48 pemberian obat-obatan atau resep yang diberikan oleh dokter harus disesuaikan
dengan Formularium Nasional yang telah ditetapkan dan umumnya obat-obat yang digunakan adalah obat generik. Maka dari itu, interaksi yang terjadi tidak
berpengaruh terhadap faktor usia.
4.4.2 Faktor Jumlah Obat
Berdasarkan faktor jumlah obat, kejadian potensi interaksi obat terhadap total jumlah obat lebih banyak terjadi pada pasien yang menerima tiga jenis obat
yaitu 90,16 dengan tidak terjadi potensi interaksi sebesar 9,84 Tabel 4.9. Tabel 4.9 Kejadian Potensi Interaksi Obat Berdasarkan Jumlah Obat Subjek
Penelitian
Jumlah Obat
Potensi Interaksi Obat Nilai P
Terjadi Potensi Interaksi Tidak Terjadi Potensi
Interaksi Jumlah
terhadap total jumlah
Obat Jumlah
terhadap total jumlah
obat Dua obat
15 55,56
12 44,44
0,002 Tiga obat
55 90,16
6 9,84
Empat obat 28
75,68 9
24,32 ≥5 obat
15 88,24
2 11,76
Total 113
29 Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan Chi-Square Test antara variabel
jumlah obat dengan kejadian potensi interaksi obat menunjukkan keduanya
bermakna secara statistik nilai p 0,05, sehingga dalam penelitian ini jumlah
obat berhubungan dengan kejadian potensi interaksi obat. Besarnya masalah interaksi obat, terutama dapat meningkat secara bermakna pada populasi
masyarakat tertentu sejalan dengan bertambah banyaknya jumlah obat yang
Universitas Sumatera Utara
49 dikonsumsi secara bersamaan setiap hari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Churi terhadap penilaian dari interaksi obat-obat pada pasien rumah sakit di india yang menyatakan dua faktor yang mempengaruhi frekuensi dari potensi
interaksi obat-obat berdasarkan korelasi analisis, salah satunya adalah jumlah obat yang diresepkan kepada pasien, hasil menunjukan adanya hubungan yang
bermakna antara potensi interaksi obat dengan jumlah obat p 0.01 Churi, dkk., 2011.
Berikut adalah bentuk diagram batang potensi interaksi obat hasil persentase antara kelompok jumlah obat terhadap total jumlah obat dua obat
n = 27; tiga obat n = 61; empat obat n = 37; ≥ 5 obat n = 17Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Grafik hasil persentase potensi interaksi obat antihipertensi
antara kelompok jumlah obat terhadap total kelompok jumlah obat Berdasarkan gambar 4.4 diatas potensi interaksi obat antara kelompok
jumlah obat terhadap total jumlah obat paling banyak pada pasien yang mendapatkan tiga obat 90,16 sedangkan pasien yang mendapatkan 2 jenis obat
sebesar 55,56, empat jenis obat sebesar 75,68 dan ≥ 5 jenis obat sebesar
88,24. Meskipun potensi interaksi obat paling banyak terjadi pada pasien yang
55,56 90,16
75,68 88,24
44,44
9,84 24,32
11,76
20 40
60 80
100
Dua obat Tiga obat
Empat obat ≥5 obat
Berinteraksi Tidak berinteraksi
Jumlah obat T
ot al
ke lo
m po
k jum
la h o
ba t
Universitas Sumatera Utara
50 mendapatkan tiga jenis obat namun secara keseluruhan semuanya itu memiliki
hubungan yang bermakna. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dengan bertambahnya jumlah obat yang digunakan maka potensi untuk timbulnya
interaksi obat semakin meningkat. Hasil penelitian ini tidak berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan Sindhu pada penyelidikan faktor-faktor yang
mempengaruhi interaksi obat-obat menyatakan insiden dari interaksi obat-obat 40 terjadi pada pasien yang menerima 5 obat dan 80 terjadi pada pasien yang
menerima 7 atau lebih obat Sindhu, dkk., 2013. Pemberian obat lebih dari satu macam yang lebih dikenal dengan polifarmasi ini disamping dapat memperkuat
kerja obat potensiasi, juga dapat berlawanan antagonis, menggangu absorpsi, mempengaruhi distribusi, mempengaruhi metabolisme, dan mengganggu ekskresi
obat yang disebabkan oleh terjadinya interaksi obat Harianto, 2006.
Universitas Sumatera Utara
51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN