1997 yang menyatakan bahwa kolonisasi tidak selalu berbanding lurus dengan peningkatan pertumbuhan tanaman. Hal ini diduga disebabkan oleh banyaknya
unsur-unsur di dalam tanah yang berperan mempengaruhi tanaman, jenis spora yang bersimbiosis dengan tanaman dan perbedaan antar tanaman itu sendiri.
B. Pengaruh Dosis Mikoriza terhadap Pertumbuhan Tanaman
Hasil uji sidik ragam Lampiran 1,2,3,4,5,6, dan 7 menunjukkan inokulasi mikoriza berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi, pertambahan diameter,
pertambahan daun, persentase kolonisasi akar, dan berat kering total. Inokulasi mikoriza tidak berpengaruh nyata terhadap rasio tajuk akar tanaman.
Berdasarkan hasil analisis sifat kimia tanah Ultisol yang berasal dari Simalingkar B diketahui termasuk jenis tanah yang kurang subur. Hal ini ditunjukkan
dari pH tanah yang termasuk masam, C-organik yang tergolong rendah dan P-tersedia yang ada di dalam tanah termasuk sangat rendah. Rendahnya kandungan P dalam
tanah dapat mengakibatkan kemampuan tumbuhan bersimbiosis dengan FMA menjadi lebih besar.
Menurut Russell 1973 mikoriza akan berkembang dengan baik jika kondisi tanah memiliki ketersedian hara yang kurang memadai, sehingga
mikoriza sangat berperan dalam kehidupan tanaman kehutanan untuk dapat menaikkan luas permukaan pengisapan sistem perakaran. Hal ini sangat berpotensi
bagi tanah-tanah yang kurang subur yang kandungan haranya rendah seperti pada tanah yang berasal dari Simalingkar B.
Rataan pertambahan pertumbuhan menunjukkan pengaruh yang nyata meskipun ditanam pada media tanah marginal kurang subur ketiga jenis tanaman
dapat tumbuh dengan baik. Grafik rataan pertambahan tinggi menunjukkan rataan
Universitas Sumatera Utara
tertinggi terdapat pada tanaman sengon dengan pemberian perlakuan 30 gram mikoriza yaitu sebesar 79.97 cm dan terendah adalah jenis tanaman suren sengan
pemberian perlakuan 20 gram mikoriza yaitu sebesar 22.30 cm. Inokulasi mikoriza berpengaruh nyata terhadap rataan pertambahan diameter, dimana rataan
pertambahan diameter tertinggi terdapat pada tanaman sengon dengan pemberian perlakuan 30 gram mikoriza yaitu sebesar 7.30 mm dan terendah terdapat pada
tanaman akasia tanpa pemberian perlakuan mikoriza yaitu sebesar 2.28 mm. Inokulasi mikoriza berpengaruh nyata terhadap rataan pertambahan pertumbuhan. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Delvian 2006 yang menyatakan pemberian FMA pada bibit kayu manis memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan, bobot
kering, rasio tajuk akar, dan persentase akar terinfeksi. Meskipun ditanam pada tanah yang miskin hara dan pH masam, tetapi ketiga
jenis tanaman yang diberikan perlakuan mikoriza dapat berpengaruh nyata. Kondisi tanah yang miskin hara dengan kadar P yang rendah merupakan salah satu faktor
yang mampu membuat mikoriza bekerja dengan baik dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mange 1994 dalam
Delvian 2003 yang menyatakan bahwa penggunaan media yang sedikit mengandung unsur hara dengan kapasitas tukar kation yang tinggi dan ketersediaan
unsur P yang rendah akan mendukung kolonisasi FMA. Inokulasi mikoriza mampu dan telah menginfeksi akar pada semua perlakuan
meskipun dengan persentase yang berbeda-beda. Menurut Syah et al., 2009 bahwa persentase infeksi FMA bervariasi dan berfluktuasi pada setiap tanaman dan sampel
akar yang diambil dan diamati. Hal ini menyebabkan hasil pengamatan dan
Universitas Sumatera Utara
persentase kolonisasi akar yang berbeda. Kolonisasi akar yang tertinggi terdapat pada tanaman sengon dengan pemberian mikoriza 30 gram dan persentase kolonisasi
terendah terdapat pada tanaman sengon juga tanpa pemberian perlakuan mikoriza. Pada tanaman kontrol dari ketiga jenis tanaman ditemukan adanya kolonisasi akar.
Hal ini disebabkan bahwa pada tanah yang digunakan sebagai media tumbuh telah terdapat mikoriza. Hal ini sesuai dengan pernyataan Setiadi 2001 yang menyatakan
bahwa mikoriza bersifat kosmopolitan, yang artinya mikoriza tersebar dan terdapat hampir di sebagian besar jenis tanah.
Hasil persentase kolonisasi akar yang tinggi diikuti juga pertambahan pertumbuhan pada setiap jenis tanaman. Kolonisasi akar yang terbentuk dengan baik
akan memacu terjadinya simbiosis mutualisme antara pertumbuhan tanaman dan mikoriza. Inokulasi mikoriza berpengaruh nyata terhadap pertambahan pertumbuhan
diameter, tinggi, jumlah daun dan berat kering total. Rataan berat kering total tertinggi terdapat pada tanaman sengon dengan pemberian mikoriza sebanyak 30
gram dan terendah terendah terdapat pada tanaman akasia dengan pemberian mikoriza sebanyak 10 gram.
Berat kering tanaman mencerminkan pertumbuhan tanaman dan banyaknya unsur hara yang terserap per satuan bobot biomassa yang dihasilkan. Semakin tinggi
berat kering total yang dihasilkan, pertumbuhan tanaman semakin baik dan unsur hara yang terserap semakin banyak. Peningkatan aktivitas pertumbuhan bibit tentunya
akan meningkatkan berat kering total secara keseluruhan. Hal ini dihubungkan dengan kemampuan akar yang bermikoriza untuk menyerap unsur hara dan air. Al-
karaki dan Clark 1998 dalam Delvian 2005 menyatakan bahwa tanaman yang
Universitas Sumatera Utara
bermikoriza mempunyai berat kering total yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang tidak bermikoriza.
C. Pengaruh Jenis Tanaman terhadap Pertumbuhan Tanaman