Model Belajar Sosial Social Learning Model Model Stress Stress Model

Mengacu pada teori kebutuhan untuk memahami remaja. Menurut teori kebutuhan Maslow , bila kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman terpenuhi, maka pemenuhan kebutuhan-kebutuhan lainnya tidak akan banyak menemukan kesulitan yang berarti. 85 Kedua kebutuhan tersebut sangat berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan remaja yang lainnya. Remaja sering menampilkan perilaku kasar bila perutnya lapar, kurang tidur dan perasaannya tidak aman. Dalam hal ini orang tua sangat berperanan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan fisiologis dan rasa aman remaja.

4. Model Belajar Sosial Social Learning Model

Memandang bahwa remaja sangat sensitive atas model-model perilaku di lingkungannya. Bandura mengemukakan sebuah teori bahwa apabila seseorang terekspos pada satu model perilaku, kemudian exposure tersebut terjadi berulang-ulang repetition, maka akan terjadi retention penyimpanan dalam long-term memory. Bila ini terjadi, maka seseorang tersebut akan mengikuti model perilaku tersebut. Exposure ini biasanya dialami remaja dari media massa terutama televisi atau dari lingkungan sebayanya. Bila model perilaku yang menempa remaja tersebut ternyata dianggap cocok, maka remaja akan mengikuti model perilaku tersebut. Selain itu, pada saat berkumpul dengan lingkungan kelompoknya, biasanya mereka berperilaku sama, yang sebenarnya merupakan hasil belajar sosial. Masalah muncul apabila model perilaku yang mengeksposnya adalah model perilaku negatif atau menyimpang. Orang tua 85 Maslow, Teori Kebutuhan Memahami Remaja. http:www.unicef.orgindonesiauni- jjs1_2final.pdf, diakses pada tanggal 28 April 2011 Universitas Sumatera Utara dan para profesional yang berkepentingan juga mempunyai tanggung jawab dalam hal mencegah tereksposnya remaja pada model-model perilaku negatif atau menyimpang, atau mempersiapkan remaja agar memiliki ketahanan dalam menghadapi pengaruh model-model perilaku tersebut.

