50
Analisis:
Kalimat 5 di atas, diucapkan oleh seorang putri dari klan Kusaribe kepada Mahiro dan Yoshino. Mahiro dan putri tersebut terikat sebuah perjanjian kerjasama.
Dimana Mahiro akan menolong putri tersebut keluar dari pulau tempatnya disandera apabila ia bersedia menolong Mahiro dan Yoshino mencari tahu penyebab terbunuhnya
Aika chan, adiknya Mahiro. Sang putri berkata bahwa selain penyebab yang bersifat magis, saat ini perkembangan teknologi juga dapat membantu meningkatnya pola dan
ragam kriminalitas. Demikian pula halnya yang terjadi dengan peristiwa terbunuhnya Aika chan.
Penggunaan verba tasukeru pada kalimat di atas, sepintas terasa kurang tepat karena tidak ada teori yang benar-benar cocok dengan kalimat di atas. Kalimat 5
mengandung makna „membantu‟. Dalam hal ini, teknologi yang tinggi membantu proses bertambahnya angka kriminalitas. Sementara makna yang dimaksud tersebut, lebih tepat
bila menggunakan verba tetsudau, karena didukung oleh teori Koizumi dkk. dalam Nihongo Kihon Doushi Youhou Jiten 1989 dan yang dijelaskan dalam Gaikokujin no
Tame no Kihongo Yourei Jiten 1990 yaitu, „menambahkan penyebab lain dalam suatu
kejadian‟ dan „sesuatu yang termasuk kedalam penyebab berlangsungnya suatu hal‟. Namun, mengingat dampak dari kriminalitas, sebagian besar menimbulkan
bahaya. Seperti yang dimaksud oleh Hirose, yaitu „mengeluarkan tenaga sendiri untuk membebaskan orang lain dari keadaan bahaya yang menimpa jasmani dan rohani‟, maka
penggunaan verba tasukeru di atas sudah tepat.
3.3 Analisis Perbedaan Nuansa Makna Verba Tetsudau dan Tasukeru
Pada bab I telah disebutkan bahwa untuk menganalisis sinonim digunakan teknik substitusi pemutasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui posisi kedua verba dalam
Universitas Sumatera Utara
51 kalimat bahasa Jepang. Apakah penggunaan kata tetsudau dapat digantikan dengan kata
tasukeru dalam kalimat yang sama dan memiliki nuansa makna yang sama atau tidak.
Tabel 1. Pemakaian verba Tetsudau
No Kutipan
Tetsudau Tasukeru
1.
く 礼
し 人形売
手伝 あ
! Komik Pastel Kazoku : 40
O O
2.
兄 物
捨 手伝
あ Komik
Pastel Kazoku : 35
O O
3.
う 素気
い返 ひ
く父 感情
害し し
い 今晩
酒 手伝
い http:www.aozora.gr.jpcards000247files1333_20664.html
O X
4.
目的地 着い
いう安心 手伝
T -
入 口
し 頃
飢え 疲
彼 雪
上 ぶ
う http:www.aozora.gr.jpcards000008files1083_53475.html
O X
5.
わ し
見 夢
家 云う職業
手伝う 大
抵色彩 い
http:www.aozora.gr.jpcards000879files186_15257.html
O X
Berdasarkan tabel 1. di atas, diketahui bahwa seluruh contoh kalimat yang menggunakan verba tetsudau bila diganti menjadi kalimat yang menggunakan verba
tasukeru, terlihat seolah-olah benar secara gramatikal dan dianggap wajar jika digunakan dalam keseharian. Tetapi, untuk kalimat 3, 4 dan 5 tidak dapat diganti menjadi
kalimat yang menggunakan verba tasukeru. Hal ini disebabkan makna yang ditimbulkan oleh verba tetsudau pada kalimat kalimat 3, 4 dan 5
yaitu, „membantu proses
Universitas Sumatera Utara
52 berlangsungn
ya suatu kegiatan‟ tidak sesuai dengan makna yang melekat pada verba tasukeru.
