Analisis Kadar Timbal dalam Air Laut

34 4.2 Analisis Kuantitatif 4.2.1 Kurva Kalibrasi Timbal Kurva kalibrasi timbal diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan standar pada panjang gelombang masing-masing. Sehingga diperoleh persamaan garis regresi yaitu Y = 4,0343 x10 -4 X - 1,1381 x10 -3 untuk timbal. Kurva kalibrasi larutan standar timbal dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Timbal Berdasarkan kurva di atas diperoleh hubungan yang linear antara konsentrasi dengan absorbansi, dengan koefisien korelasi r timbal sebesar 0,9986. Nilai r ≥ 0,97 menunjukkan adanya korelasi linier yang menyatakan adanya hubungan antara X Konsentrasi dan Y Absorbansi Ermer, 2005. Data hasil pengukuran absorbansi larutan standar timbal dan perhitungan persamaan garis regresi dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 45.

4.2.2 Analisis Kadar Timbal dalam Air Laut

Penentuan kadar timbal dilakukan secara spektrofotometri serapan atom dimana sampel terlebih dulu didestruksi hingga menjadi ion-ion kemudian dilarutkan dan diukur pada spektrofotometri serapan atom. Konsentrasi logam Y = 4,0343 x10 -4 X - 1,1381 x10 -3 r = 0,9986 -0.005 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0.045 20 40 60 80 100 120 A b so r b a n si Konsentrasi ppb Universitas Sumatera Utara 35 timbal dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi kurva kalibrasi larutan standar timbal. Data dan contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 7 dan Lampiran 8 halaman 47 sampai halaman 48. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampel sesaat grab sample yaitu contoh air yang diambil sesaat pada satu lokasi tertentu. Jarak lokasi pengambilan sampel diambil berdasarkan modifikasi pengambilan sampel pada badan air buangan limbah industri. Semakin banyak jumlah sampel yang diteliti maka semakin akurat hasil penelitian. Analisis dilanjutkan dengan perhitungan statistik Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman 48 sampai halaman 53. Hasil analisis kuantitatif kadar timbal dalam sampel dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Analisis Kuantitatif Kadar Timbal pada Air Laut. No Sampel Kadar Timbal mgl 1 Jarak 10 m 0,8129 ± 0,1149 2 Jarak 2 m sebelah kanan dari jarak 10 m 0,9247 ± 0,1572 3 Jarak 2 m sebelah kiri dari jarak 10 m 0,8999 ± 0,0842 4 Jarak 500 m 0,7127 ± 0,0529 5 Jarak 20 m kedalaman 5 meter 0,8967 ± 0,0713 Data yang didapat kemudian diuji kembali secara statistik untuk mengetahui beda nilai kadar rata-rata logam antar kelima sampel Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10 halaman 53 sampai halaman 55. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kadar rata-rata timbal di lima tempat dipesisir pantai Tapak Tuan yang diteliti sudah tidak aman untuk Universitas Sumatera Utara 36 digunakan secara terus-menerus oleh masyarakat kota Tapak Tuan karena mengandung logam Pb. Hal ini didukung oleh Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut untuk perairan pelabuhan diketahui bahwa batas maksimum cemaran timbal yaitu 0,05 mgl. Tabel 4. Hasil Uji Beda Nilai Rata-Rata Kadar Timbal antara Dua Sampel dari Tempat yang Berbeda. Logam No Sampel t hitung t tabel Kesimpulan Pb 1 S 1 terhadap S 2 5,333 2,2281 Ditolak 2 S 1 terhadap S 3 -0,417 Diterima 3 S 1 terhadap S 4 -0,075 Diterima 4 S 1 terhadap S 5 0,217 Diterima 5 S 2 terhadap S 3 -3,313 Ditolak 6 S 2 terhadap S 4 -4,837 Ditolak 7 S 2 terhadap S 5 2,045 Diterima 8 S 3 terhadap S 4 0,061 Diterima 9 S 3 terhadap S 5 1,478 Diterima 10 S 4 terhadap S 5 1,582 Diterima . Berdasarkan Tabel 4 hasil uji statistik, ternyata kandungan timbal dalam semua sampel tidak terdapat perbedaan yang signifikan kecuali kadar timbal pada air laut jarak 20 m kedalaman 5 m terhadap air laut jarak 500 m serta kadar timbal jarak 500 m terhadap air laut jarak 2 m sebelah kanan dari jarak 10 m dan kadar timbal jarak 500 m terhadap air laut jarak 2 m sebelah kiri dari jarak 10 m. Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor antara lain sedimen yang berbeda, besarnya kekuatan gelombang air, kondisi air laut, kadar garam, suhu air Darmono, 2001. Universitas Sumatera Utara 37

4.2.3 Uji Perolehan Kembali Recovery