5. Model Stress Stress Model

Memandang bahwa setiap orang pasti mengalami stress pada suatu saat. Kemampuan mengatasi stress Coping Ability sangat berperanan. Stress yang tidak teratasi akan mengakibatkan kecemasan, baik kecemasan ringan, seperti berkeringat, sampai kecemasan berat seperti psikosomatis. Daya untuk mengatasi atau mengelola stress pada diri remaja perlu dikembangkan. Banyak kasus-kasus kenakalan remaja disebabkan oleh stress dan rendahnya kemampuan untuk mengatasi. Pelatihan-pelatihan untuk mengatasi stress dapat membantu para remaja mengembangkan coping ability. 86 Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah dan ibu secara ideal tidak terpisah tetapi bahu membahu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. Tiap eksponen mempunyai fungsi tertentu. Dalam mencapai tujuan keluarga tergantung dari kesediaan individu menolong mencapai tujuan bersama dan bila tercapai maka semua anggota mengenyam apakah peranan masing-masing 86 Jones dan Pritchard httpwww. Google.com 2008 Menanggulangi Kenakalan Anak- Remaja: 03 Juni 2011 Universitas Sumatera Utara Peranan ayah : 1. Sumber kekuasaan, dasar identifikasi. 2. Penghubung dengan dunia luar. 3. Pelindung terhadap ancaman dari luar. 4. Pendidik segi rasional. Peranan Ibu : 1. Pemberi aman dan sumber kasih sayang. 2. Tempat mencurahkan isi hati. 3. Pengatur kehidupan rumah tangga. 4. Pembimbing kehidupan rumah tangga. 5. Pendidik segi emosional. 6. Penyimpan tradisi. Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orang tuanya. Dasar pemikiran dan pertimbangannya adalah sebagai berikut : 1. Keluarga adalah tempat perkembangan awal seorang anak, sejak saat kelahirannya sampai proses perkembangan jasmani dan rohani berikutnya. Bagi seorang anak, keluarga memiliki arti dan fungsi yang vital bagi kelangsungan hidup maupun dalam menemukan makna dan tujuan hidupnya. Universitas Sumatera Utara 2. Untuk mencapai perkembangannya seorang anak membutuhkan kasih sayang, perhatian dan rasa aman untuk berlindung dari orang tuanya. Tanpa sentuhan manusiawi itu anak akan merasa terancam dan penuh rasa takut. 3. Keluarga merupakan dunia keakraban seorang anak. Sebab dalam keluargalah dia mengalami pertama-tama mengalami hubungan dengan manusia dan memperoleh representasi dari dunia sekelilingnya. Pengalaman hubungan dengan keluarga semakin diperkuat dalam proses pertumbuhan sehingga melalui pengalaman makin mengakrabkan seorang anak dengan lingkungan keluarga. Keluarga menjadi dunia dalam batin anak dan keluarga bukan menjadi suatu realitas diluar seorang anak akan tetapi menjadi bagian kehidupan pribadinya sendiri. Anak akan menemukan arti dan fungsinya. 4. Dalam keluarga seorang dipertalikan dengan hubungan batin yang satu dengan lainnya. Hubungan itu tidak tergantikan Arti seorang ibu tidak dapat dengan tiba-tiba digantikan dengan orang lain. 5. Keluarga dibutuhkan seorang anak untuk mendorong, menggali, mempelajari dan menghayati nilai-nilai kemanusiaan, religiusitas, norma-norma dan sebagainya. Nilai-nilai luhur tersebut dibutuhkan sesuai dengan martabat kemanusiaannya dalam penyempumaan diri. 6. Pengenalan di dalam keluarga memungkinkan seorang anak untuk mengenal dunia sekelilingnya jauh lebih baik. Hubungan diluar keluarga dimungkinkan efektifitasnya karena pengalamannya dalam keluarga. 7. Keluarga merupakan tempat pemupukan dan pendidikan untuk hidup bermasyarakat dan bernegara agar mampu berdedikasi dalam tugas dan Universitas Sumatera Utara kewajiban dan tanggung jawabnya sehingga keluarga menjadi tempat pembentukan otonom diri yang memiliki prinsip-prinsip kehidupan tanpa mudah dibelokkan oleh arus godaan. 8. Keluarga menjadi fungsi terpercaya untuk saling membagikan beban masalah, mendiskusikan pokok-pokok masalah, mematangkan segi emosional, mendapatkan dukungan spritual dan sebagainya. 9. Dalam keluarga dapat terealisasi makna kebersamaan, solidaritas, cinta kasih, pengertian, rasa hormat menghormati clan rasa merniliki. 10. Keluarga menjadi pengayoman dalam beristirahat, berekreasi, menyalurkan kreatifitas dan sebagainya. Pengalaman dalam interaksi sosial pada keluarga akan turut menentukan pola tingkah lakunya terhadap orang lain dalam pergaulan diluar keluarganya. Bila interksi sosial didalarn kelompok karena beberapa sebab tidak lancar kemungkinan besar interaksi sosialnya dengan masyarakat pada umumnya juga akan berlangsung dengan tidak wajar. Keluarga mempunyai peranan dalam proses sosialisasi. Demikian pentingnya peranan keluarga maka disebutkan bahwa kondisi yang menyebabkan peran keluarga dalam proses sosialisasi anak adalah sebagai berikut : 1. Keluarga merupakan kelompok terkecil yang anggotanya berinteraksi to face secara tetap, dalam kelompok demikian perkembangan anak dapat diikuti dengan sesama oleh orang tuanya dan penyesuaian secara pribadi dalam hubungan sosial lebih mudah terjadi. Universitas Sumatera Utara 2. Orang tua mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik anak karena anak merupakan cinta kasih hubungan suami istri. Motivasi yang kuat melahirkan hubungan emosional antara orangtua dan anak. 3. Karena hubungan sosial dalam keluarga itu bersifat relatif tetap maka orangtua memainkan peranan sangat penting terhadap proses sosialisasi anak. C. PERAN PEMERINTAH DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN ANAK AKIBAT TINGKAT EKONOMI KELUARGA. Memang sulit untuk menemukan cara yang terbaik didalam menanggulangi kenakalan anak, akan tetapi masyarakat, perseorangan bahkan pemerintah sekalipun dapat melakukan langkah-langkah yang paling memadai didalam melakukan prevesi. Langkah-langkah tersebut terutama dapat dilakukan pemerintah untuk memperbaiki kehidupan warga masyarakat, agar bidang sosial ekonomi mengamati peningkatan, misalnya kenaikan gaji pegawai negeri, peningkatan subsidi terhadap pusat-pusat industri kecil agar mereka dapat mengembangkan usahanya dan penyuluhan lebih baik terhadap petani sehingga dapat meningkatkan produksi dan mampu meluaskan usahanya dan pemerintah memberi dukungan seperti yang diharapkan, maka pengangguran akan dapat diatasi. Menurut Bimo Walgito, upaya lain dapat dilakukan dengan mengadakan penyensoran film-flim yang lebih menitik beratkan pada segi pendidikan, mengadakan ceramah melalui radio, televisi ataupun melalui media yang lain mengenai soal-soal pendidikan pada umumnya. Mengadakan pengawasan Universitas Sumatera Utara terhadap peredaran buku-buku komik, majalah-majalah, pemasangan-pemasangan iklan dan sebagainya. 87 Asmiati Zuliah sebagai kordinator PUSPA,mengatakan upaya yang dilakukan PKPA untuk mengatasi kenakalan dan kejahatan anak yaitu PKPA melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial berupa penyuluhan-penyuluhan, melakukan pendekatan psikologis, dan selain itu PKPA juga mempunyai unit SKA Sanggar Kreatifitas Anak untuk menyalurkan bakat dan minat anak seperti main musik dan kerajinan tangan dan sebaginya. 88

D. PERAN MASYARAKAT DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN