Landasan Aksiomatik AHP Prinsip-Prinsip Dasar AHP

pengukuran dan ketergantungan di dalam dan di luar kelompok elemen strukturnya. AHP didesain berdasarkan hal yang bersifat intuitif dan rasional untuk menyeleksi yang terbaik dari sejumlah alternatif yang dievaluasi dengan memperhatikan beberapa kriteria. Dalam proses ini, pembuat keputusan stakeholders dapat melakukan penilaian komparatif sederhana yang kemudian digunakan untuk mengembangkan prioritas-prioritas secara keseluruhan untuk penyusunan alternatif-alternatif pada urutan rankingprioritas.

2.1.1 Landasan Aksiomatik AHP

Landasan aksiomatik dari Analytic Hierarchy Process AHP terdiri dari: 1. Resiprocal Comparison, yang mengandung arti bahwa matriks perbandingan berpasangan yang terbentuk harus bersifat berkebalikan. Misalnya, jika A adalah k kali lebih penting dari pada B maka B adalah 1k kali lebih penting dari A. 2. Homogenity, yaitu mengandung arti kesamaan dalam melakukan perbandingan. Misalnya, tidak dimungkinkan membandingkan jeruk dengan bola tenis dalam hal rasa, akan tetapi lebih relevan jika membandingkan dalam hal berat. 3. Dependence, yang berarti setiap level mempunyai kaitan complete hierarchy walaupun mungkin saja terjadi hubungan yang tidak sempurna incomplete hierarchy. 4. Expectation, yang berarti menonjolkon penilaian yang bersifat ekspektasi dan preferensi dari pengambilan keputusan. Penilaian dapat merupakan data kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif. Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Prinsip-Prinsip Dasar AHP

Dalam menyelesaikan permasalahan dengan metode AHP ada beberapa prinsip dasar Saaty, 2006 yang harus dipahami, yaitu: a. Decomposition prinsip menyusun hirarki Setelah mendefinisikan permasalahan atau persoalan, maka perlu dilakukan dekomposisi. Pengertian decomposition adalah memecahkan atau membagi problem yang utuh menjadi unsur-unsurnya ke dalam bentuk hirarki proses pengambilan keputusan, di mana setiap unsur atau elemen saling berhubungan. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan dilakukan terhadap unsur-unsur sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan yang hendak dipecahkan. Struktur hirarki keputusan tersebut dapat dikategorikan sebagai complete dan incomplete. Suatu hirarki keputusan disebut complete jika semua elemen pada suatu tingkat memiliki hubungan terhadap semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya Gambar 2.1, sementara pada hirarki keputusan incomplete tidak semua unsur pada masing-masing jenjang mempunyai hubungan. Pada umumnya problem nyata mempunyai karakteristik struktur yang incomplete. Bentuk struktur dekomposisi yakni: Tingkat pertama : Tujuan keputusan Tingkat kedua : Kriteria-kriteria Tingkat ketiga : Alternatif pilihan Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Struktur Hirarki AHP Complete b. Comparative Judgement Comparative Judgement dilakukan dengan penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP karena akan berpengaruh terhadap urutan prioritas dari elemen-elemennya. Hasil dari penilaian ini lebih mudah disajikan dalam bentuk matriks pairwise comparison. Matriks pairwise comparison adalah matriks perbandingan berpasangan yang memuat tingkat preferensi beberapa alternatif untuk tiap kriteria atau atribut. Skala preferensi yang digunakan yaitu skala 1 yang menunjukkan tingkat yang paling rendah equal importance sampai dengan skala 9 yang menunjukkan tingkatan yang paling tinggi extreme importance. Agar diperoleh skala yang tepat dalam membandingkan dua elemen, maka hal yang dilakukan adalah memberikan pengertian menyeluruh tentang elemen-elemen yang dibandingkan dan relevansinya terhadap kriteria. Dalam melakukan penilaian kepentingan relatif terhadap dua elemen berlaku aksioma reciprocal, yakni jika penilaian elemen i dinilai lebih penting dibandingkan dengan elemen j, maka elemen j harus 1a ji penting dibanding elemen i. c. Synthesis of Priority Dari setiap matriks pairwise comparison akan dicari eigen vector-nya untuk mendapatkan prioritas lokal. Karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan prioritas umum Tujuan Kriteria 2 Kriteria 1 Kriteria i Alternatif 2 Alternatif 1 Alternatif j Universitas Sumatera Utara harus dilakukan sintesis di antara prioritas lokal. Sintesis yang dilakukan memiliki prosedur yang berbeda-beda menurut bentuk hirarki. d. Logical Consistency Konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa obyek-obyek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansinya. Kedua adalah tingkat hubungan antara obyek-obyek yang didasarkan pada kriteria tertentu.

2.1.3 Tahapan-Tahapan Metode AHP