auditing, pada masalah hukum di dalam atau diluar pengadilan, di sektor publik maupun privat.
2.1.2 Mengapa perlu Akuntansi Forensik
Kasus korupsi hampir setiap hari menjadi headline di berbagai media di Indonesia, baik media elektronik maupun media cetak. Tingkat korupsi yang
tinggi menjadi pendorong yang kuat untuk berkembangnya praktik akuntansi forensik di Indonesia.Disinilah peran akuntansi forensik diperlukan karena
adanya potensi fraud yang dapat menghancurkan pemerintahan, bisnis, maupun pendidikan.
Pada pertemuan Asia Pasifik mengenai fraud tahun 2004 Asia Pacific Fraud Convention
dalam Tuanakotta 2010 : 43, Deloitte Touche Tohmatsumelakukanpolling
terhadap 125 delegasi. Polling
tersebutmenunjukkan bahwa kebanyakan peserta 82 menyatakan bahwamereka mengalami peningkatan dalam corporate fraud fraud di
perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya; 36 diantaranya menyatakan peningkatan fraud yang teramat besar.Berdasarkan forecast BMI
kuartal keempat 2006memuat SWOT Analysis mengenai lingkungan usaha diperoleh bahwa dalamkategori Weakness, BMI memasukkan sistem hukum
di Indonesiayang tidak handal sedangkan dalam kategori
Opportunities disebutkan bahwa pembasmian korupsi akan meningkatkan
minatpara investor untuk menanamkan uang mereka di Indonesia Swarna, 2012.Fraud
terjadi karenacorporate governance yang rendah,
Universitas Sumatera Utara
lemahnyaenforcement, kelemahan dalam bidang penegakan hukum, standarakuntansi dan lain-lain
konsisten dengan tingkat korupsi dankelemahan dalam penyelenggaraan negara Gusnardi, 2012.
2.1.3 Akuntan Forensik
Kalau seorang akuntan dapat disebut sebagai akuntan yang berspesialisasi dalam auditing, maka akuntan forensik menjadi spesialis yang lebih khusus
lagi super specialist dalam bidang fraud. Ia menjadi fraud auditor atau fraud examiner
Tuanakotta, 2010 : 43. Menurut Crumbley Stevenson 2009 dalam Gusnardi 2012, Fraud Auditor adalah seorang akuntan yang
terampil dan professional dalam mengaudit umumnya akan terlibat dalam kegiatantentang penemuan, dokumentasi, dan pencegahan
fraud .ForensicAccountant adalahseorang akuntan forensik dapat terlibat
dalam fraud audit dan mungkinfraud auditor, tetapi dia juga dapat menggunakan jasa profesional lainnya, jasakonsultasi, dan ahli hukum dalam
keterlibatan yang lebih luas. Selain keterampilanakuntansi, ia juga membutuhkan pengetahuan tentang sistem hukum danketerampilan
komunikasi yang baik dalam melaksanakan kesaksian sebagai saksiahli di ruang sidang dan untuk membantu dalam keterlibatan dukungan litigasi
lainbagi kliennya. Menurut Bologna dan Lindquist, dua penulis perintis mengenai akuntansi
forensik, bahwa para akuntan tradisional masih membedakan fraud auditing dan forensic accounting. Dimana menurut akuntan tradisional tersebut fraud
Universitas Sumatera Utara
auditing berurusan dengan pendekatan dan metodologi yang bersifat proaktif
untuk meneliti fraud, artinya audit ini ditujukan kepada pencarian bukti terjadinya fraudyang akan dipakai di pengadilan.Berbeda dengan akuntan
forensik yang baru dipanggil ketika bukti-bukti terkumpul atau ketika kecurigaan suspicion naik kepermukaan melalui tuduhan allegation,
keluhan complaint atau temuan discovery. Secara umum pekerjaan akuntan forensik meliputi kelompok fraud
auditor , expert witness, dan konsultan litigasi Dwi Nafi, 2010. Berikut ini
uraian masing-masing profesi tersebut.
