Aspek Daya Saing Daerah
RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019
70 rumah tangga yang dijelaskan seberapa atraktif tingkat
pengeluaran rumah tangga. Semakin besar angka konsumsi rumah tangga semakin atrakif bagi peningkatan kemampuan
ekonomi daerah. Angka konsumsi perkapita tahun 2008-2012 Kabupaten Sanggau dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel II.38
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Perkapita di Kabupaten SanggauTahun 2008-2012
Uraian Tahun dalam Milyar Rupiah
2008 2009
2010 2011
2012 MakananFood
1.616,70 1.848,65
2.018,59 2.290,89
2.534,23 Non Makanan
1.036,78 1.185,53
1.199,05 1.383,45
1.545,71 Total Pengeluaran RT
2.653,48 3.034,18
3.217,64 3.674,34
4.079,94 Jumlah Rumah
Tangga 91.211
90.126 99.119
101.087 102.562
Rasio 0,029
0,034 0,032
0,036 0,040
Sumber : Kabupaten Sanggau Dalam Angka Tahun 2013 Pengeluaran
konsumsi rumah
tangga perkapita
tahun 2008-2012 mengalami peningkatan sebesar 54 persen. 2.4.2.
Fokus fasilitas wilayah Infrastruktur Infrastruktur wilayah terdiri dari beberapa aspek yaitu
infrastruktur transportasi, sumber daya air dan irigasi, listrik dan energi, telekomunikasi dan sarana dan prasarana
pemukiman. Ketersediaan infrastruktur wilayah memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan struktur tata
ruang, pemenuhan kebutuhan wilayah dan pengikat wilayah. 1.
Ketaatan Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Berdasarkan RTRW Kabupaten Sanggau Tahun 2011-2031,
Tujuan penataan ruang Kabupaten adalah terwujudnya pemanfaatan ruang kabupaten yang aman, nyaman dan
produktif dengan memperhatikan keterpaduan pemanfaatan sumber daya alam dan sumberdaya buatan melalui
pengembangan industri, perdagangan dan jasa skala regional,
pariwisata serta
pengembangan kawasan
perbatasan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019
71 untuk kesejahteraan masyarakat. RTRW Kabupaten meliputi
struktur ruang wilayah Kabupaten Sanggau yang meliputi : a.
Sistem pusat-pusatkegiatan terdiri atas: PusatKegiatan Strategis Nasional PKSN dikembangkan
di Kota Entikong; Pusat Kegiatan Wilayah PKW dikembangkan di Kota
Sanggau dan Entikong; Pusat Kegiatan Lokal PKL dikembangkan di Balai
Karangan, Tayan, Sosok, Kembayan, dan Pusat Damai. Pusat PelayananKawasan PPK dikembangkan di Batang
Tarang, Beduai, Bonti, Balai Sebut, Kedukul, dan Meliau.
Pusat Pelayanan Lingkungan PPL dikembangkan di Teraju dan Noyan.
b. Sistem JaringanTransportasi Darat
c. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya meliputi:
Sistem jaringan prasarana energikelistrikan, minyak dan gas bumi;
sistem jaringan sumber daya air; sistem jaringan pos dan telekomunikasi; dan
sistem jaringan pengelolaan lingkungan
Struktur ruang digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1: 50.000 sebagaimana tercantum dalam gambar
berikut :
RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019
72 Gambar II.19
Struktur Ruang Kabupaten Sanggau
Sumber : Tata Ruang Kabupaten Sanggau Tahun 2013
d. Pola Ruang Wilayah Kabupaten Sanggau
Pemantapan kawasan lindung dilakukan dengan mengacu pada kawasan lindung yang telah ditetapkan secara
nasional dan memperhatikan kawasan lindung yang ditetapkan oleh provinsi dan kabupaten dengan muatan
kearifan lokal. Pola ruang wilayah Kabupaten Sanggau dapat dilihat sebagaimana tabel berikut :
RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019
73 Gambar II.20
Kawasan Hutan lindung dan Budidaya
Sumber : Tata Ruang Kabupaten Sanggau Tahun 2013 Pemantapan kawasan lindung dilakukan dengan mengacu pada
kawasan lindung yang telah ditetapkan secara nasional dan memperhatikan kawasan lindung yang ditetapkan oleh provinsi
dan kabupaten dengan muatan kearifan lokal. Selain itu pola ruang wilayah diperuntukan bagi Kawasan Suaka Alam,
Pelestarian Alam dan Cagar Budaya, kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019
74 e.
