Siswa yang mencapai ketuntasan belajar KKM ≥ 65 sebanyak 23 siswa. Jadi
persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah71,87 .
d. Analisis dan Refleksi
Tahap refleksi di mulai dengan menganalisis hasil tindakan pada siklus II. Setelah dilakukan tindakan berupa penggunaan media gambar tokoh olahragawan
idola pilihan siswa pada pembelajaran menulis puisi, peneliti menemukan adanya peningkatan kemampuan menulis puisi pada siswa sebesar
71,87 .
Selain itu, berdasarkan pengamatan terhadap proses pembelajaran menulis puisi tentang tokoh olahragawan yang diidolakan siswa, diperoleh hasil sebagai
berikut. 1
Perhatian dan konsentrasi siswa mengalami peningkatan menjadi 75 . Siswa yang memperoleh kriteria amat baik sebanyak 12 siswa,
kriteria baik 12 siswa, 5 siswa dengan kriteria sedang, dan 3 siswa dengan kriteria kurang.
2 Kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas menulis puisi mencapai
81,25 dengan rincian 12 siswa dengan kriteria amat baik, 14 siswa dengan kriteria baik, 4 siswa dengan kriteria sedang, dan 2 siswa
dengan kriteria kurang. 3
Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran menulis puisi berlangsung mencapai 65,62 dengan rincian 10 siswa dengan
kriteria amat baik, 11 siswa dengan kriteria baik, 9 siswa dengan kriteria sedang, dan 2 siswa dengan kriteria kurang.
Secara umum, pembelajaran menulis puisi siklus II ini berlangsung jauh lebih baik dari pada pembelajaran menulis puisi pada siklus sebelumnya. Siswa
lebih antusias dan bersemangat mengikuti pelajaran. Sudah banyak siswa yang lebih aktif selama pembelajaran berlangsung. Siswa dengan inisiatif mereka
sendiri juga sudah mau mengacungkan jari untuk mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan dari guru, padahal pada siklus I siswa masih tampak malu-
malu untuk mengemukakan pendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selain itu, sudah banyak siswa yang mampu mengemukakan
ide, gagasan dan pengalaman batinnya dalam bentuk puisi. Puisi hasil karya siswa
juga sudah banyak yang memenuhi unsur-unsur yang diharapkan ada dalam sebuah puisi.
Meskipun demikian, berdasarkan observasi yang peneliti lakukan masih terdapat kekurangan pada siklus II antara lain.
1 Beberapa siswa masih belum aktif dalam pembelajaran. Siswa masih
tampak enggan dan malu jika diminta untuk mengemukakan pendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan dari guru.
2 Masih ada siswa yang kesulitan membuat puisi dengan media gambar
tokoh idola. Ketika diberi tugas membuat puisi, biasanya siswa terdiam agak lama sambil memandangi teman mereka yang sedang membuat puisi.
Baru setelah waktu hampir habis, siswa membuat puisi, tetapi ‘asal jadi’. 3
Beberapa siswa lebih memperhatikan tampilan puisi mereka dari pada isinya sehingga siswa lebih sibuk mengambar dan menghias kertas
kerjanya. Solusi yang peneliti ajukan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang
masih terdapat pada siklus II ini adalah sebagai berikut. 1
Guru hendaknya memberikan motivasi yang lebih terhadap siswa-siswa yang belum aktif selama proses pembelajaran berlangsung, misalnya
dengan mengatakan akan memberikan nilai yang lebih baik atau memberikan hadiah dalam bentuk barang.
2 Guru hendaknya menanyakan kesulitan yang masih ditemui siswa-siswa
yang belum bisa menggunakan media gambar tokoh idola untuk menulis puisi dan membantu agar siswa tersebut mampu menulis puisi dengan
media gambar tokoh idola. 3
Guru perlu menekankan kepada siswa bahwa isi puisi mereka jauh lebih penting dari pada tampilannya sehingga siswa harus mengedepankan isi
puisi dan menghias kertas kerjanya jika sudah menyelesaikan puisinya.
3. Deskripsi Siklus III