Fokus Layanan Urusan Pilihan

RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019 58 Tabel II.25 Produksi Komoditas Sub Sektor Perkebunan Di Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012 Komoditas Produksi ton 2008 2009 2010 2011 2012 Kelapa sawit 1.150.451,85 1.178.167,35 1.250.119,14 1.343.765,00 1.539.749,60 Karet 49.313,88 49.836,87 49.987,09 49.987,09 53.289,97 Kakao 915,44 824,62 907,40 907,01 1.082,38 Lada 663,84 588,70 834,44 837,01 932,01 Sumber : Kabupaten Sanggau Dalam Angka Tahun 2013 Sampai dengan tahun 2012 terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada komoditas kelapa sawit, hal tersebut dikarenakan adanya penambahan luas areal perkebunan baik yang dikelola oleh BUMD, swasta nasional maupun kebun rakyat. Sementara produksi karet mengalami peningkatan yang masih rendah walaupun terjadi penambahan areal perkebunan yang dikarenakan terjadinya peremajaan tanaman. Untuk mengetahui peningkatan luas areal komoditas unggulan sub sektor perkebunan dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel II.26 Luas Areal Komoditas Sub Sektor Perkebunan di Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012 Komoditas Luas Areal Ha 2008 2009 2010 2011 2012 Kelapa sawit 150.450,20 150.450,20 154.441,95 161.433,00 220.211,00 Karet 99.436,00 101.066,00 103.636,00 104.543,00 109.119,00 Kakao 3.936,10 4.171,10 4.425,37 4.988,00 5.736,82 Lada 1.777,25 1.787,25 1.787,25 1.786,00 1.918,00 Sumber : Kabupaten Sanggau Dalam Angka Tahun 2013 b. Pertanian Tanaman Pangan Pemanfaatan lahan untuk pertanian tanaman pangan di Kabupaten Sanggau dibagi dalam dua karakteristik lahan yaitu lahan sawah dan lahan kering. Pada tahun 2012 luas lahan sawah seluas 41.791 Ha naik seluas 1.539 Ha jika dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu 40.252 Ha. Sedangkan pemanfaatan lahan kering RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019 59 mengalami penurunan seluas 1.539 Ha dari 1.245.518 Ha menjadi 1.243.979 Ha sebagaimana tabel berikut : Tabel II.27 Luas Areal Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan Di Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012 Komoditas Luas Areal Ha 2008 2009 2010 2011 2012 Lahan Sawah 40.205 40.871 40.866 40.252 41.791 Lahan Kering 1.245.565 1.244.899 1.244.904 1.245.518 1.243.979 Total 1.285.770 1.285.770 1.285.770 1.285.770 1.285.770 Sumber : Kabupaten Sanggau Dalam Angka Tahun 2013 Dari lahan sawah dan lahan kering tersebut diatas digunakan untuk usaha pertanian komoditas tanaman pangan seperti padi, jagung, ubi dan kacang dengan tingkat produksi sebagaimana tabel berikut : Tabel II.28 Produksi Sub Sektor Tanaman Pangan di Kabupaten SanggauTahun 2008-2012 Produksi Jumlah Produksi Ton 2008 2009 2010 2011 2012 Padi 80.716 85.915 85.963 91.980 75.806 Jagung 853 2.441 2.589 2.675 1.783 Ubi Kayu 12.097 10.151 12.224 9.999 14.219 Ubi Jalar 900 944 1.237 1.416 1.378 Kacang Tanah 154 102 127 107 201 Kacang Kedelai 16 11 13 19 32 Kacang Hijau 3 1 8 - 2 Sumber : Kabupaten Sanggau Dalam Angka Tahun 2013 c. Industri Pengolahan Sektor industri pengolahan, khususnya sub sektor industri pengolahan makanan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dan mempunyai arti penting dalam pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sanggau. Sub sektor industri pengolahan makanan memiliki hubungan yang signifikan dengan sub sektor perkebunan, karena sebagian besar hasil sub sektor industri pengolahan makanan di Kabupaten Sanggau adalah CPO yang bahan RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019 60 bakunya adalah kelapa sawit. Jumlah hasil produksi CPO tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel II. 29 Produksi CPO di Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012 Perusahaan Produksi CPO Ton 2008 2009 2010 2011 2012 PMA 44.976,88 67.144,34 67.144,34 76.223.86 85.332,46 PBSN 49.225,24 49.513,24 55.832,99 