1997 pasal 4 ayat 1bahwa batas umur minimum 8delapan tahun dan maksimum 18delapan belas tahun dapat diajukan ke Pengadilan Anak.
23
3. Pengertian Kejahatan Anak
Menurut Bimo Walgito dalam bukunya ; Kenakalan Anak Juvenile
Delinquency, Juvenile delinquency adalah tiap perbuatan, bila perbuatan itu
dilakukan oleh orang dewasa, maka perbuatan itu merupakan kejahatan. Jadi perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh anak, khusus anak remaja
dinamakan kenakalan.
24
Jadi menurut pendapat sarjana ini, istilah kejahatan anak itu tidak ada. Yang ada hanya kenakalan anak. Karena perbuatan kejahatan itu hanya dilakukan
orang dewasa. Sedangkan perbuatan yang sama yang dilakukan oleh anak-anak dinamakan kenakalan.
Bersamaan dengan pendapat Bimo Walgito yaitu pendapat dari Fuat Hasan. Sarjana ini berpendapat, dilinquensi adalah perbuatan snit sosial yang
dilakukan oleh anak remaja yang bila mana dilakukan orang dewasa, dikwalifikasikan sebagai tindak kejahatan.
25
Sedangkan Kartini Kartono dalam bukunya; Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja, tidak membedakan istilah kejahatan anak dengan kenakalan anak seperti
pendapatnya tentang arti dan Juvenile delinquency, yaitu perilkaku jahat dursila, atau kejahatan kenakalan anak-anak muda: merupakan gejala sakit patologis
23
Agung Wahyono dan Ny. Siti Rahayu, Tinjauan Tentang Peradilan Anak Indonesia,
Jakarta, Sinar Grafika 1993 hal. 108
24
Bimo Walgito, Kenakalan Anak Juvenile Delinquency, Yogyakarta Fakultas
Psykologi UGM, , 1982, hal 2
25
B.Simanjuntak. Latar Belakang Anak Etiologi Juvenile Delinguency Bandung .
Rineka Cipta. 1975, hal 187
Universitas Sumatera Utara
secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku
yang menyimpang. Anak-anak muda yang delinkuen atau jahat itu disebutpula sebagai anak cacat secara sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan
pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat.
26
Menurut B. Simanjuntak dalam bukunya. Latar belakang kenakalan
Anak Etiologi Junvenile Delinquency, penterjemahan juvenile delinquency dengan kejahatan anak mempunyai efek psikologis yang tidak baik bagi anak-
anak tersebut. Anak merasa dirinya telah dicap dengan predikat jahat yang menimbulkan isolasi diri. Padahal kriteria yang digunakan untuk mencapnya
adalh criteria orang dewasa. Anak-anak bukanlah manusia dewasa kecil. Mereka dalam berbuat belum dapat memikirkan akibat negatife yang terjadi, dalam
dirinya atau terhadap masyrakat. Tidak merasakan bahwa tingkah lakunya itu keliru. Karena motivasi dari tindakannya itu belum disadarinya sebagai syarat dari
suatu tindakan. Karena itulah istilah kejahatan anak dalam hal ini kurang tepat kita gunakan.
27
Sedangkan Paul Moedikko, berpendat, juvenile delinquency adalah ;
1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan, bagi
anak-anak merupakan delinkuensi; jadi semua tindakan yang dilarang oleh hukum pidana, seperti menganiaya, mencuri, membunuh, dan sebagainya.
2. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial
termasuk gelandangan, mengemis.
26
Kartini Kartono, Op, Cit, hal, 12
27
B Simanjuntak, Op, cit, hal 189
Universitas Sumatera Utara
3. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu yang
menimbulkan keonaran dalam masyarakat itu, misalnya memakai pakaian yang tidak sopan dan sebagainya.
Jadi dari pendapat sarjana-sarjana ini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa juvenile delinquency adalah perbuatan anak-anak yang melanggar norma-
norma ; norma sosial, norma hukum, norma kelompok, mengganggu ketertiban masyarakat sehingga yang berwajib mengambil suatu tindakan pengasingan.
4. Pengertian Sosial Ekonomi