Kekuasaan Menurut Harold D. Laswell Dimensi Kekuasaan

berusaha memaksakan kemauannya itu kepada pihak lain. Daya paksa ini dilakukan dengan cara mengendalikan oran lain dengan mengutamakan keselamatan dirinya. Demikian pentingnya kekuasaan itu sehingga simbolnya menjadi simbol sosial. Artinya kekuasaan ini menjadi kekuasaan sosial yang akan selalu muncul dalam hubungan-hubungan sosial dalam semua lini organisasi yang tumbuh dan berkembang sebagai fasilitasnya. 11 Ia berasumsi bahwa kekuasaan adalah suatu hubugan di mana seseorang atau sekelompok orang dapat menentukan tindakan seseorang atau kelompok lain ke arah tujuan dari pihak pertama power is relationship in wich one person or group is able to determine the action of another in the direction of t she former’s own ends . Berkaitan dengan hal ini ia juga merumuskan kekuasaan itu adalah sebagai who gets what, when and how.

6.2.1 Kekuasaan Menurut Harold D. Laswell

12 Defenisi tentang kekuasaan yang dikemukakan diatas, setidaknya telah membantu kita dalam memahami konsep kekuasaan, meskipun tidak bisa dipungkiri pula bahwa interpretasi tiap orang tentang kekuassan mungkin berbeda antara yang satu dengan lainnya. Tapi setidaknya defenisi-defenisi tesebut telah bisa mengantarkan kita untuk sedikit mengerti tentang kekuasaan. Selanjutnya untuk lebih memahami konsep kekuasaan dalam ilmu politik secara lebih komprehensif, berikut ini dikemukakan beberapa dimensi kekuasaan, antara lain;

6.2.2 Dimensi Kekuasaan

11 Deden Faturohman dan Wawan Sobari. 2004. Pengantar Ilmu Politik. UMM. Malang. Hlm. 21-22. 12 Prof. Miriam Budiardjo. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hlm. 20. Universitas Sumatera utara 1. Potensial - Aktual Seseorang dikatakan memiliki kekuasaan potensial apabila dia memiliki sumber-sumber kekuasaan seperti, kekayaan, senjata, status sosial yang tiggi, popularitas, pengetahuan dan informasi, massa yang terorganisi, serta jabatan. Selanjutnya, seseorang dikatakan memiliki kekuasaan aktual jika dia mampu menggunakan sumber-sumber yang dimilikinya kedalam kegiatan politik secara efektif. 2. Konsensus – Paksaan Aspek konsensus dari kekuasaan adalah ketika kekuasaan dijadikan alat untuk mencapai tujuan dari masyarakat secara keseluruhan. Sedangkan aspek paksaan dari kekuasaan adalah sekelompok kecil orang menggunakan kekuassan sebagai alat untuk mencapai tujuan tanpa menghiraukan masyarakat secara keseluruhan dan dengan menggunakan kekerasan baik secara fisik maupun secara psikis. 3. Positif – negatif Aspek ini melihat kekuasaan dari tujuannya. Dikatakan kekuasaan positif jika kekuasaan digunakan untuk mencapai tujuan yang dipandang penting dan diharuskan. Sebaliknya dikatakan kekuasaan negatif apabila kekuasaan digunakan untuk menghalangi orang atau pihak lain mencapai tujuannya yang tidak hanya diandang tidak perlu, tetapi juga merugikan pihak yang berkuasa. 4. Jabatan – pribadi Universitas Sumatera utara Aspek ini lebih melihat kekuasaan pada pihak yang memegang kekuasaan. Kekuasaan jabatan dimaksudkan apa bila seseorang memiliki kekuasaan karena jabatan yang didudukinya tanpa memperhatikan kualitas pribadi dari oroang tersebut. Sedangkan kekuasaan pribadi dimaksudkan apabila sesorang memiliki kekuasaan karena kulitas pribadi kharisma, kekayaan kecerdasan, status sosial yang tinggi, dsb yang dimilikinya. 5. Implisit – Eksplisit Kekuasaan Implisit adalah pengaruh yang tidak dapat dilihat tatapi dapat dirasakan, sedangkan kekuasaan eksplisit adalah pengaruh yang secara jelas dilihat dan dirasakan. 6. Langsung – tidak langsung Kekuasaan langsung adalah penggunaan sumber-sumber untuk mempengaruhi pembuat dan pelaksana keputusan politik dengan melakukan hubungan secara langsung tanpa melalui perantara. Sedangkan kekuasaan tidak langsung adalah penggunaan sumber-sumber untuk mempengaruhi pembuat dan pelaksana keputusan politik melalui perantara pihak lain yang dianggap memliki pengaruh yang lebih besar. 13 Yang termasuk dalam kategori sumber kekuasaan ialah sarana paksaan fisik, kekayaan dan harta benda ekonomi, normatif, jabatan, keahlian, informasi,

6.2.3 Sumber Kekuasaan