Aksesibilitas Daerah Aksesibilitas daerah dihitung dalam rangka mengetahui
ketersediaan infrastruktur jalan guna mendukung akses setiap kendaraan dan orang dengan mengukur panjang jalan yang
tersedia. Adapun aksesibilitas daerah berdasarkan status dan panjang jalan di Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012
sebagaimana terdapat pada table berikut: Tabel II.39
Aksesibilitas Daerah berdasarkan Status dan Panjang Jalan di Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012
Status Jalan Tahun dalam Kilometer
2008 2009
2010 2011
2012 Jalan Negara
319,49 352,95
352,95 352,95
457,45 Jalan Provinsi
208,95 94,29
94,29 94,29
94,29 Jalan Kabupaten
867,34 867,34
867,34 863,22
882,81 Jalan Desa
847.683 854.483
854.483 863.216
882.809 Total
1395,78 1314,58
1314,58 1310,46
1434,55
Sumber : Kabupaten Sanggau Dalam Angka Tahun 2013 Sedangkan aksesibilitas daerah berdasarkan jenis kendaraan di
Kabupaten Sanggau Tahun 2008 –2012 dapat dilihat pada tabel
berikut: Tabel II.40
Aksesobilitas Daerah berdasarkan Jenis Kendaraan di Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012
Jenis Kendaraan Tahun
2008 2009
2010 2011
2012 Mobil Penumpang
140 1331
1730 1751
2681 Mobil Bus
305 222
215 215
215 Mobil Truk
2115 2368
2819 2848
3914 Sepeda Motor
14947 84746 103858
124793 145799 Mobil Khusus
55 57
62 Jumlah
17507 88667 108677
129664 152671
Sumber : Kabupaten Sanggau Dalam Angka Tahun 2013 Berdasarkan
data diatas
dapat disimpulkan
bahwa ketersediaan sarana jalan tidak termasuk jalan desa terhadap
jumlah kendaraan di Kabupaten Sanggau pada tahun 2012 mencapai 1 : 73,44, yang berarti bahwa setiap panjang jalan
RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019
75 sepanjang 1 km dapat diakses kendaraan baik kendaraan roda
4 maupun roda 2 sebanyak 73 kendaraan. f.
Fasilitas Bank Non Bank Ketersediaan fasilitas bank dan non bank sangat penting dalam
rangka menunjang aspek daya saing daerah. Dengan adanya fasilitas tersebut segala urusan berkaitan dengan jasa dan lalu
lintas keuangan dapat berjalan dengan lancar. Indikator kinerja berkaitan dengan fasilitas bank dan non bank salah satunya
dapat dilihat dari jenis dan jumlah bank serta cabang- cabangnya.
Menurut fungsinya, bank dibagi menjadi 2 dua bagian, yaitu bank umum dan bank perkreditan rakyat dan berdasarkan
kegiatan usahanya bank dibagi menjadi : bank konvensional dan bank syariah. Pada tahun 2012, jumlah bank umum di
Kabupaten Sanggau seluruhnya berjumlah 8 unit, terdiri dari : 7 unit bank umum konvensional dan 1 unit bank umum
syariah. Adapun jumlah bank perkreditan rakyat BPR seluruhnya berjumlah 2 unit, ke-2 unit tersebut adalah BPR
konvensional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel II.41
Jumlah Fasilitas Bank dan Non Bank di Kabbupaten Sanggau Tahun 2008-2012
Uraian Tahun
2008 2009
2010 2011
2012 Bank Umum
-Konvensial 5
5 5
6 7
-Syariah 1
Bank Perkreditan Rakyat -Konvensional
1 2
2 2
2 -Syariah
Sumber : Data diolah
RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019
76 g.
Ketersediaan Air Bersih Air bersih merupakan kebutuhan dasar penduduk yang
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari terutama untuk minum, mandi dan cuci yang bersumber dari sungai, mata air
pegunungan, air hujan dan air tanahsumur. Pengelolaan air bersih yang dilakukan oleh BUMD PD. Tirta Pancur Aji dengan
memanfaatkan sumber air utama dari sungai dan mata air pegunungan. Distribusi pelayanan air bersih oleh PD. Tirta
Pancur Aji di Kabupaten Sanggau berdasarkan jumlah pelanggan per kecamatan sebagaimana tabel berikut :
Tabel. II.42
Jumlah Pelanggan PDAM Tirta Pancur Aji Per Kecamatan Tahun 2008-2012
KECAMATAN PELANGGAN PDAM TIRTA PANCUR AJI
2008 2009
2010 2011
2012 Kapuas
4.586 4.692
4.803 5.001
5.067 Tayan Hilir
283 342
377 402
406 Sekayam
806 820
815 841
863 Tayan Hulu
703 780
832 914
962 Entikong
504 517
544 612
650 Kembayan
310 309
308 310
310 Balai
486 506
496 490
476 Jangkang
240 239
239 239
239 Meliau
842 846
868 898
919 Beduai
268 269
269 269
269 TOTAL
9.028 9.320
9.551 9.976
10.161
Sumber : Kabupaten Sanggau Dalam Angka Tahun 2013
RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019
77 h.
Fasilitas Listrik dan Komunikasi 1.
