37 menggunakan kata dengan makna yang tepat dalam menyampaikan informasi kepada
masyarakat umum. Bagi mereka yang berkecimpung dalam penelitian bahasa, pengetahuan semantik
akan banyak memberi bekal teoritis untuk dapat menganalisis kata atau bahasa-bahasa yang sedang dipelajarinya. Sedangkan bagi seorang guru atau calon guru, pengetahuan
mengenai semantik akan memberi manfaat teoritis, karena sebagai seorang guru bahasa haruslah mengerti dengan sungguh-sungguh tentang bahasa yang akan diajarkannya.
Sedangkan manfaat praktis yang diperoleh dari mempelajari teori semantik adalah pemahaman yang lebih mendalam mengenai makna dari suatu kata yang makna katanya
berdekatan atau memiliki kemiripan arti.
2.2.2 Kesinoniman
Dalam setiap bahasa, termasuk bahasa Indonesia maupun bahasa Jepang, seringkali kita temui adanya hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah
kata dengan kata lainnya. Hal ini berkaitan dengan relasi makna. Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa
yang lainnya Chaer, 2007: 297. Satuan bahasa di sini dapat berupa kata, frase, maupun kalimat. Relasi makna ini dapat menyatakan kesamaan makna sinonim, pertentangan
makna antonim, ketercakupan makna hiponim, kegandaan makna polisemi dan ambiguitas, dan kelebihan makna redudansi.
Apabila suatu kata memiliki makna yang hampir sama mirip dengan satu atau lebih kata yang lain, maka dapat dikatakan bahwa kata-kata tersebut memiliki hubungan
atau relasi makna yang termasuk ke dalam sinonim. Sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan
ujaran lainnya Chaer, 2007: 267. Akan tetapi meskipun bersinonim, maknanya tidak
Universitas Sumatera Utara
38 akan persis sama. Hal ini dikarenakan tidak ada sinonim yang maknanya akan sama
persis seratus persen. Dalam konteks tertentu, pasti akan ditemukan suatu perbedaannya meskipun kecil. Ketidaksamaan ini terjadi karena berbagai faktor, antara lain faktor
waktu, faktor tempat atau wilayah, faktor keformalan, faktor sosial, faktor bidang kegiatan, dan faktor nuansa makna.
Dalam bahasa Jepang, sinonim dikenal dengan istilah 類 義 語
„ruigigo‟ . Menurut Sutedi 2003: 115, perbedaan dari dua kata atau lebih yang memiliki relasi atau
hubungan kesinoniman 類 義 関 係
„ruigi-kankei‟ dapat ditemukan dengan cara
melakukan analisis terhadap nuansa makna dari setiap kata tersebut. Misalnya pada kata agaru dan noboru yang kedua-
duanya berarti „naik‟, dapat ditemukan perbedaannya sebagai berikut.
: 或経路
焦 合わ
移動 Noboru
: Shita kara ue e wakukeiro ni shouten o awasete idou suru Noboru
: berpindah dari bawah ke atas dengan fokus jalan yang dilalui
あ :
到 焦
合わ 移動
Agaru : Shita kara ue e toutatsuten ni shouten o awasete idou suru
Agaru : berpindah dari bawah ke atas dengan fokus tempat tujuan
Jadi, perbedaan verba agaru dan noboru terletak pada fokus 焦
„shouten‟ gerak tersebut. Verba agaru menekankan pada tempat tujuan
到 „toutatsuten‟
dalam arti tibanya di tempat tujuan tersebut hasil, sedangkan noboru menekankan pada jalan yang dilalui
経 路 „keiro‟ dari gerak tersebut proses. Kata tersebut dapat
tersampaikan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
39
2.2.3 Pilihan Kata