64.098,08 65.225,30 PTP 121.730,56 121.730,56 121.730,56 127.659,00 97.198,00 Pihak Ketiga 13.549,52 13.549,52 13.549,52 18.431,28 13;024,00 Swadaya Murni 0,00 0,00 0,00 0,00 73.837,57 Jumlah 229.482,20 238.388,14 244.707,88 286.412,22 334.647,33 Sumber : Dinas Hutbun Kabupaten Sanggau Tahun 2013 data diolah Dari keseluruhan produksi CPO di Kabupaten Sanggau menunjukkan trend yang meningkat rata-rata sebesar 9,33 persen, dimana jumlah produksi tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 334.647,33 ton. 2. Perdagangan Sektor perdagangan juga memiliki arti penting dalam pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sanggau. pada tahun 2012 sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi 18,98 persen terhadap PDRB Kabupaten Sanggau. Dilihat dari letak geografis Kabupaten Sanggau, maka pengembangan sektor perdagangan merupakan salah satu langkah strategis dalam pembangunan daerah. Kabupaten Sanggau memiliki akses langsung keluar negeri Malaysia melalui Pos Pemeriksaan Lintas Batas Entikong PPLB Entikong. Dengan demikian, arus barang dan jasa dari Indonesia khususnya Kabupaten Sanggau ke Malaysia khususnya Kuching semakin cepat dan lancar, demikian juga sebaliknya. Adapun nilai arus barang yang tercatat sebagai nilai ekspor Kabupaten Sanggau tahun 2008-2012 dapat dilihat sebagaimana tabel berikut : RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019 61 Tabel II. 30 Realisasi Ekspor Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012 Nilai Ekspor TAHUN 2008 2009 2010 2011 2012 Volume M3 158.392.282 120.643.432 149.386.568 166.502.921 144.891.356 Rupiah Rp 729.384.234,19 530.708.824.565,00 774.195.649.152,00 1.059.132.906.172,50 961.485.094.851,90 US 78.848.458,00 57.373.926,98 81.416.946,91 109.198.751,36 98.588.576,76 Sumber : Kabupaten Sanggau Dalam Angka Tahun 2013 Nilai ekspor Kabupaten Sanggau selama 5 lima tahun menunjukkan tren yang fluktuatif. Pada tahun 2012 terdapat penurunan nilai ekspor dibandingkan tahun 2011 sebesar 9,22 persen yaitu Rp. 97.647.811.320,60 atau US 10.610.174,60 Kurs Rp. 9.800,00. Sedangkan nilai ekspor tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp. 1.059.132.906.172,50 atau sekitar US 109.198.751,36. 3. Pertambangan Pemanfaatan sumber daya alam di Kabupaten Sanggau selain difokuskan pada pemanfaatan lahan pertanian dan perkebunan juga dikembangkan pengelolaan pertambangan sesuai dengan potensi tambang yang ada. Potensi tambang terbesar di Kabupaten Sanggau yaitu potensi tambang mineral bauksit yang dikelola oleh 37 Investor. Selain bauksit, investor pertambangan lainnya seperti Emas 19 investor, Zirkon 7 Investor, Batubara 7 Investor, Bijih Besi 4 Investor, Grafit 2 Investor dan Barit 3 Investor. Sampai dengan tahun 2012 jumlah perusahaan yang mengolah tambang bauksit dan sudah memproduksi hasil tambang terdapat 3 perusahaan dengan total produksi 2.383.824,043 Matrik TonTahun. Terjadi penigkatan produksi hasil tambang bauksit pada tahun 2012 sebesar 60.049,587 Matrik Ton atau sebesar 2,58 persen. RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019 62 Tabel II. 31 Jumlah Produksi Hasil Tambang di Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012 N O NAMA PERUSAHAAN 2008 2009 2010 2011 2012 BAUKSIT MT ZIRKON KG BAUKSIT MT ZIRKON KG BAUKSIT MT ZIRKON KG BAUKSIT MT ZIRKO N KG BAUKSIT MT ZIRKO N KG 1 PT.DINAMIKA SEJAHTERA MANDIRI - - - - - 2 PT. ANEKA TAMBANG - - - - - 3 PT.PERSADA PRATAMA CEMERLANG - - - - - 4 PT. MAHKOTA KARYA UTAMA - 144.700,00 - 1.359.071,00 - 1.412.345,53 - 2.284.776,45 - 5 PT. DANPAC RESOURCES - - - - - 6 PT ALU SENTOSA - 399.099,00 2 - 455.497,402 - 460.368,758 - 51.491,821 - 7 PT. KALMIN - - 270.249,870 - 451.060,168 - 47.555,772 - 8 PT. BINTANGAR MAJU ABADI - - - - - 9 PT. MONOKEM SURYA - - - 1.248.00 - - 10 PT. BOMA PRASADA - - - 1.248.00 - - JUMLAH 543.799,00 2 2.084.818,27 2 2.496.00 2.323.774,45 6 2.383.824,04 3 Sumber : Dinas ESDM Kabupaten Sanggau Tahun 2013 data diolah RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019 63 4. Penanaman Modal Pengelolaan sumber daya alam di Kabupaten Sanggau diarahkan pada peningkatan investasi yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Hal tersebut selain dalam rangka memanfaatkan sumber daya alam yang ada juga memberikan kesempatan kerja bagi tenaga kerja. Penanaman modal dibagi dalam dua kategori yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN dan Penanaman Modal Asing PMA. a. Jumlah Investor Berskala Nasional PMDNPMA Terdapat peningkatan jumlah investor baik PMDN maupun PMA dari tahun 2008-2012 sebesar 16,7 persen PMDN dan 33,3 persen PMA. Investor yang menanamkan modalnya di Kabupaten Sanggau didominasi pada sub sektor perkebunan. Hal tersebut dapat dilihat sebagaimana tabel berikut : Tabel. II.32 Investor Berskala Nasional di Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012 Tahun PMDN PMA Jumlah Investor PMDN dan PMA Berskala Nasional Jumlah Investor Jumlah Investasi Dalam juta Jumlah Investor Jumlah Investasi Dalam juta Jumlah Investasi PMDN dan PMA Berskala Nasional 2008 18 1.501.283,37 6 1.114.739,55 24 2.616.022,92 2009 20 1.932.232,77 6 343.089,00 26 2.275.321,77 2010 20 3.361.703,03 6 498.013,00 26 3.859.716,03 2011 21 3.459.866,76 8 643.318,00 29 4.103.184,76 2012 21 3.683.146,87 8 680.345,33 29 4.363.492,20 Sumber : Kantor PMP2 Kabupaten Sanggau Tahun 2013 RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019 64 b. Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing memberikan kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja. Semakin banyak jumlah investor dalam menanamkan modalnya maka semakin besar pula jumlah penyerapan tenaga kerja pada suatu daerah. Dari tahun 2008 sampai 2012 kontribusi penyerapan tenaga kerja PMDN dan PMA terhadap tenaga kerja indonesia 1 : 22,20 artinya rata-rata rasio penyerapan Tenaga Kerja Indonesia masing-masing perusahaan sebanyak 22 orang dibandingkan dengan keseluruhan tenaga kerja di Kabupaten Sanggau. Hal tersebut tergambar sebagaimana tabel berikut : Tabel II.33 Rasio Daya Serap PMAPMDN Terhadap Tenaga Kerja di Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012 Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 TKI TKA TKI TKA TKI TKA TKI TKA TKI TKA Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan PMA 37602 12 2043 33 6588 41 12631 24 13607 56 Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan PMDN 9293 112 39645 45 42267 48 35373 3 28660 3 Total 46.895 41.688 48.855 48.004 42.267 Jumlah Seluruh Tenaga Kerja 194.578 210.820 208.039 211.152 207.653 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja 1:24 1:20 1:24 1:23 1:20 Sumber : Dinas PMP2 Kabupaten Sanggau Tahun 2013 RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019 65 5. Sumber Daya Manusia Aparatur Kualitas Pelayanan publik salah satunya ditentukan oleh ketersediaan jumlah dan kualitas aparatur penyelenggaraan pemerintahan. Kualitas aparatur penyelenggara pemerintahan ditentukan oleh tingkat pendidikan yang dimiliki. Berdasarkan tingkat pendidikan Pegawai Negeri Sipil dari tahun 2008 sampai 2012 mengalami peningkatan terutama pada tingkat pendidikan diploma dan strata 1. Komposisi pendidikan PNS tersebut dapat dilihat sebagaimana tabel berikut : Tabel II.34 Jumlah Pegawai menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012 Tingkat Pendidikan Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 SD 143 160 152 131 131 SMP 237 257 256 234 234 SMA 2.884 2.876 2.863 2.731 2.707 DIPLOMA 1.959 2.070 2.196 2.358 2.348 STRATA 1 684 819 989 1.172 1.178 STRATA 2 64 63 64 65 68 STRATA 3 - - - - - JUMLAH 5.931 6.245 6.520 6.691 6.667 Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Sanggau Tahun 2013 Berdasarkan golonganruang PNS di Kabupaten Sanggau terjadi peningkatan jumlah PNS golongan ruang