Mukim Sebagai Pemerintahan Resmi Wewenang dan Fungsi Kepala Mukim

d. Mukim Sebagai Pemerintahan Resmi

Dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ditegaskan bahwa hirarkhi peraturan perundang- undangan Republik Indonesia, adalah : 1. Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-Undang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; 3. Peraturan Pemerintah; 4. Peraturan Presiden, dan 5. Peraturan daerah atau qanun Keberadaan Pemerintahan Mukim sekarang telah diatur secara cukup jelas dan tegas dalam Undang-Undang dan Qanun. Yaitu di dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, pada Bab XV dengan judul Mukim dan Gampong. Dan sebagai penjabaran atau peraturan pelaksanaan dari undang-undang tersebut telah pula diundangkan Qanun Aceh Nomor 4 Tahun 2003 tentang Pemerintahan Mukim. Bahkan di dalam Pasal 3 qanun tersebut dinyatakan bahwa Mukim mempunyai tugas menyelenggarakan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan peningkatan pelaksanaan Syari’at Islam. Dengan telah dinyatakannya mukim sebagai penyelenggara pemerintahan apalagi dengan cara cukup eksplisit – dalam peraturan perundang-undangan UU dan Qanun, maka keberadaannya telah mendapat pengakuan dan pengukuhannya dalam hukum positif Indonesia. Dengan demikian, keberadaannya tidak saja hanya diakui dalam tataran Universitas Sumatera Utara sosial budaya masyarakat Aceh, tetapi juga telah diadopsi kedalam tataran juridis formal.

e. Wewenang dan Fungsi Kepala Mukim

Wewenang adalah hak yang dimiliki seseorang atau badan hukum yang dimana dengan hak tersebut seseorang atau badan hukum dapat memerintah atau menyuruh untuk berbuat sesuatu. Berdasarkan Qanun nomor 2 tahun 2012 pasal 3 tentang Kewenangan Mukim Mukim: a. Melindungi adat dan adat istiadat, membina dan meningkatkan kualitas pelaksanaan Syari’at Islam; b. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan kampung; c. Melaksanakan tugas yang dilimpahkan oleh Camat; d. Di bidang pertanahan dapat menjadi saksi dalam proses perbuatan hukum pemindahanperalihan hak atas tanah dan hak milik satuan rumah susun yang dilakukan oleh danatau dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah yang berwenang, sepanjang memenuhi syarat menurut ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku; e. Terlibat dalam proses perencanaan dan pengembangan kawasan kampung dalam wilayah kemukiman yang dilakukan oleh pemerintah atau pihak ke tiga; f. Melaksanakan tugas pembantuan dari Pemerintah Aceh danatau Pemerintah. Universitas Sumatera Utara Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki maka Mukim merupakan suatu lembaga pemerintahan di Provinsi Aceh yang mempunyai kekuatan hukum serta mempunyai tugas dalam pelayanan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan dalam lingkungan masyarakat di dalam suatu Gampong Desa. Mukim memiliki Fungsi dalam penyelenggaraan pemerintah diantaranya Fungsi Mukim adalah: a. penyelenggaraan pemerintahan baik berdasarkan azas desentralisasi, dekonsentrasi dan urusan tugas pembantuan serta segala urusan pemerintahan lainnya; b. pelaksanaan pembangunan baik pembangunan ekonomi, pembangunan fisik maupun pembangunan mental spritual; c. pembinaan kemasyarakatan di bidang pelaksanaan Syari’at Islam, pendidikan, peradatan, sosial budaya, ketentraman dan ketertiban masyarakat; d. peningkatan percepatan pelayanan kepada masyarakat; e. penyelesaian dalam rangka memutuskan dan atau menetapkan hukum dalam hal adanya persengketaan-persengketaan atau perkara-perkara adat dan hukum adat. Uraian di atas terlihat jelas bahwa Mukim bertanggung jawab dalam mengatasi kesenjangan-kesenjangan sosial yang terjadi dalam masyarakat dan bagaimana memberikan suatu pelayanan yang menyeluruh kepada masyarakat dalam peranan yang dimiliki sehingga tidak terjadi hal-hal yang melanggar aturan yang telah di tetapkan. Universitas Sumatera Utara

3. Pengambilan Keputusan a. Pengertian Pengambilan Keputusan