BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Skripsi ini menjelaskan tentang strategi-strategi bisnis yang ada pada perusahaan jasa transportasi darat, dalam hal ini perusahaan otobus. Skripsi
mengenai strategi perusahaan ini ditulis untuk dapat memahami bagaimana strategi-strategi itu dibuat dan diterapkan oleh perusahaan transportasi agar
mampu unggul dalam persaingan yang dihadapi sehingga sasaran dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Seperti yang dikatakan Porter, “strategi adalah alat
yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing” Rangkuti 2004:4. Selanjutnya Hamel dan Paharalad mendefinisikan strategi “sebagai tindakan yang
bersifat incremental senantiasa meningkat, terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan dimasa
depan” Rangkuti 2004:4. Dengan begitu secara umum tulisan tentang stategi perusahaan ini
membahas masalah pengelolaan perusahaan yang erat kaitanya dengan perkembangan dan persaingan bisnis yang terjadi diantara perusahaan
transportasi. Pengelolaan yang dimaksud adalah strategi-strategi yang digunakan atau diterapkan oleh suatu perusahaan transportasi agar dapat bertahan dan
mampu unggul dalam persaingan. Dengan mempelajari strategi-strategi tersebut maka akan dapat dipahami bagaimana perusahaan tersebut mengelola
Universitas Sumatera Utara
perusahaannya. Dengan memahami strategi-strategi itu juga akan dapat di dapat gambaran bagaimana sesungguhnya persaingan bisnis yang terjadi.
Selanjutnya tulisan ini juga akan memperlihatkan bagaimana implikasi dari strategi terhadap budaya perusahaan. Dari temuan yang saya dapati selama di
lapangan memperlihatkan adanya implikasi dari terciptanya suatu strategi terhadap budaya di perusahaan, sebab dalam pengimplementasian strategi-strategi
tersebut ada nilai-nilai yang di-share kepada seluruh karyawan. Tidak hanya itu saja, pengimplementasian dari suatu strategi juga turut membentuk suatu prilaku
organisasi yang baru atau proses kerja yang baru di dalam perusahaan. Seperti yang yang dikatakan Alwi bahwa “strategi yangterimplementasikan dengan baik
akan mempengaruhiperilaku suatu organisasi” Alwi 2001:54. Skripsi ini ditulis dalam lingkup ilmu antropologi yang memfokuskan
kajiannya untuk mempelajari kebudayaan, atau kebiasaan-kebiasan dan aktivitas yang dilakukan manusia. Kluckhohn dan Kelly mendefenisi kebudayaan sebagai
semua rancangan hidup yang tercipta secara historis baik yang tersirat maupun tidak tersirat yang ada pada suatu waktu sebagai pedoman yang potensial untuk
perilakunya Keesing 1999:67. Dalam perkembangan kajian antropologi, budaya juga digunakan dalam referensi organisasi sebagai metafora untuk memahami cara
kerja suatu kelompok
1
1
Deborah D’amico, “Diversity, Inequality and Organizational Culture,” Cross-Cultural Management and Organizational Culture, eds. Tomoko Hamada Ann Jordan Virginia:
Department of Anthropopolgy College of William and Mary .
. Budaya sebagai metafora akar untuk studi organisasi yang menyediakan kerangka kerja secara interpretatif. Dalam pandangan ini, teori
Universitas Sumatera Utara
budaya organisasi menggabungkan rangkaian menarik dari suatu gambar tatanan yang berhubungan antara budaya dan organisasi Hamada Jordan 1990:85.
Keberadaan suatu organisasi tidak terlepas dari dinamika yang terjadi dalam lingkungannya, baik itu internal maupun eksternal. Sehingga setiap
organisasi dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar dapat bertahan dan mampu unggul dalam persaingan yang dihadapi Dirgantoro
2001:39. Semua organisasi pasti mempunyai budaya, begitu pula perusahaan karena perusahaan adalah sebuah organisasi Deal Kennedy 1982:4. Suatu
perusahaan dapat dikatakan memiliki budaya perusahaan yang kuat apabila perusahaan itu antara lain dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain,
sehingga kemampuan bersaing perusahaan tersebut dapat membuat perusahaan itu tetap bertahan. Seperti yang dikatakan Hofsted, budaya yang kuat dan khas yang
terdapat pada suatu perusahaan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan itu sendiri Mulyono 2003:29. Oleh sebab itu keberadaan budaya
pada suatu perusahaan juga menentukan kemampuan perusahaan tersebut untuk bersaing.
Semakin majunya perkembangan di dunia industri membuat persaingan diantara perusahaan semakin jelas terlihat, baik pada perusahaan yang bergerak di
bidang jasa maupun non jasa. Khususnya pada perusahaan jasa karena produk yang dihasilkan berbentuk layanan jasa, agar dapat unggul perusahaan harus
menciptakan strategi khusus untuk memberikan pelayanan yang lebih agar konsumen merasa nyaman dan percaya akan layanan jasa yang diberikan. Salah
satu contoh perusahaan jasa adalah perusahaan otobus yang memberikan layanan
Universitas Sumatera Utara
jasa transportasi darat. Dalam upayanya untuk bisa tetap bertahan banyak perusahaan otobus menerapkan berbagai macam strategi, dari mulai strategi
pelayanan kepada konsumen sampai pada pengelolaan tarif. Namun tidak jarang strategi tersebut malah menjadi bumerang kepada perusahaan itu sendiri karena
pelaksanaannya di lapangan yang kurang tepat. Salah satu contohnya adalah kerapian para karyawan perusahaan. Dengan memberikan seragam kepada
karyawan, perusahaan bermaksud untuk memperlihatkan kerapian dan kekompakan karyawannya. Namun apabila kerapian tersebut tidak diikuti dengan
kesopanan para karyawan dalam melayani konsumen malah akan membawa dampak buruk bagi perusahaan. Tentu ada hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut
mengapa karyawan bisa bersikap seperti itu. Sangat menarik untuk membahas masalah pengelolaan perusahaan transportasi khususnya transportasi darat, karena
transportasi darat berbeda dengan transportasi laut dan udara. Jika transportasi laut dan udara harus memiliki standarisasi keahlian khusus untuk para karyawan
lapangan misalnya; pilot, pramugari, nahkoda kapal, anak buah kapal, namun pada transportasi darat misalnya perusahaan otobus, tidak ada batasan mengenai
standarisasi keahlian khusus untuk para supir dan kondekturnya, cukup bermodalkan SIM dan pengalaman maka ia akan diterima.
Transportasi sebagai akses penghubung antara suatu daerah ke daerah lain menjadi sesuatu hal yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan daerah.
Karena dengan adanya transportasi itu perkembangan dari suatu daerah ke daerah lain menjadi cepat. Oleh sebab itu pertumbuhan perusahaan jasa transportasi juga
turut berkembang pada saat ini. Kota Medan sebagai gerbang masuk di wilayah
Universitas Sumatera Utara
sumatera bagian utara menjadi titik pertumbuhan transportasi, khususnya transportasi darat yang menghubungkan Aceh – Medan, Riau – Medan, Sumatera
Barat – Medan, dan Kota lainnya yang ada di Sumatera Utara. Semakin berkembangnya perusahaan jasa transportasi membuat banyak pilihan bagi
konsumen untuk memilih perusahaan mana yang akan ia gunakan. Ketertarikan untuk menulis permasalahan tentang strategi perusahaan
transportasi antar provinsi ini diltarbelakangi dua permasalahan yang peneliti anggap cukup menarik untuk dilihat:
Pertama , pertumbuhan perkembangan bus dan perusahaan otobus di Indonesia
kuhsusnya di kota Medan. Pada tahun 2010 pertumbuhan jumlah armada bus baru meningkat 2,5 dibandingkan pada tahun 2009. Dikatakan oleh Ketua Umum
Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan Organda Eka Sari Lorena Soerbakti, perkembangan armada bus penumpang di Indonesia mengalami
kenaikan 2,5 dengan total bus mencapai 3 juta unit. Kenaikan pertumbuhan bus ini juga dipengaruhi oleh bertambahnya perusahaan-perusahaan otobus yang
melayani jasa transportasi antar kota dan antar provinsi
2
No
. Hal ini bisa terlihat dari tabel berikut:
Tabel 1 Jumlah Bus Antar Provinsi Menurut Provinsi di Sumatera
2006 - 2010 Uraian
Satuan 2006
2007 2008 2009 2010
1 Nangroe Aceh Darusalam
Unit 509
510 558
544 621
2
Debiariwidawan, “Persaingan sehat antar PO bus berwujud kemajuan bidang transportas, “
http:bataviase.co.idnode526360 diakses tanggal 27 Desember 2011
Universitas Sumatera Utara
2 Sumatera Utara
Unit 1,054
1,106 1,112
1,078 1,185
3 Sumatera Barat
Unit 770
767 792
770 841
4 Riau
Unit 236
233 296
337 367
5 Jambi
Unit 423
443 457
470 501
6 Bengkulu
Unit 207
221 253
271 301
7 Sumatera Selatan
Unit 500
524 545
519 559
8 Lampung
Unit 533
536 545
488 565
Jumlah
Unit 4,232
4,330 4,558
4,477 4,940
Sumber: Direktorat LLAJ, Ditjen. Hubdat, Desember 2010. Buku Statistik Dinas Perhubungan 2011
Tabel 2 Jumlah Perusahaan Bus Antar Provinsi Menurut Provinsi di Sumatera
2006 - 2010 No Uraian
Satuan 2006 2007 2008 2009 2010
1 Nangroe Aceh Darusalam
Perusahaan 15
14 17
18 18
2 Sumatera Utara
Perusahaan 32
34 35
39 41
3 Sumatera Barat
Perusahaan 59
59 60
61 61
4 Riau
Perusahaan 15
15 19
20 22
5 Jambi
Perusahaan 31
31 33
34 35
6 Bengkulu
Perusahaan 13
14 15
17 18
7 Sumatera Selatan
Perusahaan 27
29 30
32 31
8 Lampung
Perusahaan 23
23 25
26 26
Jumlah Perusahaan
202 219
234 247
252
Sumber: Direktorat LLAJ, Ditjen. Hubdat, Desember 2010. Buku Statistik Dinas Perhubungan 2011
Dari tabel di atas terlihat kenaikan pertumbuhan jumlah bus dan perusahaan
otobus dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Khusunya di Medan
Universitas Sumatera Utara
Sumatera Utara hingga tahun 2010 setidaknya terdapat 41 perusahaan dengan 1,185 armada bus. Hal serupa juga diungkapkan oleh pihak MBI PT. Mercedes
Benz Indonesia selaku vendor
3
yang paling diminati untuk pembelian chassis
4
dan mesin di Indonesia. Mereka menjelaskan “hingga Juli 2011, penjualan bus sudah mencapai 1.876 unit, naik ketimbang periode yang sama pada tahun lalu.
Diramalkan, tren ke depannya masih terus meningkat. Pasalnya, banyak perusahaan otobus yang notabene pasar paling potensial, mulai gencar
meremajakan armadanya”
5
Kedua , berkembangnya perusahaan-perusahaan otobus hingga pada saat ini tidak
hanya membawa dampak positif bagi dunia transportasi darat, tapi juga berdampak negatif bagi sebagian pengusaha. Pasalnya banyak pengusahaan
otobus yang gulung tikar akibat tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain . Selain membeli bus-bus baru, strategi meremajakan
armada adalah salah satu upaya yang dilakukan pihak perusahaan otobus untuk tetap menjaga armadanya agar bisa terus beroperasi dan dapat tetap bersaing
dengan armada-armada bus dari perusahaan lain.
6
3
Vendor adalah pihak ketiga yang menjadi produsen material – material perusahaan.
4
Chassis adalah bagian penting dari semua kendaraan yang berfungsi sebagai penopang berat kendaraan , mesin serta penumpang.
. Ketidak mampuan tersebut terletak pada strategi pelayanan yang pada umumnya
mengharuskan perusahaan mengeluarkan modal yang besar, sehingga banyak pengusaha dengan modal yang pas-pasan terancam gulung tikar. Di Kota Medan
5
Budi NR, “Pertarungan sengit di ceruk sempit, “
http:www.jakbus.comsite2index.php?option=com_contentview=articleid=98:persaingan- sengit-di-ceruk-sempitcatid=13:berita-bisItemid=26
diakses tanggal 27 Desember 2011 .
6
Sudarsono Eko, “Pengusaha Otobus Terancam Bangkrut, “http:joglosemar.coberitapengusaha- bus-antarprovinsi-terancam-bangkrut-88770.html diakses tanggal 10 September 2012
Universitas Sumatera Utara
sendiri telah banyak perusahaan otobus yang dahulu pernah sukses pada tahun 1980 hingga 1990-an kini harus gulung tikar, seperti: Risma, Martimbang,
Purnama Raya, PMTS Persatuan Motor Tapanuli Selatan, Bani, Bunga Setangkai, ABS Aek Batanggadis Sejati dan Palansa. Perpecahan bahkan sampai
pada tutupnya suatu perusahaan tidak akan mungkin terjadi jika pengelolaan perusahaan berjalan dengan baik. Setiap manajemen perusahaan dituntut untuk
mampu mengetahui apa kelemahan dan apa yang menjadi keunggulan dari perusahaanya agar dapat dibuat suatu strategi untuk megatasi berbagai
permasalahan. Dalam bersaing misalnya pada satu trayek yang banyak di isi oleh perusahan lain, selain memberikan pelayanan yang baik bisa juga disiasati dengan
mempercepat jadwal keberangkatan atau memberikan snackkepada penumpang. Atas dasar inilah saya tertarik untuk menulis tentang strategi pengelolaan
pada suatu perusahaan transportasi yang dalam hal ini adalah perusahaan otobus. Hal yang menarik yang ingin saya tunjukan adalah bagaimana suatu strategi
dibuat akibat dari persaingan yang semakin sengit diantara perusahaan otobus. Kemudian bagiamana strategi-strategi yang dibuat itu mampu membuat
perusahaan unggul dalam persaingan dan bertahan selama puluhan tahun. Karena setiap perusahaan pastinya mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan
visi dan misi perusahaan. Dalam skripsi ini peneliti memilih CV. Makmur sebagai perusahaan
otobus yang diteliti. Ketertarikan untuk meneliti CV. Makmur dikarenakan dari sekian banyak peruahaan otobus yang ada di Kota Medan CV. Makmur adalah
perusahaan yang paling stabil dalam hal perkembangan dan persaingan. Hal
Universitas Sumatera Utara
tersebut dapat dibuktikan dari kemampuan perusahaan membentuk anak perusahaan baru CV. Halmahera yang beridiri di bawah manajemen CV.
Makmur. Selanjutnya jumlah ijin trayek yang sudah dikantongi perusahaan ini lebih banyak, bahkan sampai dua kali lipat dari perusahaan lain. Dalam sehari
hingga agustus 2012 CV. Makmur memberangkatkan 35 unit armada bus dengan tujuan trayek yang berbeda, dan jumlah tersebut akan terus bertambah
mengingat rencana perusahaan yang akan menambah armada bus untuk CV. Halmahera. Kemudian dari segi tipe-tipe kelas yang disediakan, CV. Makmur
menyediakan sembilan tipe kelas yang dapat dipilih sesuai dengan keinginan penumpang, namun pada perusahaan paling banyak hanya menyediakan empat
tipe kelas saja. Pemilihan ini juga didasari atas panjangnya sejarah perusahaan yang telah
berdiri sejak tahun 1958 dengan nama “Subur”, namun sejak tahun 1959 berubah menjadi “Makmur” dan pada agustus 2011 CV. Halmahera resmi dibuka sebagai
anak dari perusahaan CV. Makmur. Perusahaan ini memiliki seratus sepuluh unit armada bus.Adapun tipe-tipe kelas yang disediakan bagi penumpang yakni kelas
Economi Class Non-Toilet, Economi Toile,Economi Lux Toilet, Royal Class Ac Toilet, Royal Lux Ac Toilet, Super VIP, Super Executive,Super Executive
Lux.Sedangkan yang menjadi trayek tujuan dari perusahaan ini adalah dari kota Medan ke sebagian besar daerah di Provinsi Riau seperti Pekanbaru, Dumai, Duri,
Pangkalan Kerinci, Perawang, Sungai Buatan, Bangkinang, Teluk Kuantan, Rengat dan Tembilahan.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu dalam menjalankan bisnis layanan jasanya manajemen CV. Makmur menerapkan delapan strategi, kedelapan strategi tersebut adalah: strategi
waralaba, strategi promosi, strategi pelayanan, strategi multikulurisme, strategi pembentukan perusahaan baru, strategi peremajaan penambahan armada baru,
strategi sistem ceking, dan strategi jadwal keberangkatan. Hal inilah yang membuat saya tertarik untuk memilih CV. Makmur, hal yang perlu diungkapkan
lebih lanjut ialah mengapa CV. Makmur menerapkan banyak strategi dalam menjalankan perusahaannya, padahal dari penjelasan yang telah disampaikan CV.
Makmur sudah mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Penelitian ini dilakukan di dua tempat yaitu kantor pusat CV. Makmur
yang berada di Jl. Sisingamangaraja Km 6,7 no 12 amplas Medan, dan kantor perwakilan daerah Perawang di Jl. Raya Km 7 Kecamatan Perawang Kabupaten
Siak Riau. Penelitian di kantor pusat bertujuan untuk memahami bagaimana suatu strategi dibuat, apa fungsinya, dan atas dasar apa strategi itu dibuat. Sedangkan
penelitian di kantor perwakilan daerah bertujuan untuk melihat apakah strategi- strategi tersebut benar dilaksanakan samapai kepada kantor perwakilan daerah.
Pemilihan Kota perawang sebagai kantor perwakilan daerah di dasari pertimbangan peneliti yang melihat perkembangan kantor wilayah ini belum
begitu berkembang, berbeda dengan perwakilan daerah yang lain yang sudah pernah peneliti jalani sebelumnya seperti Pekanbaru dan Dumai. Karena untuk
trayek Medan – Pekanbaru dan Medan – Dumai dapat dikatakan CV. Makmur telah menguasai persaingan dengan jumlah keberangkatan sampai dengan 20 unit
Universitas Sumatera Utara
bus setiap harinya, berbeda dengan trayek Medan – Perawang yang hanya memberangkatkan 3 unit bus setiap harinya.
1.2. Tinjauan Pustaka