56
maka hubungan bangsa Indonesia dengan bumi, air dan ruang angkasa Indonesia merupakan semacam hubungan ulayat yang diangkat pada tingkatan yang mengenai
seluruh wilayah negara” Pernyataan tanah yang dikuasai oleh bangsa Indonesia sebagai tanah bersama
adalah merupakan hubungan hukum dibidang perdata. Namun, biarpun hubungan hukum tersebut hubungan perdata bukan berarti bahwa Hak Bangsa Indonesia adalah
hak pemilikan pribadi yang tidak memungkinkan adanya hak individual. Hak Bangsa Indonesia dalam Hukum Tanah nasional adalah hak kepunyaan, yang memungkinkan
penguasaan bagian-bagian tanah bersama dengan hak milik oleh warga negara secara Individual.
69
Demikian pulahalnya dengan tanah timbul, Hak Bangsa Indonesia merupakan hak penguasaan yang tertinggi dan meliputi semua tanah yang muncul secara alamidi
seluruhwilayah negara Indonesia. Sehingga dalam konsep Hak Bangsa Indonesia semua tanah yang muncul secara alami adalah tanah bersama seluruh rakyat
Indonesia dan tidaklah semata-mata menjadi hak penduduk asli di tempatdaerah munculnya tanah timbul tersebut.
2. Hak Menguasai dari Negara atas tanah
Hak menguasai dari negara atas tanah bersumber pada Hak Bangsa Indonesia atas tanah, yang hakekatnya merupakan penugasan pelaksanaan tugas kewenangan
bangsa yang mengandung unsur hukum publik. Tugas mengelola seluruh tanah
69
Ibid. hlm.76.
Universitas Sumatera Utara
57
bersama tidak mungkin dilaksanakan sendiri oleh seluruh bangsa Indonesia, maka dalam penyelenggaraannya, Bangsa Indonesia sebagai pemegang hak dan pengemban
amanat tersebut, pada tingkatan tertinggi dikuasakan kepada negara Republik Indonesia sebagai organisasi seluruh rakyat.
70
Isi wewenang hak menguasai dari negara atas tanah sebagaimana dimuat dalam Pasal 2 ayat 2 UUPA, adalah:
a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan, dan pemeliharaan tanah, termasuk dalam wewenang ini adalah:
1. Membuat suatu rencana umum mengenai persediaan, peruntukan, dan penggunaan tanah untuk berbagai keperluan Pasal 14 UUPA
2. Mewajibkan kepada pemegang hak atas tanah untuk memelihara tanah, termasuk menambah kesuburan dan mencegah kerusakannya Pasal 15 UUPA
3. Mewajibkan kepada pemegang hak atas tanah pertanian untuk mengerjakan atau mengusahakan tanahnya sendiri secara aktif dengan mencegah cara-cara
pemerasan Pasal 10 UUPA. b. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan
tanah, termasuk wewenang ini adalah: 1. Menentukan hak-hak atas tanah yang dapat diberikan kepada warga negara
Indonesia baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain, atau
70
Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria.
Universitas Sumatera Utara
58
kepada badan hukum, demikian juga hak atas tanah yang dapat diberikan kepada warga negara asing Pasal 16 UUPA
2. Menetapkan dan mengatur mengenai pembatasan jumlah bidang dan luas tanah yang dapat dimiliki atau dikuasai oleh seseorang atau badan hukum Pasal 7
juncto Pasal 17 UUPA. c. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan
perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai tanah, termasuk wewenang ini, adalah:
1. Mengatur pelaksanaan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia Pasal 19 UUPA.
2. Mengatur pelaksanaan peralihan hak atas tanah. 3. Mengatur penyelesaian sengketa-sengketa pertanahan baik yang bersifat
perdata maupun tata usaha negara, dengan mengutamakan cara musyawarah untuk mencapai kesepakatan.
Tujuan hak menguasai dari negara atas tanah dimuat dalam Pasal 2 ayat 3 UUPA, yaitu untuk mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat, dalam arti
kebahagiaan, kesejahteraan, dan kemerdekaan dalam masyarakat dan Negara hukum Indonesia yang merdeka, berdaulat adil dan makmur.
Selanjutnya pelaksanaan hak menguasai dari negara atas tanah tersebut dapat dikuasakan atau dilimpahkan kepada daerah-daerah Swantara Pemerintah Daerah
Universitas Sumatera Utara
59
dan masyarakat-masyarakat hukum adat, sekedar diperlukan dan tidak bertentangan dengan kepentingan nasional menurut ketentuan-ketentuan peraturan pemerintaah.
71
3. Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat