Gambar 4.3 Grafik Resume Frekuensi Curah Hujan Kala Ulang DAS Belawan
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari grafik dan perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa untuk menghitung curah hujan kala ulang digunakan Metode Gumbel karena memiliki curah
hujan yang maksimum. Agar data tersebut dapat digunakan maka, perlu di uji kecocokannya dengan menggunakan Metode Smirnov-Kolmogorof.
4.4 Analisa Frekuensi Curah Hujan
Frekuensi hujan adalah besarnya kemungkinan suatu besaran hujan disamai atau dilampaui.Analisa frekuensi diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari penakar
hujan, baik yang manual maupun otomatis. Analisa frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan di
masa yang akan datang. Dengan anggapan bahwa sifat statistik kejadian hujan yang akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian hujan masa lalu. Analisa frekuensi
2 5
10 25
50 100
NORMAL 142.97
177.51 197.12
212.35 229.69
241.54 LOG NORMAL
137.29 177.07
202.32 230.34
255.47 277.1
LOG PERSON III 141.77
177.99 197.06
217.02 229.53
240.42 GUMBEL
137.19 177.21
221.99 264.66
296.32 327.75
50 100
150 200
250 300
350
CURAH HUJAN KALA ULANG DAS BELAWAN
Universitas Sumatera Utara
curah hujan diperlukan untuk menentukan jenis sebaran distribusi.Berikut analisa frekuensi curah hujan pada tabel 4.22.
Tabel 4.22 Analisa Frekuensi Curah Hujan
No. X
i
1 208,67
142,97 65,70
4316,36 283580,444
18630951,6 2
190,67 142,97
47,70 2275,19
108524,507 5176510,5
3 185,67
142,97 42,70
1823,20 77849,013
3324075,0 4
161,33 142,97
18,36 337,05
6187,954 113604,6
5 145
142,97 2,03
4,12 8,353
16,9 6
129 142,97
-13,97 195,19
-2726,983 38098,7
7 116
142,97 -26,97
727,43 -19619,645
529161,4 8
107,7 142,97
-35,27 1244,04
-43878,656 1547644,1
9 101,67
142,97 -41,30
1705,77 -70450,114
2909660,2 10
84 142,97
-58,97 3477,58
-205076,302 12093554,6 Total
1429,71 0,00
16105,95 134398,571 44363277,6
Rata-rata 142,97
S 89,46
Sumber: Hasil Perhitungan Standar deviasi:
3 ,
42 1
10 95
, 16105
= -
=
Dari hasil perhitungan diatas selanjutnya ditentukan jenis sebaran yang sesuai, dalam penentuan jenis sebaran diperlukan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Koefisien Kemencengan C
s
3 N
1 i
3 i
S
2 1
X X
= C
S n
n n
- -
-
=
X
2 i
X X -
3 i
X X -
4 i
X X -
X X
i
-
1 n
X X
S
2 i
- -
=
Universitas Sumatera Utara
246 ,
46 ,
89 8
9 134398,571
10 =
C
3 S
= x
2. Koefisien Kurtosis Ck
4 N
1 i
4 i
2 k
3 2
1 X
X =
C S
n n
n n
- -
- -
=
2,74 =
2 ,
42 7
8 9
77,6 950.443632
10 =
C
4 2
k
x
3. Koefisien Variasi
X S
= C
v
295 ,
97 ,
142 2
, 42
= C
v
= Berikut ini adalah tabel 4.23 yaitu perbandingan syarat-syarat sebaran dan
hasil perhitungan analisa frekuensi hujan.
Tabel 4.23 Uji parameter statistik untuk menentukan jenis sebaran
Jenis Sebaran
Syarat Hasil
Perhitungan Perbandingan
Cs Ck
Cs Ck
Cs Ck
Normal Gauss
3 0,246
2,74
Tidak Memenuhi Memenuhi
Log Normal
0,763 3
0,246 2,74
Memenuhi Memenuhi
Log Pearson III
≠ 0 ≠ 0
0,246 2,74
Memenuhi Memenuhi
Gumbel
1,139 5,4002 0,246
2,74
Memenuhi Memenuhi
Sumber: Bambang Triadmojo, 2008: 250
Berdasarkan tabel 4.23, maka distribusi Log Normal, Log Person III dan Gumbel dapat digunakan sebagai metode perhitungan curah hujan rancangan. Berdasarkan
analisis frekuensi yang dilakukan pada data curah hujan harian maksimum diperoleh
Universitas Sumatera Utara
bahwa jenis distribusi yang paling cocok dengan sebaran data curah hujan harian maksimum di daerah aliran air adalah distribusi Gumbel.
4.5 Uji Kecocokan Goodnes of fittest test DAS Belawan