Masalahnya sekarang adalah berapa banyak persediaan harus ada serta kapan persediaan bahan atau barang dibeli. Sebab sebagaimana diketahui apabila
persediaan bahan atau barang habis, maka akan menyebabkan berbagai kerugian bagi perusahaan. Sebaliknya apabila persediaan terlalu banyak juga akan
menimbulkan tambahan biaya yang semestinya dapat dihemat. Dengan demikian untuk mencapai efisiensi persediaan barang, paling
sedikit management harus dapat menentukan suatu jumlah yang tepat untuk dibeli serta kapan pembelian barang dilakukan. Dari pembelian bahan baku diharapkan
proses produksi perusahaan tidak terganggu disebabkan karena gangguan bahan baku serta biaya-biaya persediaan barang dagangan dapat ditekan seminimal
mungkin. Sehubungan dengan pengadaan persediaan barang dagangan, maka perlu
dikembangkan adanya suatu sistem pengawasan persediaan yang optimal. Sistem pengawasan persediaan yang optimal yaitu meliputi:
a. Kapan mengadakan pemesanan barang kembali
b. Berapa barang yang akan dipesan kembali
Untuk melaksanakan pengawasan persediaan yang optimal tentu saja harus diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pengadaan persediaan. Dengan
mengabaikan salah satu faktor saja berarti perusahaan akan mendapatkan resiko yang lebih besar.
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persediaan Barang
Faktor-faktor yang akan mempengaruhi persediaan barang pada perusahaan, ada beberapa macam, di mana satu dengan yang lain saling berhubungan, yakni
sebagai berikut: a.
Perkiraan kebutuhan barang forecast demand Sebelum kegiatan pembelian atau pemesanan barang dilakukan, maka
management harus dapat membuat perkiraan barang yang akan dijual pada
suatu periode. Perkiraan kebutuhan barang yang akan dijual merupakan perkiraan tentang berapa kebutuhan perusahaan akan barang untuk proses
pemasaran ataupun proses produksi bahan baku.
Universitas Sumatera Utara
b. Harga daripada barang dagangan
Harga daripada barang ikut juga menentukan besar kecilnya persediaan barang. Harga daripada barang dagangan merupakan penentu berapa dana
yang harus disediakan untuk pengadaan persediaan barang dagangan. c.
Biaya-biaya persediaan Biaya-biaya persediaan hendaknya diperhatikan dalam penentuan besarnya
persediaan. Dalam memuat analisis tentang biaya-biaya persediaan dikenal adanya dua tipe biaya, yaitu biaya-biaya yang semakin besar dengan
bertambah besarnya rata-rata persediaan, dan biaya-biaya yang semakin kecil dengan berkurangnya besar rata-rata persediaan.
d. Kebijaksanaan pembelanjaan financial policy
Kebijaksanaan pembelanjaan berhubungan dengan seberapa jauh persediaan barang dagangan akan mendapatkan dana.
e. Kebutuhan senyatanya actual demand
Kebutuhan akan barang yang senyatanya dalam waktu-waktu yang lalu harus diperhatikan. Berapa besar kebutuhan barang dagangan serta bagaimana
hubungannya dengan perkiraan kebutuhan yang telah dibuat untuk periode yang berkutnya harus diperhatikan dan dianalisis. Dengan demikian maka
dapat dibuat perkiraan kebutuhan penjualan barang lebih mendekati pada kenyataan.
f. Waktu tunggu lead time
Waktu tunggu adalah tenggang waktu yang diperlukan untuk menunggu datangnya barang sesudah saat pemesanan. Waktu tunggu perlu diperhatikan
karena erat hubungannya dengan penentuan saat pemesanan kembali reorder. Dengan diketahuinya waktu tunggu yang tepat maka kelangsungan
proses produksi tetap terjamin sedangkan biaya-biaya persediaan dapat ditekan sampai seminimal mungkin. Maka perusahaan dapat memperoleh
keuntungan dari pelanggan dan tidak akan mengecewakan pelanggan karena kebutuhan pelanggan tetap ada dalam perusahaan, serta pelanggan tidak akan
pindah tempat dalam membeli kebutuhannya. Adapun hubungan dari masing-masing faktor yang mempengaruhi persediaan
tersebut adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Biaya-Biaya Persediaan Harga Bahan Kebijksanaan Pembelanjaan
Perkiraan Pemakaian EOQ
Pemakaian Sesungguhnya Persediaan Besi Persediaan Bahan
Waktu Tunggu Pembelian Kembali Produksi
Gambar 2.1 Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persediaan Barang Persediaan bahan atau barang yang optimal akan bergantung kepada
keadaan masing-masing faktor. Dengan diketahuinya kebijaksanaan pembelanjaan financial policy, biaya-biaya persediaan, harga daripada barang serta perkiraan
kebutuhan akan barang akan dapat ditentukan jumlah atau kuantitas barang yang dipesan yang paling optimal mempunyai biaya minimal. Demikian juga dengan
diketahuinya perkiraan kebutuhan akan barang pada waktu yang lalu dengan penjualan barang akan dapat dianalisa persediaan safety stock yang paling tepat
waktu lead time diperlukan untuk menentukan pemesanan kembali reorder. EOQ Economic Order Quantity, safety stock dan reorder akan membentuk pola
persediaan barang dari perusahaan yang bersangkutan.
2.3 Teori Persediaan