34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Umum Subjek Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap 4 puskesmas yang berada di kota Medan periode September – November 2014 yaitu Puskesmas
Medan Deli, Puskesmas Helvetia, Puskesmas Darussalam, Puskesmas Teladan diperoleh 142 pasien yang memenuhi kriteria inklusi Tabel 4.1. Pengamatan
diambil dari lembar resep dan catatan pengobatan pasien dari puskesmas.
Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian
No Karakteristik Subjek
Jumlah Resep n=142 1
Jenis Puskesmas Medan Deli
37 26,06
Helvetia 19
13,38 Darussalam
24 16,90
Teladan 62
43,66 2
Jenis Kelamin Lk
37 26,06
P 105
73,94 3
Kelompok Usia 25 - 55 Tahun
39 27,46
56 - 86 Tahun 103
72,54
4 Jumlah Obat
Dua obat 27
19,01 Tiga obat
61 42,96
Empat obat 37
26,06
≥ 5 obat 17
11,97
Universitas Sumatera Utara
35 Karakteristik subjek pada tabel 4.1 terdiri dari empat kelompok. Kelompok
pertama yaitu kelompok jenis puskesmas yang merupakan tempat dilakukannya penelitian. Kelompok kedua yaitu kelompok jenis kelamin. Kelompok ketiga
yaitu kelompok umur yang dibagi menjadi dua bagian. Pembagian ini didasarkan pembagian umur menurut Departemen Kesehatan dimana untuk kategori dewasa
dimulai umur 25 – 55 tahun dan untuk kategori manula dan lansia antara 56 – 86 tahun. Kelompok keempat yaitu kelompok jumlah obat yang digunakan oleh
pasien berdasarkan banyaknya obat yang diterima pasien. Berdasarkan data Tabel 4.1 diatas, hasil pengamatan menunjukkan
gambaran bahwa jumlah resep yang paling banyak adalah Puskesmas Teladan dengan 62 43,66 jumlah resep diikuti dengan Puskesmas Medan Deli 37
26,06 jumlah resep, Puskesmas Darussalam 24 16,90 jumlah resep dan Puskesmas Helvetia 19 13,38 jumlah resep.
Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas lembar resep yang diterima merupakan lembar resep untuk pasien perempuan yaitu 105 73,94 jumlah
resep. Berdasarkan kelompok usia, lembar resep yang diterima mayoritas untuk pasien berusia 56 - 86 tahun yaitu 103 72,54 jumlah resep. Berdasarkan
jumlah obat, lembar resep yang diterima paling banyak mengandung tiga jenis obat yaitu 61 42,96 jumlah resep.
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa pasien yang mengalami hipertensi lebih banyak wanita daripada laki-laki. Hal ini dikarenakan bahwa
wanita lebih rentan mengalami hipertensi akibat pengaruh hormon yang dimilikinya. Pada dasarnya, seiring dengan bertambahnya usia wanita terutama 25
tahun keatas akan mengalami peningkatan produksi hormon seksualnya. Namun,
Universitas Sumatera Utara
36 ketika mendekati usia 40 tahun maka kemampuan produksi hormon tersebut akan
semakin berkurang. Ini disebut dengan masa menopause masa terhentinya siklus menstruasi. Wanita dalam masa menopause ditemukan memiliki tekanan darah
sistolik lebih besar daripada laki-laki dengan usia yang sama. Menopause dihubungkan dengan pengurangan pada estradiol dan penurunan perbandingan
rasio estrogen dan testosterone. Hal ini mengakibatkan disfungsi endothelial dan menambah indeks masa tubuh yang menyebabkan kenaikan pada aktivasi saraf
simpatetik yang kerap kali terjadi pada wanita yang mengalami menopause. Aktivasi saraf simpatetik ini akan mengeluarkan sekresi renin dan angiotensin II.
Disfungsi endotelial ini akhirnya meningkatkan kesensitifan terhadap garam dan kenaikan endotelin. Tidak hanya itu, kenaikan angiotensin dan endotelin dapat
menyebabkan stress oksidatif yang akhirnya berujung pada hipertensi Coylewright, dkk., 2008.
Tabel 4.2 Klasifikasi Pasien Yang Mengalami Hipertensi Berdasarkan JNC VII
No Kategori
Jumlah Pasien 1
Pre-Hipertensi 26
18,31 2
Hipertensi Stage 1 58
40,85 3
Hipertensi Stage 2 58
40,85 Total
142
Berdasarkan The Seventh Report of The Joint National Committee On JNC VII kategori tekanan darah untuk orang dewasa adalah Pre-Hypertension
120-13980-89; Hypertension Stage 1 140-15990-99; Hypertension Stage 2 ≥160≥100 NHLBI,2004. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh jumlah pasien
yang mengalami hipertensi yang paling banyak adalah kategori Hypertension
Universitas Sumatera Utara
37 Stage 1 dan Stage 2 dengan persentase 40,85 Tabel 4.2. Pada JNC VII
pengkategorian tekanan darah dibagi menjadi empat tingkatan berdasarkan nilai dari tekanan darah seseorang yaitu normal, pre-hipertensi, hipertensi stage 1 dan
hipertensi stage 2. Sedangkan pada JNC VIII lebih kepada manajemen terapi hipertensi berdasarkan Evidence Based Medicine EBM, komplikasi penyakit, ras
dan riwayat penderita hipertensi. Namun, klasifikasi tekanan darah yang dirilis oleh JNC VIII pada tahun 2013 masih merujuk klasifikasi tekanan darah JNC VII
James, dkk., 2014. Menurut JNC VII pengobatan pasien pre-hipertensi cukup dengan terapi
non farmakologi yaitu perubahan pola hidup. Namun berdasarkan tabel 4.2 diatas, pasien pre-hipertensi yang ada di puskesmas mendapatkan terapi farmakologi. Hal
ini di karenakan pasien pre-hipertensi tersebut merupakan pasien kunjungan berulang ke puskesmas yang merupakan pasien hipertensi stage 1 atau 2 yang
tekanan darahnya sudah stabil. Pasien yang tekanan darahnya sudah stabil tetap mendapatkan terapi farmakologi untuk mengontrol tekanan darahnya.
4.2 Potensi Interaksi Obat Antihipertensi