Sedangkan pada kalimat 1 dan 2, seperti sudah dijelaskan sebelumnya pada bagian analisis masing-masing kalimat, makna yang terkandung dari kalimat asal adalah
membantu pekerjaan orang lain dengan bekerja bersama-sama. Porsi pekerjaan orang yang membantu, tidak lebih banyak dari orang yang dibantu, mengingat perannya hanya
meringankan pekerjaan pelaku utama. Saat tetsudatte pada kalimat 1 dan 2 diganti menjadi tasukete, makna yang terkandung dalam kalimat asal menjadi berubah. Jika
menggunakan tasukete, Mayo dan Yukari pada kalimat 1 yang semula terkesan biasa saja tanpa masalah, berubah menjadi Mayo dan Yukari yang merasa kesulitan karena
tidak mampu menjual boneka-boneka mereka, atau mereka merasa kebingungan karena setelah sekian lama berjualan tetapi belum ada satu boneka pun yang laku terjual.
Sehingga mereka merasa sangat tertolong ketika Shiori chan datang menawarkan bantuan untuk menjual boneka-boneka tersebut.
Demikian juga halnya dengan kalimat 2, jika menggunakan verba tasukete, makna yang ada pada kalimat awal berubah menjadi Oniichan yang kesulitan membuang
barang-barang yang menumpuk di kamarnya, sehingga ia sangat memerlukan bantuan orang lain untuk melakukannya.
Universitas Sumatera Utara
53
Tabel 2. Pemakaian verba Tasukeru
No Kutipan
Tetsudau Tasukeru
1.
番目 地域
少年 死
危険 あ
人間 一人助
い Anime Zetsuen no Tempest
: 1: 09.07”
X O
2.
猫 い
助 う
思 リ
Anime Inu to Boku : 6: 13.47”
X O
3.
ひ く
イク ひ
う 子犬
助 し
Anime Zetsuen no Tempest : 4: 20.55”
X O
4.
小物特集 小物
集 困
い 何
助 え
Drama First Class
: 6:27.35”
O O
5.
イテク 悪
助 Anime Zetsuen no Tempest : 6:
06.27”
X O
Berdasarkan tabel 2. di atas, diketahui tidak semua kalimat yang menggunakan verba tasukeru bisa diganti dengan verba tetsudau. Hal ini jelas disebabkan oleh makna
yang ditimbulkan oleh penggunaan kedua verba tersebut. Meskipun secara sepintas kalimat penggantinya terasa benar, namun secara gramatikal jelas salah. Pada kalimat 1,
2, 3 dan 5, verba tasukeru tidak dapat digantikan oleh verba tetsudau, karena kalimat- kalimat tersebut memiliki nuansa bahaya yang mengancam nyawa seseorang
maupun seekor hewan. Sedangkan pada kalimat 5 nuansa bahaya yang dimaksud lebih kepada efek yang ditimbulkan oleh kriminalitas. Maka, secara teori berdasarkan literatur
Universitas Sumatera Utara
54 yang ada, nuansa bahaya yang menimpa jasmani dan rohani adalah makna yang dimiliki
oleh verba tasukeru. Sedangkan pada kalimat 4, verba tasukeru bisa diganti dengan verba tetsudau.
Pada kalimat 4, jika menggunakan verba tasukeru, mengandung makna „menolong
orang yang kesulitan atau tersiksa‟. Apabila verba tasukeru diganti menjadi verba
tetsudau, maka makna yang terkandung di dalamnya akan berubah. Chinami yang tadinya terkesan putus asa dan merasa tidak mampu merampungkan pekerjaannya
berubah menjadi terkesan biasa saja, tanpa beban. Porsi kerja Chinami yang akan dibantu oleh teman kantornya menjadi sebagian kecil saja.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa verba tetsudau bisa digantikan dengan verba tasukeru dalam kalimat-kalimat tertentu. Penggantian verba dapat
mempengaruhi makna kalimat asal. Jika tasukeru diganti dengan tetsudau, maka kesannya pekerjaan yang dilakukan terasa lebih ringan dan tidak ada rasa putus asa atau
kebingungan. Begitupula sebaliknya, apabila verba tetsudau diganti dengan tasukeru, maka kesan yang muncul adalah pelaku utama menjadi kebingungan dan merasa sangat
tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya. Perubahan makna yang terjadi terlihat cukup signifikan dan ini artinya,
mengganti verba dapat memberikan pengaruh yang cukup besar pada makna sebuah kalimat. Ditemukan beberapa poin pembeda yang menjadi variasi dalam penggunaan
kedua verba tersebut. Hal-hal yang menjadi poin pembeda terdapat dalam penggunaan jenis pekerjaan yang dibantu, objek serta nuansa yang terkandung dalam kalimat.
Universitas Sumatera Utara
55
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN