kriteria tertentu sesuai dengan tujuan dari penelitian. Kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Rincian Sample Penelitian
Sumber : data diolah
Sampel dari penelitian ini adalah perusahaan yang konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index selama periode 2010
– 2013 yang berjumlah 14 perusahaan. Adapun sampel penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 3.2
Kriteria Jumlah
Perusahaan yang listing di JII tahun 2010 -2013 47
Perusahaan yang tidak berturut-turut listing di JII tahun 2010
– 2013 33
Perusahaan yang tetap lisitng yang tidak melaporkan Laporan Tahunan
Perusahaan yang tetap listing yang tidak melaporkan Laporan Keuangan
Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria 14
Total sample dari tahun 2010 – 2013 4 tahun
56
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
Sumber : www.idx.co.id Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang diperoleh dari annual report, laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index JII dari tahun 2010 - 2013, data harga saham harian,
dan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG harian. Data tersebut diperoleh dari www.idx.co.id, www.yahoofinance.com, dan atau di website masing-
masing perusahaan. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber
No Kode Saham
Nama Emiten
1 AALI
Astra Agro Lestari Tbk 2
ASII Astra International Tbk
3 ASRI
Alam Sutera Realty Tbk 4
CPIN Charoen Pokhpand Tbk
5 INTP
Indocement Tunggal Prakasa Tbk 6
ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk
7 KLBF
Kalbe Farma Tbk 8
LPKR Lippo Karawaci Tbk
9 LSIP
PP London Sumatera Plantation Tbk 10
PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Persero Tbk
11 SMGR
Semen Indonesia Persero Tbk 12
TLKM Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk
13 UNTR
United Tractors Tbk 14
UNVR Unilever Indonesia Tbk
yang menerbitkan dan bersifat siap pakai. Data sekunder mampu memberikan informasi dalam pengambilan keputusan meskipun dapat diolah lebih lanjut.
3
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Untuk memperjelas ruang lingkup penelitian maka diperlukan pendefinisian variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun
definisi operasional dari variabel-variabel tersebut adalah : 1. Variabel Dependen : Earning Response Coefficient ERC
Earning Response Coefficient adalah koefisien yang diperoleh dari regresi antara Cummulative Abnormal Return CAR sebagai proksi harga
saham dan Unexpected Earning UE sebagai proksi laba akuntansi yang digunakan untuk mengindikasikan atau menjelaskan perbedaan reaksi pasar
atau respon harga saham terhadap informasi laba.
4
Berdasarkan definisi di atas, maka untuk mencari nilai ERC dapat digunakan persamaan sebagai berikut :
3
Tony Wijaya, “Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis”, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013, hlm. 19
4
Isna Ardila, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earning Response Cofficient Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index”, Tesis, Medan : Sekolah Pasca
Sarjana Universitas Sumatera Utara 2012
CAR
it
= β
+ β
1
UE
it
+ e
it
Keterangan : CAR
it
= Abnormal return kumulatif perusahaan i selama periode amatan ± 5 hari dari publikasi laporan keuangan.
UE
it
= Unexpected Earning β
= Konstanta β
1
= Koefisien yang menunjukkan ERC e
It
= Komponen error dalam model atas perusahaan i pada periode t
ERC dalam penelitian ini merupakan koefisien yang diperoleh dari regresi antara Cummulative Abnormal Return CAR sebagai proksi harga
saham dengan Unexpected Earning UE sebagai proksi laba akuntansi. Untuk peristiwa pengumuman laba, CAR dihitung pada periode sektor
tanggal pengumuman laporan keuangan untuk melihat bagaimana reaksi pasar terhadap informasi tersebut. CAR dihitung pada saat laba akuntansi
dipublikasikan mengacu pada penelitian Isna Ardila 2012 dalam even window pendek selama 11 hari 5 hari sebelum pengumuman laporan
keuangan, 1 hari pengumuman laporan keuangan, dan 5 hari setelah pengumuman laporan keuangan. CAR dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
CARit = ∑ ARit
+5 �=−5
Keterangan : CAR
it
= Cumulatif Abnormal Return perusahaan i pada tahun t AR
i,t
= Abnormal Return untuk saham perusahaan i pada hari t Pengukuran abnormal return dalam penelitian ini menggunakan
market adjusted model yang mengasumsikan bahwa pengukuran terbaik adalah indeks pasar Pincus, 1993 dalam Widiastuti, 2002 sehingga tidak
perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang estimasi adalah sama dengan return indeks
pasar pada periode yang sama. Dalam hal ini return indeks pasar menggunakan return dari indeks harga saham gabungan IHSG.
Abnormal return merupakan salah satu indikator yang dipakai guna melihat keadaan pasar yang sedang terjadi. Suatu informasi dapat dikatakan
mempunyai nilai guna bagi investor apabila informasi tersebut memberikan reaksi untuk melakukan transaksi di pasar modal. Jogiyanto 2009
mendefinisikan abnormal return sebagai selisih antara actual return dan expected return. Abnormal return akan positif jika return yang didapatkan
lebih besar dari return yang diharapkan atau return yang dihitung. Sedangkan abnormal return akan negatif jika return yang di dapatkan lebih