Akuntan Forensik dalam Mendeteksi Fraud di Lingkungan

dilakukan Indonesia untuk menciptakan perubahan dan mencapai target tersebut. Selain itu, dalam kategori Transparency International, nilai CPI di bawah 3 masih dikategorikan sebagai negara yang kondisinya sangat parah dalam persoalan korupsi.Inilah yang membuat para akuntan forensik, para penegak hukum beserta KPK masih mempunyai banyak tugas mengenai pemeriksaan kasus-kasus kecurangan fraud terutama tindak pidana korupsi di lingkungan pemerintahan Indonesia.

4.1.3 Akuntan Forensik dalam Mendeteksi Fraud di Lingkungan

Pemerintahan Kasus korupsi di lingkungan pemerintahan Indonesia seperti sudah mengakar dan membudaya.Kasus-kasus korupsi terus bermunculan dan seakan tidak pernah ada habisnya.Pemberantasan korupsi oleh pemerintah yang terkesan “tebang pilih”, dimana hanya kasus-kasus yang relatif mudah diselesaikan yang dibawa ke pengadilan.Hal ini menjadikan mimpi Indonesia untuk terbebas dari korupsi hanya sebatas angan-angan saja.Efek jera yang diharapkan dari hukuman penjara yang diberikan bagi koruptor ternyata tidak terjadi.Apalagi penegakan hukum di Indonesia yang tidak bebas dari permainan uang dan pengaruh kekuasaan menjadikan pemberantasan korupsi semakin sulit untuk dilakukan.Banyak kasus korupsi yang telah diputuskan bersalah di tingkat Pengadilan Negeri atau Pengadilan Tinggi tiba-tiba bebas di tingkat Kasasi Mahkamah Agung. Universitas Sumatera Utara Hampir semua bentuk lembaga pemerintahan rentan terhadap terjadinya korupsi dalam praktiknya.Pemerintah telah berupaya melakukan pencegahan dengan membuat aturan-aturan dan membentuk lembaga yang berwenang untuk penanggulangan korupsi, baik dari kalangan pemerintahan maupun dari kalangan LSM.Akan tetapi, upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan lembaga swadaya tersebut untuk memberantas korupsi tampaknya tidak maksimal karena kalaupun pelaku korupsi terungkap, tetapi uang yang dikorupsi tidak dikembalikan.Dengan demikian, ada baiknya jika pemerintah dan lembaga terkait dapat memaksimalkan tenaga profesional di bidang akuntansi forensik dan audit investigatif dalam membantu mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi. Lembaga-lembaga yang bertindak sebagai akuntan forensik di Indonesia adalah BPK, KPK, PPATK, BPKP, Bank Dunia, dan KAP di Indonesia.Namun, pada kenyataannya peran dari lembaga-lembaga tersebut sering diabaikan oleh para penegak hukum, padahal kerjasama dari para penegak hukum dan lembaga-lembaga tersebut sangat membantu dalam mengungkapkan dan menyelesaikan skandal-skandal kecurangan berupa korupsi yang terjadi di lingkungan pemerintahan Indonesia.Jika terdapat sebuah transaksi yang mencurigakan maka penegak hukum bisa meminta bantuan kepada akuntan forensik untuk menjelaskan darimana dan kemana transaksi tersebut mengalir. Demikian pula sebaliknya, akuntan forensik tidak dapat berjalan sendiri menuntaskan kasus-kasus korupsi tanpa peran penegak hukum. Seorang Universitas Sumatera Utara akuntan forensik bisa saja mengungkap adanya tindak pidana korupsi, tetapi tidak berhak untuk melakukan proses hukum. Akuntan dan penegak hukum bekerja dengan perangkat peraturan-peraturan dan standar yang disusun dengan suatu proses politik. Pressure groups dan kalangan pers merupakan pilar lainnya yang secara aktif dan terus-menerus sebagai representasi dari masyarakat luas melempar diskursus-diskursus kepada publik untuk menjaga momentum dan menjaga pilar utama yaitu akuntan forensik dan penegak hukum.Dalam kasus Century misalnya, melibatkan banyak para pemeriksa dari berbagai pihak seperti BPK, KPK, dan PPATK yang mana semua pengawas tersebut melakukan audit investigatif terhadap laporan keuangan Bank Century. Sampai pada tahun 2008,di Indonesia akuntansi forensik masih dalam tahap perkembangan.Lembaga-lembaga yang menerapkan akuntansi forensik memiliki penekanan yang berbeda-beda.Di Kantor Akuntan Publik KAP misalnya, tidak semua KAP memiliki keterampilan di bidang akuntansi forensik.Para akuntan yang bekerja di KAP belum tertarik untuk mendalami bidang akuntansi forensik. Alasannya tidak lain karena pangsa pasar akuntansi forensik di Indonesia yang masih sempit. Disamping itu, lembaga penegak hukum juga belum banyak yang menggunakan jasa akuntan forensik dan lebih mengandalkan kemampuan internal atau sesama lembaga pemerintahan seperti kerja sama antara Kepolisian dan PPATK. Hal ini disebabkan karena minimnya penyedia jasa akuntan forensik di Indonesia sehingga harga yang dipatok para akuntan spesial ini sangat tinggi. Universitas Sumatera Utara Perkembangan fraud menuntut seorang akuntan forensik untuk secara terus-menerus memperbaharui pengetahuan dan mengembangkan kemampuannya tidak hanya dibidang akuntansi, audit, dan hukum, tetapi juga dalam berbagai bidang seperti pengetahuan di bidang perpajakan, pasar uang dan saham, asuransi, serta perbankan Indonesia maupun negara lain. Seorang akuntan forensik juga perlu dibekali dengan kemampuan dan pemahaman mengenai perilaku manusia dan organisasi, pengetahuan tentang aspek yang mendorong dilakukannya kecurangan rationalization, pengetahuan mengenai alat bukti, pengetahuan mengenai kriminologi serta viktimologi, dan yang terpenting seorang akuntan forensik harus memiliki kemampuan untuk berpikir seperti pencuri think as a thief. Pengetahuan ini juga yang kelak akan membantu seorang akuntan forensik untuk melakukan audit investigatif. Dengan demikian, akuntan diharapkan tidak hanya dapat menyelesaikan masalah fraud tetapi juga dapat bekerja sama dengan pakar dibidang terkait untuk menutup celah bagi para koruptor ataupun pelaku fraud lainnya. Universitas Sumatera Utara

4.1.4 Lembaga Pelaksana Akuntansi Forensik di Lingkungan Pemerintahan Indonesia