Landasan Teori Efektivitas Ekstrak Daun Jambu Biji Buah Putih Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Dari Abses Dan Staphylococcus aureus (ATCC® 29213™)

Hasilnya, misal terlihat penurunan koloni bakteri sebanyak ± 99,9, selain dari percobaan kelompok kontrol, disebut Kadar Bunuh Minimum KBM. 33

2.5 Landasan Teori

Staphylococcus aureus merupakan salah satu mikroflora normal yang umumnya berada pada hidung dan kulit dengan rentangan insidens 20-85, sementara pada kulit 5-25, pada rongga mulut 10-35. Bakteri ini bersifat patogen yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan penyakit pada manusia, apabila dipengaruhi faktor predisposisi seperti perubahan kuantitas bakteri dan penurunan daya tahan tubuh host. Staphylococcus aureus yang patogen menghasilkan koagulase dan cenderung menghasilkan pigmen kuning dan bersifat hemolitik. Perannya dapat sebagai agen kausatif ataupun faktor predisposisi dalam berbagai penyakit, seperti parotitis, angular cheilitis, dan infeksi endodontik. Selain menyebabkan infeksi superfisial pada kulit dan mukosa, juga dapat menyebabkan pembentukan abses, septikemia, pneumonia, osteomielitis, dan gastroenteritis. Persentase Staphylococcus aureus yang merupakan hasil pengkulturan murni dari abses adalah sebesar 0,7-15. Abses periodontal merupakan infeksi lokal purulen di dalam dinding gingiva pada saku periodontal yang dapat menyebabkan destruksi ligamen periodontal dan tulang alveolar. Masuknya bakteri ke dalam dinding saku jaringan lunak merupakan awal terjadinya abses periodontal, serta kurangnya kontrol terhadap diabetes mellitus merupakan faktor predisposisi dari pembentukan abses periodontal. Daun jambu biji mengandung senyawa aktif yang lain seperti tanin, triterpenoid, flavonoid, eugenol yang mempunyai efek antibakteri dengan cara merusak struktur membran sel. Dinding sel Staphylococcus aureus mengandung asam teikoat, yaitu sekitar 40 dari berat kering dinding selnya. Asam teikoat adalah beberapa kelompok antigen dari Staphylococcus. Asam teikoat mengandung aglutinogen dan N-asetilglukosamin. Universitas Sumatera Utara Tanin merupakan komponen utama dari daun jambu biji, bersifat antibakteri dengan cara mempresipitasi protein. Tanin senyawa polifenol yang mengikat protein kaya prolin yang mengganggu sintesis protein dan telah terbukti memiliki aktivitas antibakteri. Mekanisme tanin sebagai antibakteri dengan mengkerutkan dinding sel dan membran sel, inaktivasi enzim, merusak atau inaktivasi fungsi materi genetik. Ekstrak daun jambu biji muda mengandung senyawa fenol yang cukup banyak diantaranya flavonoid, sehingga daun jambu biji memiliki aktivitas antimikroba. Mekanisme flavonoid sebagai antibakteri adalah meracuni protoplasma, merusak dan menembus dinding serta mengendapkan protein sel bakteri. Flavonoid dapat menyebabkan kerusakan sel bakteri, denaturasi protein, inaktivasi enzim dan menyebabkan kebocoran sel. Triterpenoid meskipun terutama digunakan untuk kualitas aromatik, juga telah ditemukan sebagai agen yang berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara menghambat sintesis enzim dan merusak struktur membran sel. Saponin termasuk senyawa triterpenoid telah ditemukan memiliki efek penghambatan pada bakteri gram positif yaitu Staphylococcus aureus dengan cara merusak struktur membran sel. Saponin dapat sebagai antimikroba, berdasarkan sifat racunnya bagi hewan berdarah dingin dapat menghemolisis sel darah merah. Universitas Sumatera Utara 22 Kerangka Teori Bakteriostatis  Anti diare  Anti inflamasi  Anti viral  Anti fungi  Anti oksidan  Anti bakteri Daun Jambu Biji Triterpenoid  menghambat sintesis enzim dan merusak struktur membran sel Saponin  merusak struktur membran sel Tanin  mengkerutkan dinding sel dan membran sel, mempresipitasi protein, inaktivasi enzim, inaktivasi fungsi materi genetik Flavonoid  denaturasi protein, inaktivasi enzim dan menyebabkan kebocoran sel Bakteriosidal Kadar Hambat Minimum KHM Kadar Bunuh Minimum KBM Kandungan daun jambu biji:  Tanin Damar  Flavonoid Asam Oksalat  Guayaverin Garam-garam mineral  Leukosianidin Triterpenoid  Minyak atsiri Saponin  Asam malat Quercetin Impaksi dari benda asing seperti potongan tusuk gigi Destruksi ligamen periodontal dan tulang alveolar Abses periodontal Staphylococcus aureus Pembengkakan gingiva, mengkilat disertai rasa sakit Pus Nanah Universitas Sumatera Utara 23

2.6 Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Skrining Staphylococcus aureus dengan Resistansi Berperantara MecA dari Sediaan Usap Hidung pada Dokter Muda di Instalasi Perawatan Intensif Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

5 52 55

Perbandingan Efektifitas Daya Hambat Terhadap Staphylococcus Aureus Dari Berbagai Jenis Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda Citrofolia Liin) ( In vitro)

5 48 68

Pemeriksaan Cemaran Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus aureus Pada Jamu Gendong Dari Beberapa Penjual Jamu Gendong

4 120 85

Daya Hambat Infusum Daun Sirih Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Yang Diisolasi Dari Denture Stomatitis ; Penelitian In Vitro.

1 79 68

Identifikasi Staphylococcus aureus pada Salmon Mentah dalam Sajian Sashimi di Restoran Jepang Kota Medan

0 43 55

Pemeriksaan Kontaminasi Bakteri Staphylococcus aureus pada Seragam Dokter Muda yang Bertugas di ICU Dewasa RSVP H. Adam Malik Medan

4 47 76

Uji efektivitas ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli dengan metode disc diffusion.

4 24 70

Lampiran 1 SKEMA ALUR PIKIR Latar Belakang - Efektivitas Ekstrak Daun Jambu Biji Buah Putih Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Dari Abses Dan Staphylococcus aureus (ATCC® 29213™)

0 0 29

2.1.1 Etiologi Abses di Rongga Mulut - Efektivitas Ekstrak Daun Jambu Biji Buah Putih Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Dari Abses Dan Staphylococcus aureus (ATCC® 29213™)

0 0 19

Efektivitas Ekstrak Daun Jambu Biji Buah Putih Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Dari Abses Dan Staphylococcus aureus (ATCC® 29213™)

0 0 13