Karakteristik perawat Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik Pada Anak :

modifikasi dengan gambar – gambar bernuansa bunga,kartun dan lain-lain 3,3 43,3 53,3 Berdasarkan tabel hasil persepsi perawat terhadap prinsip perawatan atraumatik pada anak di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan responden memiliki cukup baik 16 orang 53,3. Dengan selama 1 bulan terakhir. Tabel 5.3 Distribusi Persepsi perawat terhadap prinsip perawatan pada anak di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan 2016n=30 No Karakteristik Frekuensi Presentase 1. Baik 14 46,7 2. Cukup 16 53,3 3. Kurang 0 0 Total 30 100

5.2. Pembahasan

Pembahasan pada penelitian ini menjelaskan tentang persepsi perawat terhadap prinsip perawatan atraumatik pada anak di ruang St.Theresia rumah sakit santa elisabeth medan tahun 2015.

5.2.1 Karakteristik perawat Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik Pada Anak :

persepsi menunjukkan bahwa perawat dalam melakukan tindakan keperawatan dapat dipengaruhi oleh usianya Kusnanto,2007. Dikarenakan semakin tinggi umur seseorang maka akan smakin memiliki daya analistis yang lebih tinggi persepsi yang dihasilkannya. Pernyataan yang sama diungkapkan oleh sofiana 2004 bahwa perawat yang berusia diatas 30 tahun memiliki daya analisis yang lebih timggi dari pada kelompok umur yang lainnya. Universitas Sumatera Utara Jika dilihat dari jenis kelamin dari 30 responden terdapat 29 orang yang berjenis kelamin perempuan 96,7 dan satu orang jenis kelamin laki-laki 1 orang 3,3, kemungkinan hal ini terjadi karena dunia keperawatan identik dengan ibu atau wanita yang lebih di kenal dengan mother instinc. sehingga untuk mencari perawat yang yang berjenis kelamin laki-laki sangat terbatas. Ditambah lagi output perawat yang dihasilkan dari perguruan tinggi yang rata-rata juga wanita lebih banyak di bandingkan dengan laki-laki. Oleh karena wanita memiliki naluri seorang ibu, sehingga ia lebih menyayangi anak-anak walaupun bukan anaknya sendiri. Hal serupa juga diungkapkan oleh sularyo 2005 bahwa perempuan lebih menyayangi dan lebih memahami sifat anak dari pada laki-laki. Pendidikan perawat terbanyak yaitu dari DIII Keperawatan 29 orang 96,7 dan 1 orang 3,3 S1 keperawatan. Ini menandakan bahwa dirumah sakit santa elisabeth medan telah menyiapkan pegawainya untuk profesional dibildangnya. Mereka yang masih berpendidikan DIII keperawatan diberi kempatan untuk melanjutkan studi kejenjang pendidikan SI Keperawatan, tetapi ada juga perawat tidak mau melanjutkan studi yang lebih tinggi dikarenakan pihak rumah sakit santa elisabeth medan membuat sistem kontrak kerja yang artinya ketika perawat tersebut melanjutkan studi maka harus mengabdi minimal 10 tahun dirumah sakit santa elisabeth medan. Tingkat pendidikan seseorang perawat akan mempengaruhi persepsinya dalam melakukan tindakan keperawatan dalam hal ini perawatan pada anak Karena semakin tinggi tingkat pengetahuannya dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal yang diungkapkan oleh Tobing 2007 bahwa tingkat pendidikan dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan tindakan keperawatan terhadap kliennya. Apa bila dari pengalaman bekerja, rata-rata perawat yang mempunyai pengalaman bekerja paling lama yaitu pada rentang 1-20 tahun 23 orang 76,7 dan paling sedikit yaitu pada rentang 21-30 tahun 1 orang 3,3. Adanya variasi pengalaman kerja ini diharapkan para Universitas Sumatera Utara perawat dapat bertukar pendapat baik ilmu maupun keterampilan antar sesama perawat. Perawat yang sudah banyak berpengalaman dapat memberikan masukan dalam hal keterampilan pada perawat yang masih baru, begitu juga dengan perawat yang masih baru, bisa saja mereka memberikan masukan terhadap para perawat yang sudah lama tentang perkembangan terkini ilmu keperawatan. Hal yang sama diutarakan oleh sujono 2005 yaitu dengan adanya saling menukar pengalaman keterampilan maupun ilmu pengetahuan terkini akan membuat perawat semakin menyukai profesinya. Pengalaman seorang perawat dalam bekerja dapat mempengaruhi persepsinya dalam melakukan tindakan keperawatan khususnya pada anak karena semakin lama pengalaman dalam bekerja maka akan semakin profesional seorang perawat dalam menjalani profesinya. Hal ini sesuai dengan pendapat rahmat1992 bahwa pengalaman seseorang dalam bekerja dapat mempengaruhi persepsinya dalam melakukan suatu tindakan keperawatan. Jika dilihat dari jabatan perawat rata-rata adalah 28 orang 93,4 perawat pelaksana, 1 orang 3,3 CI dan 1 orang 3,3 kepala ruangan ini menandakan bahwa diruang santa thresia ruang anak RS.Elisabeth Medan telah memperhatikan tingkat ketergantungan pasien anak dengan jumlah perawat yang ada diruangan tersebut dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini bisa dilihat dari rata- rata jumlah pasien anak perbulan sebanyak sekitar 450 pasien, jadi jumlah pasien anak rata – rata perhari sekitar 15 - 20 pasien. Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada 30 orang perawat yang bekerja di ruang St.Theresia RS.Elisabeth medan diperoleh perawat yang mempunyai persepsi baik sebanyak 14 orang 46,7 dan perawat yang memiliki persepsi cukup baik sebanyak 16 orang53,3. Hal ini kemungkinan terjadi karena beberapa faktor pendukung yaitu dari segi umur dimana usia paling banyak 20-30 tahun 73,3 , hal ini menunjukkan minimnya persepsi terhadap perawatan atraumatik pada anak. jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja dan jabatan pekerjaan yang bisa mempengaruhi persepsi perawat terhadap prinsip Universitas Sumatera Utara perawatan atraumatik. Secara umum ini menandakan bahwa perawat mayoritas cukup baik memahami prinsip-prinsip dari perawatan atraumatik yang merupakan intervensi terpenting dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak yang bertujuan agar tidak terjadi trauma fisik dan psikis. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 kesimpulan