IV jika dibandingkan dengan golonganruang lainnya. Hal tersebut tergambar sebagaimana tabel berikut : Tabel II.35 Jumlah PNS berdasarkan GolonganRuang di Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012 GolonganRuang Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 I 79 60 145 120 115 II 1.560 1.574 1.772 1..884 1.834 III 3.093 2.956 2.909 2.930 2.870 IV 1.199 1.479 1.694 1.757 1.848 Jumlah 5.931 6.245 6.520 6.691 6.667 Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Sanggau Tahun 2013 RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019 66 Sedangkan berdasarkan jenis kelamin Jumlah PNS Pada tahun 2012 tergambar sebagaimana tabel berikut : Tabel II.36 Jumlah PNS berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012 Jenis Kelamin Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Laki-laki 3.769 3.915 4.003 3.958 3.943 Perempuan 2.162 2.330 2.517 2.733 2.724 Jumlah 5.931 6.245 6.520 6.691 6.667 Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Sanggau Tahun 2013 Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa keterwakilan perempuan dalam birokrasi formal di Kabupaten Sanggau sanggau dengan Tahun 2012 sebesar 40,86 persen. Penyelenggaraan birokrasi pemerintahan diatur dalam eselonering yang menggambarkan jenjang kedudukan tugas wewenang dan tanggung jawab. Berdasarkan eselonering yang terdapat dalam struktur pemerintahan di Kabupaten Sanggau berbentuk piramida yang dapat dilihat sebagaimana tabel berikut : Tabel II.37 Jumlah PNS berdasarkan Eselonering di kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012 Eselon Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 II 12 23 25 27 27 III 131 134 133 142 142 IV 421 456 441 513 513 V 16 16 Non Eselon 5.367 5.632 5.921 5.993 5.969 Jumlah 5.931 6.245 6.520 6.691 6.667 Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Sanggau Tahun 2013 6. Pariwisata Pengembangan pariwisata di Kabupaten Sanggau diarahkan pada tiga peruntukan kawasan yaitu peruntukan pariwisata alam, peruntukan pariwisata budaya dan peruntukan pariwisata minat khusus. Kawasan peruntukan pariwisata alam dikembangkan dilokasi : RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019 67 a. Kawasan Pancur Aji Kompleks; b. Kawasan air terjun Ropot Rimba Sayu Lape, Alkodo, Riam Keniau, Riam Kuyuk, Kunyo, Tibuh, Hansa, Rengas, Ceriak dan Selanjing, Tekosin, Gurong Maluh, Mujung, Riam Biying Desa Hibun, Nek Sawa, Tapang Munti, Riam Benyawai, Riam Mahas, Sungai Aweh, Raja Lipan, Ponti Tapau, Mobui, Riam Asam, Riam Jito, Nopan, Air Terjun Putih, Riam Macan, Riam Sengayak, Riam Batu Berapit, Riam Potai, Riam Romok, Riam Merau, Riam En gkarok, Riam Randu, Riam Lowa’, Riam Batu Ikan, dan Riam Lancak; c. Kawasan Batu Posok di Desa Penyeladi Hulu; d. Kawasan Sipatn Lotup Air Panas Kecamatan Jangkang; e. Kawasan Tinyan Kompleks; f. Kawasan Batu Bergantung, di Kecamatan Bonti; g. Kawasan Wisata waduk Merowi; h. Kawasan Wisata Gua Thang Raya Beduai; i. Kawasan Wisata Bukit Penrissen; j. Kawasan Wisata Bukit Belungai; k. Kawasan Agrowisata Kampung Baru Kuala Buayan. l. Kawasan Wisata Danau Batu Desa Balai Tinggi; m. Kawasan Wisata Danau Bekat; n. Kawasan Wisata Agropolitan Tanjung Kecamatan Tayan Hulu; o. Kawasan Wisata Gunung Semaung - Sepapan; p. Kawasan Wisata Gunung Semarong; q. Kawasan Wisata Gunung Tiong Kandang; r. Kawasan Wisata Kebun Raya Danau Lait Kompleks; s. Kawasan Wisata Padong Pangeran, Balai Karangan; t. Kawasan Wisata Hamparan Pasir Pulau Tayan, tayan Hilir; u. Kawasan Wisata Gunung Bowang; v. Kawasan Wisata Gunung Bengkawan; w. Kawasan Wisata Goa Tedung Desa Engkode; RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019 68 x. Kawasan Wisata Batu Laut Desa Kuala Rosan Kecamatan Meliau; y. Kawasan Wisata Pasir Putih Desa Kuala Rosan Kecamatan Meliau; z. Kawasan Wisata Batu Lebur Desa Balai Tinggi Kecamatan Meliau; aa. Kawasan wisata Hutan Kota Semboja; dan