Alat dan Bahan Sukarelawan Tumbuhan Analisis Data

18

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini dilaksanakan secara eksperimental. Penelitian meliputi pengumpulan relawan, pengukuran kulit relawan, pembuatan sediaan gel ekstrak benalu kopi, evaluasipengujian efektivitas sediaan dalam perawatan kulit dan uji stabilitas fisik sediaan.

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik Melter Toledo, pH meter, viscometer brookfield, gelas beker, gelas ukur, erlenmeyer, alat ukur daya sebar, rotary evaporator, pipet tetes, spatel, batang pengaduk, lumpang, stamper dan seperangkat Skin analyzerAramo SG.

3.1.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah: etanol , benalu kopi, etanol, Carbomer 940, propilen glikol, metil paraben, propil paraben, aquadest.

3.2 Sukarelawan

Dalam percobaan ini digunakan kulit manusia. Penghimpunan relawan dilakukan di Fakultas Farmasi USU antara lain 15 orang mahasiswi berusia sekitar 20-30 tahun yang telah terlebih dahulu diketahui kondisi awal kulitnya. Kondisi kulit relawan harus memiliki rentang standar yang tidak jauh berbeda. Universitas Sumatera Utara 19 Adapun parameter pengujiannya adalah kadar air, kelembutan evenness, ukuran pori pore, noda spot, kerutan wrinkle.

3.3 Tumbuhan

3.3.1 Pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif, yaitu tanpa membandingkan dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain. Sampel yang digunakan adalah benalu kopi yang diperoleh dari: Jalan Dolok Sanggul Sigalingging, Kecamatan Parbubulan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.

3.3.2 Identifikasi sampel

Identifikasi sampel dilakukan di Herbarium Medanense Meda, Universitas Sumatera Utara.

3.4 Prosedur Kerja

3.4.1 Pengolahan sampel

Benalu kopi segar dibersihkan dari kotoran menggunakan air mengalir ditiriskan, kemudian dikeringkan. Setelah kering, benalu kopi diserbukkan dengan menggunkan blender dan ditimbang hingga diperoleh 900 gram.

3.4.2 Pembuatan ekstrak benalu kopi

Pembuatan ekstrak etanol benalu kopi dilakukan secara maserasi menggunakan etanol 96. Cara pembuatan: Sebanyak 900g serbuk simplisia benalu kopi dimasukkan ke dalambejana, kemudian dituangi dengan 75 bagian etanol 96. Ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, diserkai dan Universitas Sumatera Utara 20 diperas. Ampas dicuci kembali dengan 25 bagian etanol 96, dipindahkan ke dalam bejana tertutup, dibiarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari, selanjutnya disaring. Maserat etanol yang diperoleh diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator ± 40 o C sampai diperoleh ekstrak kental. 3.4.3 Pembuatan sediaan 3.4.3.1 Formulasi basis gel Sediaan gel dibuat dengan menggunakan basis gel berdasarkan formula menurut Wijayanto 2012, yaitu: R Carbomer 940 2 Metil paraben 0.18 Propil paraben 0.02 Propilen glikol 15 Air suling 100 Setelah dilakukan orientasi basis gel dengan variasi persentasi Carbomer 940 sebesar 0,5; 1; 1,5; 2, maka ditetapkan bahwa formula basis gel yang akan digunakan adalah formula dengan persentasi Carbomer sebesar 2 karena berdasarkan hasil penentuan viskositas, formula dengan persentasi Carbomer 940 sebesar2 dinilai mempunyai daya alir yang paling diinginkan dalam pembuatan sediaan gel ini, agar pada pemakaiannya sediaan ini dapat tersapu merata dengan mudah dikulit. Cara pembuatan: air suling sebanyak 20 kali berat Carbomer 940 dipanaskan hingga mendidih, kemudian diangkat dan Carbomer 940 dikembangkan didalamnya selama 15 menit, setelah kembang ditambahkan metil paraben dan Universitas Sumatera Utara 21 propil paraben yang telah dilarutkan dengan propilen glikol kemudian digerus sampai homogen, lalu ditambahkan sisa air suling yang dibutuhkan.

3.4.3.2 Formulasi sediaan gel

Rancangan formula sediaan gel yang mengandung ekstrak benalu kopi, yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Rancangan formula sediaan gelekstrak benalu kopi Bahan Formula F0 F1 F2 F3 F4 Ekstrak g 1 2 3 4 Basis gel ad g 100 99 98 97 96 Total sediaan 100 100 100 100 100 Keterangan F0: Basis gel tanpa ekstrak benalu kopi blanko F1: Sediaan gel dengan ektrak benalu kopi 1 F2: Sediaan gel dengan ektrak benalu kopi 2 F3: Sediaan gel dengan ektrak benalu kopi 3 F4: Sediaan gel dengan ektrak benalu kopi 4 Cara pembuatan:ekstrak benalu kopi ditimbang 1 g, dimasukkan kedalam lumpang, Tambahkan basis gel sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen dan terakhir cukupkan hingga mencapai 100 g sediaan gel. Perlakuan yang sama dilakukan untuk membuat sediaan gel dengan ekstrak benalu kopi 2 dan 3 dan 4.

