Kerangka Pemikiran Penerapan Strategi Pelayanan

dari suatu pelayanan.Sejak agustus 2013 Direktorat Jenderal Pajak mengeluarkan peraturan mengenai penetapan standar pelayanan dengan nomor KEP-378PJ2013. Mengingat pentingnya peraturan tersebut maka penulis menyantumkannya pada daftar lampiran.

3.2 Kerangka Pemikiran

3.2.1 Kerangka Pemikiran Penerapan Strategi Pelayanan

Tujuan utama dari reformasi perpajakan adalah untuk menegakkan dalam hal kemandirian ekonomi dalam pembiayaan pembangunan nasional dengan jalan lebih ditujkan kepada kemampuan sendiri. Ujung tombak dari reformasi perpajakan diharapkan berbagai strateginya dapat menghantarkan implementasi misi Direktorat Jenderal Pajak, yaitu menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang- undang perpajakan dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi Sinta Setiana : 2010. Sejak Indonesia mengganti sistem pmungutan pajaknya dari Official Assessment System menjadi self assessment system fiskus memiliki banyak tugas untuk melakukan pembenahan dari berbagai sisi perpajakan. Salah satu bagian dari reformasi perpajakan adalah dilakukan berbagai medernisasi perpajakan. Menurut Liberti Pandiangan dalam Sinta Setiana : 2010 modernisasi perpajakan yang dilakukan merupakan bagian dari grand design reformasi perpajakan tax reform secara komprehensif. Sebagaimana yang telah menjadi sasaran sejak tahun 2002, bahwa reformasi perpajakan secara komprehensif sebagai satu kesatuan dilakukan terhadap 3 bidang pokok utama, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Bidang Administrasi, yakni melalui modernisasi admininistrasi perpajakan. 2. Bidang Peraturan, dengan melakukan amandemen terhadap UU perpajakan. 3. Bidang pengawasan ,membangun bank data perpajakan nasional. Eksistensinya instansi pajak administrasi pajak diperlukan untuk mengelola dan melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat menjadi efektif dalam bentuk penerimaan negara atau dengan perkataan lain instalasi pajak merupakan penanggung jawab dan memegang peranan penting dalam hal pelaksanaan sistem perpajakan Mohammad Zain : 2004. Direktorat Ekstensifikasi dan penilaian memiliki dua cakupan tugas. Pertama, ekstensifikasi dan yang kedua penilaian. Untuk ekstensifikasi, difokuskan kepada perluasan basis subjek pajak. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan jumlah wajib pajak yang terdaftar melalui berbagai pendekatan. Sedangkan untuk penilaian, digunakan terutama untuk pajak bumi dan bangunan PBB dab Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTP. Hartoyo : 2010. Dalam pelaksanaan fungsi pelayanannya KPP diwajibkan mengimplemintasikan Account Representative sebagai salah satu dampak dari penerapan modernisasi sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan Republilk Indonesia Nomor 98KMK.012006, adapun pengertiannya adalah : Universitas Sumatera Utara “Account Representative adalah pegawai yang diangkat pada setiap Seksi Pengawasan dan Konsultasi di Kantor Pelayanan Pajak yang telah mengimplementasikan Organisasi Modern” Dalam menjalankan tugasnya, Account Representative dihimbau untuk memberikan himbauan, sosialisasi, bimbingan, serta pengawasan terhadap kepatuhan para wajib pajak Dini Hapsari : 2012. Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan defenisi wajib pajak adalah :“Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi membayar pajak, pemotong pajak, dan memungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang perpajakan.”

3.2.2 Kerangka Pemikiran Pengetahuan Pajak