III TINJAUAN UMUM ATAS JAMINAN HUTANG DAN PELAKSANAAN
EKSEKUSI
A. Pengertian Jaminan Hutang