Manajemen Pengendalian Persediaan Analisis Persediaan

Menurut Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto 2003 bahwa persediaan adalah barang-barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik berupa bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi, barang-barang untuk keperluan operasi, atau barang-barang untuk keperluan suatu proyek. Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting adalah pengendalian persediaan. Apabila perusahaan menanamkan terlalu banyak dana dalam persediaan, maka akan menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan. Dengan demikian apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan biaya-biaya dari terjadinya kekurangan barang stock out cost. Persediaan inventory ditujukan untuk mengantisipasi kebutuhan permintaan. Permintaan meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap, dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan. Jenis persediaan ini sering disebut dengan istilah persediaan keluaran produk product output. Sistem persediaan diartikan sebagai serangkaian kebijakan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus disediakan dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem persediaan bertujuan menetapkan dan menjamin tersedianya sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada waktu yang tepat.

2.4 Manajemen Pengendalian Persediaan

Manajemen pengendalian persediaan berarti sebagai pengawasan. Jumlah persediaan yang besar secara unit dibutuhkan pengelompokan ke dalam jumlah yang lebih kecil dan relatif homogen agar mudah melakukan pengawasan. Kerumitan dan perbedaan dalam persediaan membuat manajemen menerapkan prosedur yang hampir sama untuk setiap kategori. Yang tidak dapat dihindari adalah tipe sistem pengawasan persediaan manapun yang dipilih, pasti mempunyai dampak atas semua aktivitas organisasi. Universitas Sumatera Utara Langkah awal dalam mengembangkan sistem pengawasan persediaan adalah menganalisis kemana tujuan sistem diarahkan. Karena tujuan sistem pengawasan persediaan akan menjadi pedoman atas kebijakan persediaan. Sistem pengawasan persediaan yang baik hanya membutuhkan perhatian apabila ada pengecualian. Penyesuaian yang harus dilakukan adalah membuat sistem operasi agar: 1. Menjamin atau memastikan barang dan bahan baku cukup tersedia 2. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan serta keterlambatan barang 3. Menyediakan laporan tepat waktu dan konsisten kepada manajemen 4. Mengeluarkan sedikit jumlah sumber daya dalam penyempurnaannya Terdapat enam macam yang sangat penting dalam mengembangkan dan memelihara sistem dan kegagalan dalam menurunkan efisiensi seluruh sistem. 1. Mengembangkan peramalan permintaan dan menguji kesalahan peramalan 2. Menyelesaikan model persediaan, salah satunya dengan menggunakan model EOQ Economic Order Quantity 3. Menghitung biaya persediaan biaya pesan, biaya simpan, dan biaya penjualan 4. Model yang digunakan dalam mencatat dan menghitung setiap barang 5. Model penerimaan, penanganan dan penyimpanan 6. Prosedur informasi yang digunakan dalam melaporkan pengecualian.

2.5 Analisis Persediaan

Analisis persediaan merupakan salah satu topik yang paling popular dalam ilmu manajemen. Salah satu alasannya adalah karena hampir semua jenis organisasi bisnis memiliki persediaan. Walaupun kadangkala sering berpikir mengenai persediaan hanya dalam hal jumlah persediaan yang terdapat dalam rak toko, namun bentuk persediaan dapat bermacam-macam, seperti produk setengah jadi pada tingkat proses manufaktur yang berbeda-beda, bahan baku, sumber daya, tenaga kerja atau kas. Tujuan dari persediaan tidak selalu untuk memenuhi permintaan pelanggan, sebagai contoh perusahaan-perusahaan sering menyimpan persediaan bahan baku dalam jumlah besar sebagai cadangan jika terjadi Universitas Sumatera Utara pemogokan. Adapun bentuk serta tujuan persediaan, sering menimbulkan biaya besar bagi perusahaan bisnis. Economic Order Quantity atau EOQ kuantitas pemesanan yang ekonomis klasik memberikan bentuk analisis persediaan paling mendasar dan fundamental. Model-model EOQ memberikan sarana untuk menentukan berapa jumlah yang harus dipesan kuantitas pesanan dan kapan pemesanan harus dilakukan sehingga biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan dapat diminimalisir. Asumsi dasar atas model-model EOQ adalah bahwa permintaan diketahui dengan pasti dan bersifat konstan.

2.6 Fungsi-Fungsi Persediaan

Dokumen yang terkait

Aplikasi Metode Economic Order Quantity (EOQ) Untuk Mengoptimalkan Persediaan Bahan Bakar Minyak (Studi Kasus PT. Kereta Api (PERSERO) Medan)

5 70 53

Analisis Pengendalaian Persediaan Obat Menggunakan Metode Eoq (Economics Order Quantity) Pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

2 74 115

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) (Studi Kasus: PT. Pabrik Es Siantar)

12 94 51

Cara Pengendalian Persediaan Obat Paten dengan Metode Analisis ABC, Metode Economic Order Quantity (EOQ), Buffer Stock dan Reorder Point (ROP) di Unit Gudang Farmasi RS Zahirah Tahun 2014

12 81 134

Studi Pengendalian Persediaan Obat Generik melalui Metode Analisis ABC, Economic Order Quantity (EOQ) dan Reorder Point (ROP) di Gudang Farmasi Rumah Sakit Islam Asshobirin Tahun 2013

2 33 207

Analisis Pengendalian Persediaan Dagangan Menggunakan Model EOQ (Economic Order Quantity) (Studi Kasus: PT. Electronic City Medan Carrefour)

0 0 12

Analisis Pengendalian Persediaan Dagangan Menggunakan Model EOQ (Economic Order Quantity) (Studi Kasus: PT. Electronic City Medan Carrefour)

0 1 2

Analisis Pengendalian Persediaan Dagangan Menggunakan Model EOQ (Economic Order Quantity) (Studi Kasus: PT. Electronic City Medan Carrefour)

0 1 10

Analisis Pengendalian Persediaan Dagangan Menggunakan Model EOQ (Economic Order Quantity) (Studi Kasus: PT. Electronic City Medan Carrefour)

0 0 19

Analisis Pengendalian Persediaan Dagangan Menggunakan Model EOQ (Economic Order Quantity) (Studi Kasus: PT. Electronic City Medan Carrefour)

0 0 2