kesimpulan Atraumatik care Prinsip –Prinsip atraumatik care

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 kesimpulan

Berdasarkan Hasil penelitian pada 30 responden perawat yang telah dilaksanakan mulai 11 sampai 16 januari 2016 di rumah sakit santa elisabeth medan terhadap persepsi perawat terhadap prinsip perawatan atraumatik pada anak diperoleh sebanyak 53,3 memiliki cukup baik persepsi perawat terhadap prinsip perawatan atraumatik pada anak. 6.2 Saran 6.2.1 Bagi institusi pendidikan Dapat disajikan sebagai bahan kajian dan masukan serta informasi tambahan bagi pendidikan keperawatan terutama dalam pembelajaran keperawatan.

6.2.2 bagi pelayanan keperawatan

Dapat dijadikan sebagai menjadi informasi tambahan dan masukan dalam pengembangan pendidikan keperawatan khususnya keperawatan anak sehingga perlu diberikan pelatihan-pelatihan secara kontiniu tentang perawatan atraumatik pada anak khusunya di rumah sakit.

6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terlaksananya perawatan atraumatik pada anak di rumah sakit, pengaruh perawatan atraumatik terhadap penurunan angka rawatan pasien anak. 31 Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persepsi 2.1.1. Pengertian Persepsi Persepsi merupakan pandangan maupun kemampuan individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan stimulus lingkungan yang dialaminya Suliswati, 2005 Persepsi merupakan suatu proses individu untuk menyeleksi ,mengorganisir dan menginterpretasikan terhadap rangsangan yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu Walgito 2002 dalam Sitinjak 2007, Persepsi merupakan suatu proses yang didahului penginderaan,yaitu dengan diterimanya simulus oleh reseptor, diteruskan keotak atau pusat saraf yang diorganisasikan dan diinterpretasikan sebagai proses psikologis.Akhirnya individu menyadari tentang apa yang dilihat dan didengarnya syaraf terjadinya persepsi Winardi,2001

2.1.2. Jenis- Jenis persepsi

Ada 2 jenis persepsi,yaitu eksternal perception,yaitu persepsi karena adanya rangsang yang datang dari luar individu, dan selfperseption yaitu rangsangan yang terjadi karna adanya rangsang yang berasal dari dalam diri individu dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri Sunaryo, 2004

2.1.3 Syarat terjadinya Persepsi

6 Universitas Sumatera Utara Menurut sunaryo 2010 syarat-syarat terjadinya persepsi adalah sebagai berikut :adanya objek yang di persepsi, adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi, adanya alat reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus, saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus keotak, yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.

2.1.4. Faktor yang mempengaruhi persepsi

Menurut Siagian 1995 ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persepsi yaitu : 1. Diri orang yang bersangkutan, dalam hal ini yang mempengaruhi adalah karakteristik individual meliputi dimana sikap, kepentingan, minat, pengalaman dan harapan. 2. Sasaran persepsi, yang menjadi sasaran persepsi dapat berupa orang benda, peristiwa yang sifat sasaran dari persepsi dapat mempengaruhi persepsi orang yang melihatnya, hal-hal lain yang ikut mempengaruhi.

2.1.5. Prinsip – prinsip keperawatan anak

Prinsip atau dasar dalam keperawatan anak sebagai pedoman dalam memahami filosofi keperawatan anak. Prinsip dalam asuhan keperawatan anak menurut Hidayat2005 adalah : a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik. Prinsip ini mengandung arti bahwa tidak boleh memandang anak dari ukuran fisik saja, anak mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan. b. Anak mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan. Anak memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai denga usia tumbuh kembang kebutuhan tersebut dapat meliputi kebutuhan fisiologis,psikologis,sosial, dan spiritual. Universitas Sumatera Utara c. Berorientasi pada upaya promotif dan preventif Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak. d. Berfokus pada kesejahteraan anak Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab komprehensip dalam memberikan asuhan keperawatan anak. e. Kontrak dengan anak dan keluarga Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk mencegah, mengkaji,mengintervensian meningkatkan kesejahteraan hidup dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral etik dan aspek hukumlegal

2.1.6. Peran perawat anak

Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukannya dalam satu sistem kozier,2004. Perawat adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan undang-undang kesehatan no 23-1992. Menurut supartini2004 perawat adalah salah satu tim kesehatan yang bekerja dengan anak dan orang tua.Peran perawat adalah cara untuk mengatasi aktivitas perasat dalam praktik. Dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara Universitas Sumatera Utara profesional sesuai dengan kode etik profesionalnya Mubarak,2006 : beberapa peran penting seorang perawat anak menurut Supartini2004 yaitu : a. Peran sebagai pelaksana keperawatan Seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan perawat dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk memberikan asuhan keperawatan dari melakukan pengkajian,menyusun rencana keperawatan sesuai diagnosa keperawatan,melaksanakan intervensi sampai pada mengevaluasi dan mendokumentasikan secara tertulis kepada rekam medik setiap selesai melaksanakan tugas dalam meningkatkan pelayanan di rumah sakit. b. Peran sebagai pendidik Perawat memberikan pendidikan dan pemahaman kepada individu, keluarga, kelompok dan rumah sakit secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku seperti yang diharapkan untuk meningkatkan kesehatan yang optimalFriedman,1998. Perawat berperan sebagai pendidik baik secara langsung dengan memberikan pendidikan kesehatan pada orang tua anak maupun secara tidak langsung dengan menolong orang tua atau anak memahami pengobatan dan perawatan anaknya Supartini, 2004 c. Peran sebagai administrasi Perawat kesehatan diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang diberikan dengan melakukan pengelolahan terhadap suatu permasalahan, mengambil keputusan dalam pemecahan masalah,pengolahan tenaga,membuat mekanisme kontrol,kerja sama lintas sektoral dan lintas program, serta bersosialisasi dengan masyarakat Fridman,1998. d. Peran sebagai konseling Universitas Sumatera Utara Perawat kesehatan merupakan tempat bertanya oleh individu,keluarga,kelompok masyarakat untuk memecahkan berbagai persoalan dan masalah keperawatan yang di hadapiperry dan poter,2005. Perawat sebagai pembela bagi anak atau keluarganya pada saat mereka membutuhkan pertolongan, tidak dapat mengambil keputusan atau menentukan pilihan, dam menyakinkan keluarga untuk menyadari pelayanan yang tersedia, pengobatan dan prosedur yang dilakukan dengan cara melibatkan keluargaSupartini,2004

2.2. Atraumatik care

Atraumatik care adalah bentuk perawatan terapeutik yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam tatanan pelayanan kesehatan anak, melalui pengunaan tindakan yang dapat mengurangi distres fisik maupun distres psikologis yang dialami anak maupun orang tuanya. Atraumatik care bukan satu bentuk intervensi yang nyata terlihat, tetapi memberi perhatian pada apa, siapa, dimana, dan bagaimana prosedur dilakukan pada anak dengan tujuan mencegah dan mengurangui stres fisik dan psikologis Supartini 2004. Menurut Wong, ,2009 Atraumatic care meliputi pendekatan psikologis berupa menyiapkan anak-anak untuk prosedur pemeriksaan sampai pada intervensi fisik terkait menyediakan ruang bagi anak tinggal bersama orang tua dalam satu ruangan rooming in .

