Penentuan Batas Deteksi Limit of Detection dan Batas Kuantitasi Limit of Quantitation Uji Perolehan Kembali Recovery Simpangan Baku Relatif

28

3.5.5.2 Penetapan Kadar dalam Sampel

Larutan sampel hasil destruksi dipipet sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dan dicukupkan dengan akuabides hingga garis tanda Faktor pengenceran = 251 = 25 kali. Lalu diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 283,3 nm dengan graphite furnace. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan standar timbal. Konsentrasi timbal dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi. Kadar logam timbal dalam sampel dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: keterangan: C = Konsentrasi larutan sampel mcgml V = Volume larutan sampel ml Fb = Faktor pengenceran W = Berat dalam hal ini volume pemipetan sampel ml

3.5.6 Penentuan Batas Deteksi Limit of Detection dan Batas Kuantitasi Limit of Quantitation

Batas deteksi atau Limit of Detection LOD merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan. Sedangkan batas kuantitasi atau Limit of Quantitation LOQ merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama Harmita, 2004. Menurut Harmita 2004, batas deteksi dan batas kuantitasi ini dapat diperoleh dari kalibrasi standar yang diukur sebanyak 6 sampai 10 kali, dan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: W CxVxFp mcgml Logam Kadar  Universitas Sumatera Utara 29 Simpangan Baku SB =   2 2    n Yi Y Batas deteksi LOD = slope SB x 3 Batas kuantitasi LOQ = slope SB x 10

3.5.7 Analisis Data Secara Statistik

3.5.7.1 Penolakan Hasil Pengamatan

Kadar timbal yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing larutan sampel dianalisis secara statistik. Menurut Sudjana 2005, standar deviasi dapat dihitung dengan rumus: SD =   1 - n X - Xi 2  Keterangan :  X = Kadar rata-rata sampel Xi = Kadar sampel n = jumlah pengulangan Kadar Timbal yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing ke enam larutan sampel, diuji secara statistik dengan uji Q. Q = terendah Nilai tertinggi Nilai terdekat yang Nilai dicurigai yang Nilai   Hasil pengujian atau nilai Q yang diperoleh ditinjau terhadap daftar harga Q pada Tabel 1, apabila QQ kritis maka data tersebut ditolak Rohman dan Gandjar, 2007. Tabel 1. Nilai Q kritis pada Taraf Kepercayaan 95 Banyak data Nilai Q kritis 4 0,831 5 0,717 6 0,621 7 0,570 8 0,524 Universitas Sumatera Utara 30 Untuk menentukan kadar timbal di dalam sampel dengan interval kepercayaan 95, α = 0.05, dk = n-1, dapat digunakan rumus: Kadar Logam µ = X ± t α2, dk x SD √n Keterangan :  X = Kadar rata-rata sampel SD = Standar Deviasi dk = Derajat kebebasan dk = n-1 α = tingkat kepercayaan n = jumlah pengulangan

3.5.7.2 Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Antar Sampel

Sampel yang dibandingkan adalah independen dan jumlah pengamatan masing- masing lebih kecil dari 30 dan variansi σ tidak diketahui sehingga dilakukan uji F. Menurut Sudjana 2005, untuk mengetahui apakah variansi kedua populasi sama σ 1 = σ 2 atau berbeda σ 1 ≠ σ 2 digunakan rumus: F = S 1 2 S 2 2 Keterangan: F = Beda nilai yang dihitung S 1 = Standar deviasi terbesar S 2 = Standar deviasi terkecil Apabila dari hasilnya diperoleh F tidak melewati nilai kritis F maka dilanjutkan uji dengan distribusi t dengan rumus: T =   2 1 2 1 1 1 x - x n n Sp  Keterangan: 1 x = kadar rata-rata sampel 1 n 1 = jumlah perlakuan sampel 1 x 2 = kadar rata-rata sampel 2 n 2 = jumlah perlakuan sampel 2 Sp = Simpangan baku Jika F melewati nilai kritis F, dilanjutkan uji dengan distribusi t dengan rumus: Universitas Sumatera Utara 31 T =   2 2 2 1 2 1 2 1 x - x n S n S  Keterangan: 1 x = kadar rata-rata sampel 1 S 1= Standar deviasi sampel 1 2 x = kadar rata-rata sampel 2 S 2= Standar deviasi sampel 2 n 1= jumlah perlakuan sampel 1 n 2= jumlah perlakuan sampel 2 Kedua sampel dinyatakan berbeda apabila t yang diperoleh melewati nilai kritis t, dan sebaliknya.

3.5.8 Uji Perolehan Kembali Recovery

Uji perolehan kembali atau recovery dilakukan dengan metode penambahan larutan standar standard addition method. Dalam metode ini, kadar logam dalam sampel ditentukan terlebih dahulu, selanjutnya dilakukan penentuan kadar logam dalam sampel setelah penambahan larutan standar dengan konsentrasi tertentu Ermer, 2005. Larutan baku yang ditambahkan yaitu 6 ml larutan standar timbal konsentrasi 0,1 mcgml. Air laut dengan jarak 2 meter sebelah kanan dari jarak 10 m dipipet 25 ml dimasukkan kedalam erlenmeyer 100 ml lalu ditambahkan 6 ml larutan standar timbal konsentrasi 0,1 mcgml, kemudian dilanjutkan dengan prosedur destruksi basah seperti yang telah dilakukan sebelumnya Persen perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus di bawah ini Harmita, 2004: Perolehan Kembali = C F - C A x 100 C A Keterangan : C A = Kadar logam dalam sampel sebelum penambahan baku Universitas Sumatera Utara 32 C F = Kadar logam dalam sampel setelah penambahan baku C A = Kadar larutan baku yang ditambahkan

3.5.9 Simpangan Baku Relatif

Keseksamaan atau presisi diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien variasi. Keseksamaan atau presisi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual ketika suatu metode dilakukan secara berulang untuk sampel yang homogen. Nilai simpangan baku relatif yang memenuhi persyaratan menunjukkan adanya keseksamaan metode yang dilakukan. Adapun rumus untuk menghitung simpangan baku relatif adalah Harmita, 2004: RSD = 100  X SD Keterangan :  X = Kadar rata-rata sampel SD = Standar Deviasi RSD = Relative Standard Deviation Universitas Sumatera Utara 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dilakukan sebagai analisis pendahuluan untuk mengetahui ada atau tidaknya ion-ion timbal dalam sampel. Analisis kualitatif ini dilakukan dengan penambahan larutan dithizon 0,005 bv. Hasil analisis kualitatif dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Hasil Analisis Kualitatif dalam Sampel No Logam Pereaksi larutan dithizon 0,005 bv Hasil reaksi keterangan 1 Timbal pH 8,5 Merah tua + Dari hasil uji kualitatif yang dilakukan terhadap timbal dalam larutan sampel menunjukkan bahwa timbal positif terhadap sampel air laut. Pada pH 7-8 lapisan kloroform memberikan warna merah tua yang menunjukkan adanya ion timbal pada sampel. Warna yang terbentuk adalah karena terbentuknya kompleks logam dithizonat Fries dan Getrost, 1977. Hasil absorbansi menunjukkan adanya absorbansi pada panjang gelombang 283,3 nm untuk timbal. Hal ini juga membuktikan secara kualitatif bahwa sampel mengandung ion timbal. Universitas Sumatera Utara