bb. Kawasan wisata Arboretum di Semboja. Kawasan peruntukan pariwisata budaya dikembangkan di: a. Kawasan Keraton Surya Negara, Sanggau; b. Kawasan Keraton Mengkiang; c. Kawasan Wisata Kota Sanggau; d. Kawasan Wisata Rumah Betang Dorik Empulur; e. Kawasan Wisata Rumah Melayu di Bunut; f. Kawasan Wisata budaya Rumah Betang Panca, Sekayam; g. Kawasan Wisata Rohani Riam Macan; h. Tepekong Sanggau; i. Tepekong Meliau; j. Kawasan Wisata rumah betang Desa Nebindang Kecamatan Toba; k. Kawasan Wisata makam Pangsuma Kecamatan Meliau; l. Kawasan Wisata Gusti Lekar Kecamatan Meliau; dan m. Kawasan Keraton Tayan. Kawasan peruntukan pariwisata minat khusus dikembangkan di: a. Wisata arung jeram di Sungai Pelanduk dan Sungai Sekajang, Desa Suruh Tembawang dan b. Wisata eko ecotourism di Cagar Alam Niyut Penrissen. Dari sejumlah objek wisata tersebut tercatat jumlah kunjungan wisatawan lokal yang tercatat secara resmi baru pada ODTW Pancor Aji yaitu sebagaimana gambar berikut : RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019 69 Gambar II.18 Kunjungan Wisatawan Lokal pada ODTW Pancor Aji Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012 Sumber : Disbudpar Kabupaten Sanggau Tahun 2013

2.4. Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan dan unggulan daerah. Suatu daya saing merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan eknomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan. 2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitan dengan daya saing daerah adalah bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik bagi pelaku ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke daerah untuk menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing daerah. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan kemampuan ekonomi daerah salah satunya dapat dilihat dari pengeluaran rata-rata konsumsi rumah tangga perkapita dan produktivitas total daerah. Indikator pengeluaran rata-rata konsumsi rumah tangga perkapita dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsumsi RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019 70 rumah tangga yang dijelaskan seberapa atraktif tingkat pengeluaran rumah tangga. Semakin besar angka konsumsi rumah tangga semakin atrakif bagi peningkatan kemampuan ekonomi daerah. Angka konsumsi perkapita tahun 2008-2012 Kabupaten Sanggau dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel II.38 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Perkapita di Kabupaten SanggauTahun 2008-2012 Uraian Tahun dalam Milyar Rupiah 2008 2009 2010 2011 2012 MakananFood 1.616,70 1.848,65 2.018,59 2.290,89 2.534,23 Non Makanan 1.036,78 1.185,53 1.199,05 1.383,45 1.545,71 Total Pengeluaran RT 2.653,48 3.034,18 3.217,64 3.674,34 4.079,94 Jumlah Rumah Tangga 91.211 90.126 99.119 101.087 102.562 Rasio 0,029 0,034 0,032 0,036 0,040 Sumber : Kabupaten Sanggau Dalam Angka Tahun 2013 Pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita tahun 2008-2012 mengalami peningkatan sebesar 54 persen. 2.4.2. Fokus fasilitas wilayah Infrastruktur Infrastruktur wilayah terdiri dari beberapa aspek yaitu infrastruktur transportasi, sumber daya air dan irigasi, listrik dan energi, telekomunikasi dan sarana dan prasarana pemukiman. Ketersediaan infrastruktur wilayah memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan struktur tata ruang, pemenuhan kebutuhan wilayah dan pengikat wilayah. 1. Ketaatan Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Berdasarkan RTRW Kabupaten Sanggau Tahun 2011-2031, Tujuan penataan ruang Kabupaten adalah terwujudnya pemanfaatan ruang kabupaten yang aman, nyaman dan produktif dengan memperhatikan keterpaduan pemanfaatan sumber daya alam dan sumberdaya buatan melalui pengembangan industri, perdagangan dan jasa skala regional, pariwisata serta pengembangan kawasan perbatasan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan