Sumber: Dinas Perhubungan Sumatera Utara, Direktorat LLAJ 2010.
Data diatas merupakan data resmi pada tahun 2010, namun pada kurun waktu dua tahun 2010 – 2012 ada tiga perusahan baru yang dibuka yakni Batang
Pane Baru, Chandra, dan Halmahera. Halmahera sendiri merupakan perkembangan atau pembentukan perusahaan baru dari CV. Makmur.
2.2. Persaingan Perusahaan Otobus Di Kota Medan
Semakin bertumbuhnya perusahaan-perusahaan otobus yang ada di Kota Medan mengakibatkan perasingan diantara perusahan tersebut semakin jelas
terlihat dalam rangka merebut konsumen. Dalam persaingan tersebut juga membawa dampak positif dan negatif. Seperti yang telah dijelaskan pada
pembahasan masalah di bab pertama, dampak negatif dari persaingan yang terjadi lebih dirasakan oleh para pengusaha perusahaan otobus yang harus mengeluarkan
modal yang besar untuk dapat tetap bersaing. Sebagian besar dari modal tersebut dihabiskan untuk masalah pelayanan seperti membeli armada bus baru dengan
fasilitas kelas Executive, kelas Royal dan kelas Economi. Akibatnya pengusaha dengan modal yang pas-pasan terancam gulung tikar karena tidak mampu
bersaing dengan perusahaan lain yang memiliki modal yang besar. Sementara untuk dampak positif dari persaingan tersebut lebih dirasakan oleh para konsumen
yakni para penumpang yang menggunakan jasa transportasi mereka. Karena persaingan yang terjadi sepertimembeli atau meremajakan hampir semua
armadanya, menseragami semua karyawan,memberikan fasilitas dan pelayanan yang baik kepada konsumennya setidaknya memberi efek positif pada dunia
Universitas Sumatera Utara
transportasi
22
Persoalan pelayanan menjadi permasalahan pokok dalam persaingan antar perusahaan otobus selain masalah tarif dan trayek tujuan. Beberapa contoh
pelayanan yang diberikan kepada konsumen di berbagai perusahaan seperti: bersikap ramah dan sopan, menyediakan armada bus dengan berbagai pilihan
kelas, memberikan snack pada saat perjalanan, menyediakan fasilitas internet wifi, tepat waktu, sampai pada memberikan nomor pengaduan konsumen kritik
dan saran apabila konsumen merasa tidak nyaman dengan pelayanan yang diberikan. Berbagai macam pelayanan coba diberikan pihak perusahaan agar
dapat tetap bersaing mengingat semakin banyak perusahaan baru yang . Akibatnya penumpang diberikan banyak pilihan untuk memilih
perusahaan otobus yang mana yang inigin digunakan sesuai dengan keinginannya. Menarik untuk melihat persaingan perusahaan otobus yang ada di Kota
Medan karena beberapa perusahaan yang ada membangun citra kedaerahan dalam usaha merebut konsumen. Hal itu bisa terlihat dari konsentrasi trayek yang
menuju ke suatu daerah etnik dan nama perusahaan yang identik dengan suatu etnik, misalnya ialah PMTS dan PMH. PMTS adalah singkatan dari Persatuan
Motor Tapanuli Selatan yang melayani trayek tujuan dari Medan ke daerah-daerah di Tapanuli Selatan hingga ke Sumatera Barat. Sedangkan PMH adalah singkatan
dari Persatuan Motor Horas yang melayani trayek tujuan dari daerah Toba dan Medan menuju ke Riau. Pencitraan kedaerahan ini merupakan salah satu strategi
bersaing yang masih dipertahankan oleh beberapa perusahaan hingga saat ini.
22
Debiariwidawan, “Persaingan sehat antar PO bus berwujud kemajuan bidang transportas, “
http:bataviase.co.idnode526360 diakses tanggal 9 Januari 2012
Universitas Sumatera Utara
bermunculan. Tidak mudah bagi perusahaan memberikan pelayanan yang baik, karena seperti yang telah dijelaskan diatas untuk memberikan pelayanan tersebut
dibutuhkan modal yang besar oleh tiap-tiap perusahaan. Persaingan tarif dan trayek tujuan juga menarik untuk dilihat. Karena dari
data yang saya dapati di lapangan ada sebagian perusahaan yang menerapkan tarif di bawah tarif yang telah ditetapkan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
DLLAJ Sumatera Utara. Penetapan tarif yang dilakukan DLLAJ berdasarkan pada jarak tempuh per-kilometer dan jumlah penumpang yang dibawa untuk satu
tujuan trayek tertentu. Namun apabila ada tambahan fasilitas pelayanan seperti penggantian jenis kursi, pengurangan jumlah penumpang, penambahan AC dan
audio visualpihak perusahaan bebas menatapkan harga sesuai dengan batas atas penetapan tarif yang telah ditetapkan oleh DLLAJ. Penetapan tarif yang lebih
murah ini dijadikan strategi sebagian perusahaan untuk bisa merebut konsumen mengingat untuk satu tujuan trayek saja ada 4 sampai 10 perusahaan yang
beroperasi. Tiap-tiap perusahaan juga memiliki trayek tujuan unggulan, maksudnya dari sekian banyak trayek tujuan yang dilayani ada satu trayek yang
menjadi konsentrasi atau prioritas utama mereka. Biasanya, suatu daerah menjadi prioritas perusahaan karena trayek menuju daerah tersebut memberikan
keuntungan besar bagi perusahaan. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya jumlah armada bus yang diberangkatkan per-hari menuju daerah tersebut. Beberapa
perusahaan yang memiliki trayek unggulan adalah sebagai berikut: Pelangi dan PMTOH ke Banda Aceh, ALS ke Padang, Pinem dan Medan Jaya ke Ujung Batu,
Makmur ke Pekanbaru dan Dumai, Bintang Utara ke Dumai, dan Rapi ke Jambi.
Universitas Sumatera Utara
Berbicara tentang persaingan diantara perusahaan otobus tidak hanya membahas tentang strategi-strategi apa saja yang diterapkan oleh perusahaan.
Tetapi peran dari orang-orang yang terlibat langsung dalam persaingan tersebut juga sangat vital, karena merekalah yang melaksanakan strategi-strategi yang
telah diciptakan. Orang-orang yang dimaksud ialah para karyawan lapangan yaitu supir dan kernet bus. Apabila supir dan kernet bus tidak melaksanakan tugasnya
dengan baik atau melanggar peraturan yang telah ditetaapkan maka hal ini akan berakibat fatal untuk perusahaan itu sendiri. Dalam posisinya di perusahaan para
supir dan kernet bus bukanlah karyawan tetap perusahaan, mereka adalah karyawan lepas harian yang dibayar harian sesuai dengan ketentuan yang dibuat
oleh masing-masing perusahaan. Ada perusahaan yang membayar gaji mereka dengan sistem harian sesuai dengan per-trip keberangkatan, dan ada juga
perusahaan yang menerapkan sistem setoran per-bulan kemudian sisa dari setoran tersebut merupakan gaji untuk mereka. Dalam melaksanakan tugasnya dilapangan
para supir dan kernet bus juga saling bersaing dilapangan untuk mendapatkan penumpang. Persaingan ini biasanya terjadi diantara supir dari perusahaan yang
lain, misalnya kebut-kebutan dijalan. Aksi kebut-kebutan untuk mencari penumpang di jalan ini umumnya dilakukan para supir dari perusahaan yang
menerapkan sistem setoran untuk penggajian mereka. Namun untuk para supir yang bekerja dengan sistem penggajian harian pada umumnya jarang sekali
melakukan kebut-kebutan, mereka hanya mengandalkan agen jalanan yang ada disepanjang jalan lintas untuk mendapatkan penumpang.
Universitas Sumatera Utara
BAB III STRATEGI WARALABA DAN STRATEGI PROMOSI