2.3. Prinsip –Prinsip atraumatik care

Ada beberapa prinsip perawatan atraumatik yang dapat dilakukan harus dimiliki oleh perawat anak antara lain : 1. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga. Dampak perpisahan dari keluarga, anak akan mengalami gangguan psikologis seperti kecemasan, ketakutan, kurangya kasih sayang, gangguan ini akan menghambat proses Universitas Sumatera Utara penyembuhan anak dan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Bila anak dirawat di rumah sakit dan selama itu tidak boleh berhubungan dengan orang tuanya, maka ia akan merasa ditolak oleh keluarga dan mengakibatkan anak cendrung emosi saat kembali pada keluarganya. Pada umumnya anak bereaksi negatif waktu pulang ke rumah. Selama anak mengalami hospitalisasi, keluarga memainkan peran bersifat dukungan moril seperti kasih sayang, perhatian, rasa aman, dan dukungan materil berupa usaha keluarga untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga. Jika dukungan tersebut tidak ada, maka keberhasilan untuk penyembuhan sangat berkurang. Untuk mencegah atau meminimalkan dampak perpisahan dari keluarga dapat dilakukan dengan cara melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak dengan cara membolehkan mereka untuk tinggal bersama anak selama 24 jam rooming in, jika tidak mungkin untuk rooming in, beri kesempatan orang tua untuk melihat anak setiap saat dengan maksud mempertahankan kontak antar mereka dan m empertahankan kontak dengan kegiatan sekolah, diantaranya dengan memfasilitasi pertemuan dengan guru, teman sekolah dan lain – lain. 2. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak. Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak diharapkan anak mampu dalam kehidupannya. Anak akan selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas sehari- hari, selalu bersikap waspada dalam segala hal. Serta pendidikan terhadap kemampuan dan keterampilan orang tua dalam mengawasi perawatan anak. Dan fokuskan intervensi keperawatan pada upaya untuk mengurangi ketergantungan dengan cara memberi kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua. 3. Mencegah atau mengurangi cedera injury dan nyeri dampak psikologis. Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam keperawatan anak. Proses pengurangan rasa nyeri tidak bisa dihilangkan secara cepat akan tetapi Universitas Sumatera Utara dapat dikurangi melalui berbagai teknik misalnya, distraksi, relaksasi, imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri dilakukan dengan cara mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang mnimbulkan rasa nyeri, yaitu dengan menjelaskan apa yang akan dilakukan dan memberikan dukungan psikologis pada orang tua. Lakukan permainan terlebih dahulu sebelum melakukan persiapan fisik anak, misalnya dengan bercerita yang berkaitan dengan tindakan atau prosedur yang akan dilakukan pada anak. Aktivitas bermain dilakukan perawat pada anak akan memberikan keuntungan seperti meningkatkan hubungan antara klien anak dan keluarga dan perawat karena bermain merupakan alat komunikasi yang efektif antara perawat dan klien, aktivitas bermain yang terprogram akan memulihkan perasaan mandiri pada anak, dan bisa mengekspresikan perasaan anak. Pertimbangkan untuk menghadirkan orang tua pada saat dilakukan atau prosedur yang menimbulkan rasa nyeri apabila mereka tidak dapat menahan diri, bahkan menangis bila melihatnya. Dalam kondisi ini, tawarkan pada anak dan orang tua untuk mempercayakan kepada perawat sebagai pendamping anak. Tunjukkan sikap empati sabagai pendekatan utama dalam mengurangi rasa takut akibat prosedur yang menyakitkanPada tindakan pembedahan elektif, lakukan persiapan khusus jauh hari sebelumnya apabila memungkinkan. Misalnya, dengan mengorientasikan kamar bedah, tindakan yang akan dilakukan dan lain-lain. 4. Tidak melakukan kekerasan pada anak Secara umum kekerasan didefenisikan sebagai sutu tindakan yang dilakukan oleh individu terhadap individu lain yang mengakibatkan gangguan fisik dan psikis. Kekerasan pada anak adalah tindakan yang dilakukan seseorang atau individu pada Universitas Sumatera Utara mereka yang belum genap berusia 18 tahun yang menyebabkan kondisi fisik dan psikis terganggu. Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat berarti dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada saat anak dalam proses tumbuh kembang maka kemungkinan pencapaian kematangan akan terhambat, dengan demikian tindakan kekerasan pada anak sangat tidak dianjurkan karena akan memperberat kondisi anak seperti melakukan tindakan keperawatan yang berulang-ulang dalam pemasangan IVFD. 5. Modifikasi lingkungan fisik. Melalui modifikasi lingkungan fisik rumah sakit yang bernuansa anak dapat meningkatkan keceriaan, perasaan aman, dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu berkembang dan merasa nyaman di lingkungannya. Modifikasi ruang perawatan dengan cara membuat situasi ruang rawat seperti di rumah dan Ruangan tersebut memerlukan dekorasi yang penuh dengan nuansa anak, seperti adanya gambar dinding berupa gambar binatang, bunga, tirai dan sprei serta sarung bantal yang berwarna dan bercorak binatang atau bunga, cat dinding yang berwarna, serta tangga yang pegangannya berwarna ceria Hidayat, 2005. Ada 3 prinsip perawatan atraumatik yang harus dimiliki oleh tim kesehatan dalam merawat pasien anak yaitu diantaranya adalah mencegah atau meminimalkan stressor fisik dan psikis yang meliputi prosedur yang menyakitkan seperti suntikan, kegelisahan, ketidakberdayaan, tidur yang tidak nyaman, pengekangan, suara bising, bau yang tidak sedap dan lain-lain, mencegah dampak perpisahan orang tua dan anggota keluarga yang lain, bersikap empati kepada keluarga dan anak yang sedang Universitas Sumatera Utara dirawat serta memberikan pendidikan kesehatan tentang kondisi sakit yang dialami anak.Wong, 2009.

2.4. Hospitalisasi