3.5 Evaluasi Sediaan

3.5.1 Penentuan fisik sediaan gel Pemeriksaanmutu fisik sediaan gel ekstrak etanol benalu kopi meliputi stabilitas sediaan, homogenitas, pengukuran viskositas, dan pengukuranpH. Universitas Sumatera Utara 22

3.5.2 Pemeriksaan stabilitas sediaan

Sebanyak 70 gram dari masing-masing formula sediaan dimasukkan kedalam pot plastik. Selanjutnya dilakukan pengamatan berupa perubahan konsistensi, warna dan aroma pada saat sediaan selesai dibuat serta dalam penyimpanan 12 minggu pada 40 C Ansel, 1989.

3.5.3 Pemeriksaan homogenitas sediaan gel

Sejumlah tertentu sediaan dioleskan pada dua keping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar Ditjen POM RI, 1979.

3.5.4 Penentuan pH sediaangel

Penentuan pH sediaan gel ekstrak etanol benalu kopi dilakukan dengan mengunakan pH meter. Cara kerja:Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar pH netral pH 7,01 dan larutan dapar pH asam pH 4,01 hingga alat menunjukkan harga tersebut, kemudian elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan kertas tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1 yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dengan air suling hingga 100 ml,kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut, sampai alat menunjukkan harga pH yang konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan harga pH sediaan Rawlins, 2003.

3.5.5 Penetuan viskositas sediaan gel

Penentuan viskositas dilakukan dengan menggunakan alat viscometer brookfield. Dengan cara menimbang 100gram sediaangel kemudian diatur spindle dan kecepatan yang digunakan dan viscometer brookfielddijalankan. Universitas Sumatera Utara 23

3.5.6 Uji iritasi terhadap kulit sukarelawan

Percobaan ini dilakukan pada 15 orang sukarelawan untuk tiap formula dengan cara mengoleskan sediaan pada kulit lengan bawah bagian dalam sebanyak 2 kali sehari dalam selang waktu 8 jam selama 2 hari berturut-turut Wasitaatmadja, 1997; Tranggono dan Latifah, 2007.

3.5.7 Pengujian aktivitas anti-aging

Pengujian aktivitas anti-agingmenggunakan sukarelawan 15 orang dan dibagi dalam 5 kelompok, yaitu: a. kelompok I : 3 orang relawan untuk formula blanko b. kelompok II : 3 orang relawan untuk formula dengan konsentrasi gel ekstrak benalu kopi 1 c. kelompok III : 3 orang relawan untuk formula dengan konsentrasi gel ekstrak benalu kopi 2 d. kelompok IV : 3 orang relawan untuk formula dengan konsentrasi gel ekstrak benalu kopi 3 e. kelompok V : 3 orang relawan untuk formula dengan konsentrasi gel ekstrak benalu kopi 4 Semua kelompok uji diukur kondisi kulit awal yang meliputi: kelembaban moisture, kehalusan kulit evennes, pori pore, noda spot, keriput wrinkle dengan menggunakan alat Skin analyzer. Kemudian dilakukan pengolesan gel hingga merata pada punggung tangan yang telah ditandai, gel dioleskan berdasarkan kelompok yang telah ditetapkan di atas. Pengolesan dilakukan sebanyak 2 kali sehari setiap hari selama 4 minggu. Perubahan kondisi kulit diukur setiap minggu selama 4 minggu dengan menggunakan alatSkin analyzer. Universitas Sumatera Utara 24

3.6 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan program SPSS Statistical Product and Service Smirnov 18. Pertama data dianalisis menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov untuk menentukan homogenitas dan normalitasnya. Kemudian dilanjutkan dianalisis menggunakan metode One Way ANAVA untuk menentukan perbedaan rata-rata diantara kelompok. Jika terdapat perbedaan, dilanjutkan dengan menggunakan uji Post Hoc Tukey HSD untuk melihat perbedaan nyata antar perlakuan. Universitas Sumatera Utara 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Sampel

Identifikasi sampel dilakukan di Herbarium Medanense Meda, Universitas Sumatera Utara. Hasilnya menunjukkan sampel yang digunakan adalah benalu kopi Scurrula ferruginea Jack Danser. Terlihat pada Lampiran 1, halaman 44. Gambarbenalu kopi segar Scurrula ferruginea Jack Danser serta gambar simplisia terdapat pada Lampiran 2halaman 45dan serbuk simplisia benalu kopi Scurrula ferruginea Jack Danserpada halaman 46.

4.2 Hasil Ekstraksi

Ekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96 untuk menarik senyawa yang terdapat dalam simplisia baik yang bersifat non polar dan polar. Hasil ekstraksi dari 900 gram simplisia diperoleh ekstrak etanol 60 g.

4.3 Hasil Evaluasi Sediaan

4.3.1 Hasilpemeriksaan stabilitas fisik sediaan

Pemeriksaan stabilitas fisik sediaan gel ekstrak etanol benalu kopi meliputi bentuk, warna dan bau yang diamati secara visual. Sediaan dinyatakan stabil apabila warna, bau, dan penampilan tidak berubah secara visual selama penyimpanan dan juga secara visual tidak ditumbuhi jamur dari hari pertama sampai 90 hari. Hasil pemeriksaan stabilitas fisik sediaan gel ekstrak etanol benalu kopi menunjukkan bahwa semua sediaan gel tidak mengalami perubahan yang berarti dari segi penampilan baik warna, bau dan konsistensinya setelah Universitas Sumatera Utara