21
Universitas Sumatera Utara
5 Menentukan segmen komunikan yang sesuai dengan konteks
komunikasi kesehatan 6
Mengelola umpan balik atau dampak pesan kesehatan yang sesuai dengan kehendak komunikatior dan komunikan
7 Mengelola hambatan–hambatan dalam komunikasi kesehatan
8 Mengenal dan mengelola konteks komunikasi kesehatan
9 Prinsip- prinsip riset
10 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi efektif.
b. Praktis berbicara, berpidato, memimpin rapat, dialog, diskusi,
negosiasi, menyelesaikan konflik, menulis, membaca, wawancara, menjawab pertanyaan, argumentasi dan lain-lain
c. Membentuk sikap dan perilaku berkomunikasi
d. Berkomunikasi yang menyenangkan dan empati
e. Berkomunikasi dengan kepercayaan pada diri
f. Menciptakan kepercayaan publik dan pemberdayaan publik
g. Membuat pertukaran gagasan dan informasi makin menyenangkan
h. Memberikan apresiasi terhadap terbentuknya komunikasi yang baik.
2.2.3 Model Kepercayaan Kesehatan Health Believe Model
Health belief model atau disebut juga dengan HBM dikembangkan pertama kali tahun 1950-an oleh seorang psikologi sosial di layanan kesehatan
publik AS yaitu dimulai dengan adanya kegagalan pada program pencegahan dan pencegahan penyakit Hocbaum 1958, Rosenstok 1960.1974.
Model kepercayaan kesehatan HBM adalah sebuah bentuk perilaku dimana seseorang memberikan penilaian dan penjabaran terhadap kesehatan dari
segi sosio-psikologis. Sedangkan perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi
spesifik,durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa
interaksi tersebut amat kompleks sehingga kadang-kadang seseorang tidak sempat memikirkan penyebab menerapkan perilaku tertentu.
Universitas Sumatera Utara
22
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya HBM dipelajari sebagai perilaku terhadap gejala gejala sakit yang terdiagnos terutama terhadap proses pencarian penyembuhan. Sebelumnya
Witson pada tahun 1925 mengembangkan teori yang dinamakan sebagai teori S-R atau stimulus rangsangan yang menyatakan bahwa semua yang terjadi perilaku
diakibatkan karena adanya penguatan reinforcement, Kemudian Skiner 1928 menguakkan bahwa setiap perilaku yang mendapatkan ganjaran memungkinkan
atau mengulangi perilaku tersebut reasoning and thinking. Model kepercayaan kesehatan sangat dekat dengan bidang pedidikan
kesehatan. Model ini menganggap bahwa perilaku kesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan maupun sikap. Secara khusus model ini menegaskan bahwa
persepsi seorang tentang kerentanan dan kemujaraban pengobatan dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam perilaku perilaku kesehatannya.
Rosenstock 1974-1977 Menurut model kepercayaan kesehatan perilaku ditentukan oleh apakah
seseorang: 1 percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu; 2 menganggap masalah ini serius; 3 meyakini efektifitas tujuan pengobatan
dan pencegahan; 4 tidak mahal; dan 5 menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan.
Model kepercayaan kesehatan ini dikembangkan pada tahun 50an dan didasarkan atas partisipasi masyarakat pada program deteksi dini tuberculosis.
Analisis terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada program tersebut kemudian dikembangkan sebagai model perilaku. Model
kepercayaan kesehatan didasarkan pada tiga faktor esensial: 1.
Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil resiko kesehatan.
2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah
perilaku. 3.
Perilaku itu sendiri. Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan
dengan kepribadian dan lingkungan individu serta pengalaman berhubungan dengan sarana dan petuagas kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
23
Universitas Sumatera Utara
Kesiapan individu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil
kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman dan adanya kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan memberikan keuntungan.
Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian indvidu terhadap perubahan
yang ditawarkan, interaksi dengan petugas keseahtan yang merekomendasikan perubahan perilaku dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa.
Model kepercayaan kesehatan memperkirakan perilaku sebagai hasil keyakinankepercayaan yang merupakan persepsi individu terhadap:
1. Susceptibility to illness Kepercayaan tetang kerentanan terhadap penyakit
Merupakan persepsi seseorang tentang resiko terkena penyakit. 2.
The severity of the illness Kepercayaan tentang keparahan penyakit Persepsi seseorang tentang tingkat keparahan suatu penyakit akibat
perilaku tertentu. 3.
The cost involved in carrying out the behaviour Pengorbanan yang dikeluarkan untuk berubah perilakunya
Pengerbonan yang dikeluarkan tidak hanya finansial tapi juga hal-hal yang bersifat psikologis seperti khawatir, malu, rasa sakit, dll.
4. The benefits involved in carrying out the behavior Persepsi tentang
manfaat yang dirasakan jika berubah perilakunya Seseorang tidak akan menerima tindakan kesehatan yang dianjurkan
kepadanya kecuali bila ia yakin bahwa tindakan tersebut dapat mengurangi ancaman penyakit atau menguntungkan.
5. Cues to action Isyarat terhadap tindakan
Mempengaruhi seseorang dalam mendapatkan pengertian yang benar tentang kerentanan, kegawatan, dan kerugian dari tindakan pencegahan
dan pengobatan yang dilakukan, bisa berasal dari faktor internal dan eksternal.
6. Cues to action: Internal and External
Universitas Sumatera Utara
24
Universitas Sumatera Utara
Manfaat model kepercayaan kesehatan ini digunakan untuk untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan. Model kepercayaan kesehatan
merupakan model kognitif yang berarti bahwa khususnya proses kognitif dipengaruhi oleh informasi dari lingkungan. Menurut model kepercayaan kesehatan
kemungkinan individu akan melakukan tindakan pencegahan tergantung secara langsung pada hasil dari dua keyakinan atau penilaian kesehatan yaitu ancaman
yang dirasakan dari sakit dan pertimbangan tentang keuntungan dan kerugian. Penilaian tentang ancaman yang dirasakan ini berdasarkan pada
ketidakkebalan yang merupakan kemungkinan bahwa orang-orang dapat mengembangkan masalah kesehatan menurut kondisi mereka. Keseriusan yang
dirasakan orang-orang yang mengevaluasi seberapa jauh keseriusan penyakit tersebut apabila mereka mengembangkan masalah kesehatan mereka atau
membiarkan penyakitnya tidak ditangani. Penilain kedua yang dibuat adalah antara keuntungan dan kerugian dari
perilaku dalam usakan untuk memutuskan tindakan pencegahan atau tidak yang berkaitan dengan dunia medis dan mencakup berbagai ancaman,seperti check up
untuk pemeriksaan awal dan imunisasi Penilaian ketiga yaitu petunjuk berperilaku sehat. Hal ini berupa bebagai
informasi dari luar atau nasihat mengenai permasalahan kesehatan. Contohnya media massa, promosi kesehatan dan nasihat orang lain atau teman Maulana, 2009.
2.3 Kerangka Pemikiran