Pelaksanaan Penelitian Uji Efektivitas Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Bibit Sengon (Paraserianthes falcataria), Akasia (Acacia mangium) dan Suren (Toona surenii) pada Tanah Marginal

3.4 Pelaksanaan Penelitian

A. Analisis Tanah Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan analisa awal terhadap kondisi tanah, meliputi pH, C-organik tanah dan P-tersedia tanah. Berikut diuraikan prosedur penetapan pH tanah. Penetapan pH tanah 1. Dimasukkan 10 gram tanah kebotol kocok 2. Ditambahkan air dengan perbandingan 1 : 2.5 3. Dikocok mengunakan shaker atau tangan selama 10 menit 4. Diukur pH tanah dengan menggunakan pH meter B. Persiapan Media Tumbuh Tanah yang dipakai adalah tanah Ultisol yang berasal dari Simalingkar B. Tanah yang telah diambil terlebih dahulu dikering-anginkan lalu diayak dengan ayakan berukuran 2 mm. Tanah dimasukkan ke dalam polibag yang telah disediakan dengan jumlah tanah sebanyak 4 kgpolibag sesuai perlakuan. C. Penanaman Bibit yang telah berumur 2 bulan disapih kemudian ditanam di dalam polibag hitam berukuran 40 x 50 cm yang telah diberi pupuk NPK 16:16:16 sebanyak 15 gram sebagai pupuk dasar. D. Inokulasi FMA Inokulasi FMA dilakukan pada saat penanaman bibit ke polibag dengan meletakkan inokulum sebanyak 10 gr, 20 gr dan 30 gr tanaman, dengan teknik inokulasi yang dilakukan dengan sistem “layering technique” yaitu dengan cara Universitas Sumatera Utara meletakkan mikoriza ke dalam lubang tanam. Bibit kemudian ditanam ke media yang telah diberi mikoriza. Akar tanaman diusahakan dekat dengan FMA yang ditabur. Kemudian lubang tanam yang telah berisi bibit ditutup dengan tanah. E. Pemeliharaan Tanaman a. Penyiraman Penyiraman bibit dilakukan pada sore hari dengan menggunakan sprayer, tetapi disesuaikan dengan kondisi di rumah kaca. Jika media masih lembab, maka tidak perlu disiram karena akan menyebabkan busuk akar. b. Penyiangan Untuk menghindari persaingan antara gulma dan tanaman, maka dilakukan penyiangan. Penyiangan dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang berada pada polibag. F. Pengamatan Parameter Sebelum dilakukan pengamatan parameter, dilakukan terlebih dahulu pengambilan data awal tiap parameter. Jadi data yang diperoleh pada saat pengukuran parameter dikurangi terhadap data awal. Pengamatan mulai dilakukan 2 minggu setelah tanam 2 MST, selama 14 minggu dan parameter yang diamati adalah: a. Tinggi bibit cm Tinggi bibit diukur mulai dari pangkal batang dipermukaan tanah sampai titik tumbuh terakhir. Pengukuran tinggi digunakan dengan menggunakan penggaris. Pengukuran dimulai dari dua minggu setelah penanaman dengan selang pengukuran satu minggu sekali sampai akhir penelitian. b. Diameter bibit mm Universitas Sumatera Utara Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong dengan dua arah yang berlawanan dan saling tegak lurus terhadap batang kemudian diambil rata- ratanya. Pengukuran dimulai dari dua minggu setelah penanaman dengan selang pengukuran satu minggu sekali sampai akhir penelitian. c. Jumlah daun helai Pengamatan jumlah daun bibit dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun yang telah terbuka sempurna. Pengukuran dimulai dari dua minggu setelah penanaman dengan selang pengukuran satu minggu sekali sampai akhir penelitian. d. Berat Kering Total BKT Pengukuran berat kering total dilakukan setelah ketiga jenis tanaman dipanen, tajuk dan akar tanaman dipisahkan dan dibersihkan. Dimasukkan ke dalam kantongan kertas dan diberi tanda sesuai perlakuan. Berat kering total didapat dengan mengeringkan bagian akar dan tajuk dengan suhu 70°C selama 48 jam untuk mendapatkan berat kering tajuk dan akar. e. Rasio Tajuk Akar RTA Rasio tajuk akar diperoleh dengan cara membandingkan antara berat kering tajuk dan berat kering akar. f. Serapan P Perhitungan serapan P tanaman didapatkan dengan mengalikan jumlah berat kering total dengan kadar P tanaman. Pada serapan P ini, tanaman yang diambil pada umur 14 minggu. g. Persentase Kolonisasi Akar Universitas Sumatera Utara Persentasi infeksi mikoriza dilakukan pada minggu ke 10 setelah masa tanam dan dilakukan di laboratorium Biologi Tanah. Pengamatan persentase akar yang terinfeksi berdasarkan bidang pandang field of view mikroskop. Adanya infeksi pada akar diberi simbol + dan tidak adanya infeksi diberi simbol -. Pengamatan persentase akar yang terinfeksi oleh fungi mikoriza arbuskula dilakukan dengan teknik pewarnaan akar Kormanik dan McGraw dalam Delvian 2003. Adapun tahapannya sebagai berikut: 1. Contoh akar dicuci dengan air biasa untuk melepaskan semua miselium luar. 2. Bagian akar yang muda serabut dipotong-potong sepanjang 1 cm dan dimasukkan ke dalam botol film lalu direndam dalam larutan KOH 10 kemudian tutup tabung tersebut dan biarkan selama 12 jam. 3. Setelah akar berwarna kuning bersih, larutan KOH 10 dibuang dan akar dibilas dengan air selama 5-10 menit . 4. Akar diasamkan dalam HCl 2 selama 24 jam. Pada proses ini akar akan berwarna pucat atau putih. HCl 2 dibuang dan diganti dengan larutan staining gliserol, asam laktat, dan aquades dengan perbandingan 2:2:1 dan ditambah trypan blue sebanyak 0.05 lalu biarkan 24 jam. 5. Jika terlalu pekat dapat ditambahkan larutan destaining larutan staining tanpa trypan blue, dengan perbandingan gliserol, asam laktat, dan aquades sebesar 2:2:1 dan dibiarkan semalam. 6. Akar yang telah diberikan larutan staining kemudian disusun pada gelas objek 1 gelas objek untuk 10 potong akar kemudian diamati dengan mikroskop. 7. Jumlah akar yang terinfeksi FMA dari 10 potong akar tersebut dicatat. Universitas Sumatera Utara 8. Persentase akar yang terinfeksi oleh FMA dihitung berdasarkan menggunakan rumus : Persentase akar terinfeksi = ∑ bidang pandang yang bertanda + ∑ bidang pandang keseluruhan ×100 Universitas Sumatera Utara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil A. Sifat Kimia Tanah

Dokumen yang terkait

Aplikasi Penggunaan Beberapa Aktivator terhadap Pertumbuhan Sengon (Paraserainthes falcataria), Akasia (Acacia mangium), dan Suren (Toona sureni)

2 46 64

Respon Pertumbuhan Bibit Beberapa Jenis Akasia (Acacia Spp) Terhadap Fungi Mikoriza Arbuskula.

3 61 71

Aplikasi Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dan Asam Humik Terhadap Pertumbuhan Bibit Suren (Toona serene Merr) Pada Tanah Bekas Tambang Emas

1 41 53

Pengaruh Inokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula dan Bakteri Rhizosfer Paraserianthes falcataria terhadap Pertumbuhan Semai Acacia mangium Wild

0 16 63

Uji Efektivitas Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Bibit Sengon (Paraserianthes falcataria), Akasia (Acacia mangium) dan Suren (Toona surenii) pada Tanah Marginal

0 0 14

Uji Efektivitas Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Bibit Sengon (Paraserianthes falcataria), Akasia (Acacia mangium) dan Suren (Toona surenii) pada Tanah Marginal

0 0 2

Uji Efektivitas Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Bibit Sengon (Paraserianthes falcataria), Akasia (Acacia mangium) dan Suren (Toona surenii) pada Tanah Marginal

0 0 3

Uji Efektivitas Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Bibit Sengon (Paraserianthes falcataria), Akasia (Acacia mangium) dan Suren (Toona surenii) pada Tanah Marginal

0 0 15

Uji Efektivitas Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Bibit Sengon (Paraserianthes falcataria), Akasia (Acacia mangium) dan Suren (Toona surenii) pada Tanah Marginal

0 0 4

Uji Efektivitas Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Bibit Sengon (Paraserianthes falcataria), Akasia (Acacia mangium) dan Suren (Toona surenii) pada Tanah Marginal

0 0 16