a. Fraud Auditor
Perkembangan dunia usaha yang demikian kompleks dan bervariasi dewasa ini, membuat kemajuan di bidang ekonomi cenderung diiringi
pula dengan munculnya kejahatan-kejahatan seperti praktek-praktek fraudulent
dan misrepresentation, pengelapan pajak, pemakaian kartu kredit oleh orang-orang yang tidak berhak, money laundering, window
dressing , dan berbagai bentuk korupsi serta penipuan konsumen.Hal
tersebut menuntut para auditor khususnya, harus dapat memahami fraud
.Pada dasarnya fraud merupakan serangkaian irregularities dan perbuatan-perbuatan melanggar hukum illegal acts yang dilakukan
dengan sengaja untuk tujuan-tujuan tertentu. Praktek ini mungkin dilakukan oleh orang-orang dari dalam ataupun dari luar organisasi,
untuk mendapatkan keuntungan baik pribadi maupun kelompok dan
Universitas Sumatera Utara
secara langsung maupun tidak langsung merugikan pihak lain. Fraud auditor berperan untuk mencegah dan mengoreksi kecurangan-
kecurangan dalam dunia bisnis pada umumnya, seperti yang telah disebutkan diatas.
b. Expert Witness Saksi Ahli
Auditor forensik yang bertindak sebagai expert witness, pekerjaannya adalah mengumpulkan informasi, melakukan analisis, dan memberikan
kesaksian di pengadilan jika diminta.Jadi dalam kelompok kerja, saksi ahli, auditor forensik tidak hanya berperan untuk mengumpulkan
bukti-bukti dan mengungkap kasus-kasus kriminal saja, tetapi juga berperan dalam penyelidikan dan persidangan kasus-kasus
kriminal.Auditor forensik sebagai saksi ahli dapat dikontrak oleh pengacara atau penggugat, dan apabila pihak lawan meminta hasil
analisanya, maka auditor forensik wajib menyajikannya.Auditor forensik harus bersikap jujur, terbuka, dan objektif.
c. Konsultan Litigasi
Sebagai seorang konsultan, peran akuntan forensik terbatas pada pemberian nasihat dan konsultasi kepada pengacara.Akuntan tidak
dipandang sebagai saksi ahli di dalam pengadilan, tetapi lebih dipandang sebagai seorang litigator yang bekerja sebagai
konsultan.Kertas kerja akuntan forensik sebagai konsultan litigator
Universitas Sumatera Utara
tidak terbuka untuk umum.Akuntan forensik dapat menggunakan teori dan dasar analisis yang berbeda tanpa adanya rasa takut karena
pengacara tersebut memilih dan menggunakan kertas kerja akuntan forensik untuk memenuhi kepentingannya.
Lindquist membagikan kuesioner kepada staf Peat Marwick Lindquist Holmes tentang kualitas apa yang harus dimiliki seorang akuntan forensik.
Berikut penjelasan dari jawaban yang diperoleh. 1.
Kreatif Kemampuan untuk melihat sesuatu yang orang lain menganggap
situasi bisnis yang normal dan mempertimbangkan interpretasi lain, yakni bahwa itu tidak perlu merupakan situasi bisnis yang normal.
2. Rasa ingin tahu
Keinginan untuk menemukan apa yang sesungguhnya terjadi dalam rangkaian peristiwa dan situasi.
3. Tak menyerah
Kemampuan untuk maju terus pantang mundur walaupun fakta seolah-olah tidak mendukung, dan ketika dokumen atau informasi
sulit diperoleh. 4.
Akal sehat Kemampuan untuk mempertahankan perspektif dunia nyata.Ada yang
menyebutnya, perspektif anak jalanan yang mengerti betul kerasnya kehidupan.
5. Business sense
Universitas Sumatera Utara
Kemampuan untuk memahami bagaimana bisnis sesungguhnya berjalan, dan bukan sekedar memahami bagaimana transaksi dicatat.
6. Percaya diri
Kemampuan memercayai diri dan temuan kita sehingga kita dapat bertahan dibawah cross examination pertanyaan silang dari jaksa
penuntut umum dan pembela.
2.1.4. Lingkup Akuntansi Forensik