bermikoriza mempunyai berat kering total yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang tidak bermikoriza.
C. Pengaruh Jenis Tanaman terhadap Pertumbuhan Tanaman
Hasil uji sidik ragam Lampiran 1,2,3,4,5,6 dan 7 menunjukkan bahwa jenis tanaman berpengaruh nyata terhadap rataan pertambahan tinggi, diameter, jumlah
daun, persentase kolonisasi akar, berat kering total, rasio tajuk akar dan serapan P. Parameter yang diamati tanaman sengon memberikan respon yang paling baik
dibandingkan dua jenis tanaman lainnya yaitu tanaman akasia dan suren. Tanaman sengon dapat mendapatkan hasil tertinggi untuk rataan pertambahan diameter, tinggi,
jumlah daun, kolonisasi akar, berat kering total dan serapan P. Rasio tajuk akar tertinggi terdapat pada tanaman akasia.
Jenis tanaman yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan diameter, tinggi, jumlah daun, persentase kolonisasi akar, berat kering
total, rasio tajuk akar dan serapan P disebabkan oleh faktor genetik dan fisiologi tanaman. Sesuai dengan pendapat Rimbawanto 2008 yang menyatakan bahwa
keanekaragaman genetik merupakan modal dasar bagi suatu jenis tanaman untuk tumbuh, berkembang dan bertahan hidup dari generasi ke generasi. Kemampuan
tanaman beradaptasi dengan perubahan lingkungan tempat tumbuh ditentukan oleh potensi keragaman genetik yang dimiliki tanaman. Tanaman dengan jenis yang
berbeda mempunyai kemampuan beradaptasi yang berbeda pula. Tanaman sengon memiliki pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan 2
jenis tanaman lainnya. Sengon memiliki daya hidup tinggi dengan kultur perakaran yang dalam dan melebar ke samping. Hasil yang diperoleh inokulasi pada ketiga jenis
Universitas Sumatera Utara
tanaman, untuk rataan pertambahan pertumbuhan tanaman sengon memperoleh hasil tertinggi sedangkan untuk rataan pertambahan pertumbuhan terendah terdapat pada
jenis tanaman akasia. Hal ini menandakan bahwa inokulasi pada A. mangium kurang efektif, sehingga pada kondisi ekstrim dan pH yang masam kurang dapat bertahan.
Hal ini terlihat dari pertumbuhan akasia di lapangan yang membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi terhadap kondisi rumah kaca dibandingkan tanaman sengon
dan suren. Kurang efektifnya inokulasi mikoriza pada akasia disebabkan kurang pekanya akasia sebagai inang untuk terinfeksi. Hal ini sesuai dengan penelitian
Riyanto 2009 yang menguji efektivitas mikoriza pada tiga jenis tanaman yaitu sengon, akasia dan lamtoro, dimana tanaman sengon merupakan tanaman legum yang
terbaik yang diberikan perlakuan mikoriza memiliki persen hidup bibit lebih tinggi dibandingkan akasia. Menurut Setiadi 2001, ada tiga faktor yang mempengaruhi
infeksi mikoriza, yaitu 1 kepekaan inang terhadap infeksi, 2 faktor iklim dan 3 faktor tanah. Hasil infeksi terendah terdapat pada jenis tanaman akasia, hal ini sejalan
dengan pertumbuhan akasia yang kurang maksimal. Hasil yang diperoleh pada saat melakukan pengamatan persentase kolonisasi
akar diperoleh perakaran sengon dan suren dengan akar-akar halus yang banyak dan menyebar, tetapi pada perakaran akasia diperoleh akar yang sedikit. Hal ini
mendukung data pertambahan pertumbuhan, dimana air dan unsur hara yang diambil akar akasia tidak semaksimal tanaman sengon dan suren. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Krisnawati et al., 2011a yang menyatakan A. mangium mampu tumbuh dan beradaptasi dengan baik pada kondisi klimatis yang berbeda dari habitat
alaminya, namun keberhasilan dari pertumbuhannya kemungkinan dipengaruhi oleh
Universitas Sumatera Utara
ketinggian tempat, kelembaban, curah hujan yang tinggi dan temperatur yang tetap sepanjang tahun dan keadaan yang penuh cahaya.
Pertumbuhan tanaman sengon menunjukkan hasil yang maksimal baik terhadap rataan pertambahan pertumbuhan maupun terhadap persentase kolonisasi
akar, berat kering total, rasio tajuk akar dan serapan P. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soerianegara dan Lemmens 1993 yang menyatakan sengon dapat
tumbuh pada berbagai jenis tanah, termasuk tanah kering, tanah lembab dan bahkan di tanah yang mengandung garam dan asam selama drainasenya cukup. Pernyataan
ini sesuai dengan hasil yang diperoleh, dimana ketiga jenis tanaman ini ditumbuhkan pada media tanah yang kurang subur yang berasal dari tanah Ultisol Simalingkar B.
Faktor lingkungan tempat tumbuh yang kurang sesuai sehingga menyebabkan akar lebih keras dan akan menjadi lebih banyak.
Tanaman suren yang memberikan pertambahan pertumbuhan tetapi tidak semaksimal pertumbuhan tanaman sengon. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
pertumbuhan dikaitkan dengan kemampuan tanaman memanfaatkan serta mengambil unsur hara yang tersedia di lingkungan tempat tumbuh tanaman. Tanaman sengon dan
akasia yang merupakan jenis tanaman legum memiliki kemampuan mengikat unsur hara yang lebih baik Sitompul dan Guritno, 1995. Tanaman sengon menghasilkan
pertumbuhan yang paling baik dibandingkan jenis akasia dan suren diduga karena perbedaan morfologi daun. Proses fotosintesis dengan penerimaan cahaya matahari
diserap oleh daun. Ukuran daun sengon yang kecil-kecil namun berjumlah banyak akan lebih banyak menerima cahaya matahari dibandingkan dengan daun akasia dan
suren yang jumlahnya lebih sedikit. Semakin banyak jumlah daun maka semakin
Universitas Sumatera Utara
banyak cahaya matahari yang diterima sehingga proses fotosintesis lebih baik dan pertumbuhan tanaman juga semakin baik, sehingga sejalan dengan berat kering total
yang menunjukkan hasil maksimal juga. Kadar P yang terkandung pada setiap jenis tanaman tidak berbeda pada setiap
jenis dan dosis mikoriza yang diberikan Lampiran 11. Hasil yang membedakan pada serapan P, dimana berat kering tajuk dari masing-masing jenis tanaman berbeda-
beda, sehingga serapan P yang diperoleh berbeda. Berat kering tajuk tertinggi terdapat pada tanaman sengon sejalan dengan serapan P yang tertinggi juga.
Pemberian dosis mikoriza yang berbeda mendapatkan hasil yang tidak berbeda nyata. Hal ini menyatakan bahwa respon ketiga jenis tanaman dalam menyerap P adalah
sama. Perbedaan serapan P dihasilkan dari perbedaan berat kering tajuk masing- masing tanaman.
Universitas Sumatera Utara
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Interaksi antara dosis mikoriza dan jenis tanaman berpengaruh nyata
terhadap rataan pertambahan diameter dan persentase kolonisasi akar, dengan dosis mikoriza paling baik adalah 30 gram dan jenis tanaman
sengon. 2.
Penggunaan Fungi Mikoriza Arbuskula FMA berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi, diameter, jumlah daun, persentase kolonisasi
akar, dan berat kering total tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap rasio tajuk akar dan serapan P.
3. Jenis tanaman yang berbeda-beda menghasilkan respon pertumbuhan
tanaman yang berbeda-beda.
Saran
Untuk mendapatkan pertambahan pertumbuhan yang lebih baik dapat dilakukan pada jenis tanaman sengon dengan pemberian mikoriza 30 gram dan perlu
dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui respon pertumbuhan tanaman pada tanah Ultisol Simalingkar B langsung di lapangan.
Universitas Sumatera Utara
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Suren Toona surenii Merr