Fasilitas Listrik Terpasang Pembangkit listik di Kabupaten Sanggau terdiri dari pembangkit
listrik PLN dan pembangkit listrik swasta. Menurut data PT. PLN Persero Wilayah V Ranting Sanggau pada tahun 2012
banyaknya produksi listrik yang dihasilkan adalah sebesar 94.369.870,59 Kwh dengan jumlah daya tersambung sebesar
53.710.300 VA. Adapun jumlah pelanggan untuk tahun 2012 sebanyak 52.303 pelanggan, naik 21, 18 persen dibandingkan
tahun 2011. Keadaan tersebut dapat dilihat sebagaimana tabel berikut ini:
Tabel II. 43
Fasilitasi Listrik Menurut Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung dan Listrik Terjual di Kabupaten Sanggau
Tahun 2008-2012
Uraian Tahun
2008 2009
2010 2011
2012 Pelanggan
31.001 31.505
32.525 43.158
52.303 Daya
Tersambung 27.008.350
27.834.450 29.221.200
42.531.450 53.710.300
Listrik Terjual
44.029.391 30.505.047,70 65.098.797,00 80.785.468,79 94.369.870,59
Sumber : Kabupaten Sanggau Dalam Angka 2013
Selain penyediaan jaringan listrik oleh PLN, di daerah-daerah yang belum terjangkau jaringan PLN dan memiliki potensi maka
dikembangkan Pembangkit Listrik Mikro Hidro PLTMH dengan sebaran sebagaimana tabel berikut:
RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019
78 Tabel II. 44
Persebaran Pembangkit Listrik Non PLN berdasarkan Lokasi, Daya Terpasang dan Jumlah Pelanggan di Kabupaten Sanggau
Tahun 2008-2012
KECAMATAN DAYA
TERPASANG Persebaran Pembangkit Listrik Non
PLN 2008
2009 2010 2011 2012
Kapuas 2500 VA
165 Tayan Hilir
Sekayam Tayan Hulu
3500 VA 145
150 155
160 165
Entikong 3500 VA + 305 KW
319 277
671 Kembayan
Balai Jangkang
2200 VA 150
Meliau 2500 VA
245 Beduai
Bonti 4500 VA + 30 KW
200 205
210 215
302 Noyan
2200 VA + 210 KW 170
114 376
TOTAL Sumber : Kabupaten Sanggau Dalam Angka Tahun 2013
Prosentase rumah tangga pengguna air bersih dan pengguna listrik di Kabupaten Sanggau pada tahun 2008-2012
sebagaimana Gambar berikut :
RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019
79 Gambar. II.21
Presentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih dan Rumah Tangga Pengguna Listrik di Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012
Sumber : Kabupaten Sanggau Dalam Angka Tahun 2013
2. Komunikasi
Sarana komunikasi yang digunakan sebagian besar penduduk Kabupaten Sanggau melalui layanan pos dan telepon. Layanan
komunikasi melalui pos dilakukan melalui PT. Pos, sedangkan komunikasi melalui telepon dilayani oleh PT. Telkom dan
beberapa provider sebagaimana tabel berikut ini Tabel II. 45
Jumlah Paket Pos yang Dikirim dan yang Diterima di Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012
Paket POS Tahun
2008 2009
2010 2011
2012 KirimSending
14.603 16.462 9.449
6.573 5.673
TerimaReciving 22.296 23.983 30.444 33.773 33.689
Sumber : Kabupaten Sanggau Dalam Angka Tahun 2013 Selain menggunakan paket pos, komunikasi penduduk Kabupaten
Sanggau juga menggunakan saluran telepon yang dapat dilihat sebagaimana tabel berikut :
RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019
80 Tabel II. 46
Jumlah Kapasitas Sentral Telepon yang terpasang dan yang Terisi di Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012
Uraian Tahun
2008 2009
2010 2011
2012 Kapasitas Sentral
6.994 6.994
6.994 6.994
6.994 Sentral Yang Terisi
84.581 84.581 84.581 84.581 84.581 Catatan : Data PT. Telkom berdasarkan data tahun 2012
Jumlah provider yang melayani komunikasi melalui telepon selain yang dilayani oleh PT. Telkom di Kabupaten Sanggau dapat dilihat
pada tabel berikut : Tabel II. 46
Jumlah Provider di Kabupaten Sanggau sampai dengan tahun 2012
NO KECAMATAN
PT. TELKOM
ST. TVRI
ST. TV LOKAL
PRO XL
TELKOMSEL INDOSAT
JARINGAN LINTAS
INDONESIA MAHERTISA
UTAMA HUTCHISON
TELECOMU NICATION
1 KAPUAS
1 1
1 2
5 5
1 1
5 2
PARINDU 1
3 3
1 2
3 MELIAU
4 2
4 TAYAN HILIR
3 5
TAYAN HULU 3
1 2
4 6
BALAI 1
1 7
BEDUAI 1
1 8
KEMBAYAN 6
1 5
9 ENTIKONG
1 1
1 2
3 10
JANGKANG 2
2 11
SEKAYAM 1
1 2
1 1
12 MUKOK
2 2
13 NOYAN
1 1
14 BONTI
1 1
2 15
TOBA 3
JUMLAH 5
3 1
7 27
26 2
1 26
Sumber : Dinas Hubkominfo Kabupaten Sanggau Tahun 2013
2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi
Investasi merupakan salah satu indikator penting dalam meningkatkan pembangunan perekonomian. Investasi akan
mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja
RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019
81 baru sehingga diharapkan akan mengurangi beban pengangguran
dan kemiskinan. Masuknya investor asing ke suatu wilayah, sangat tergantung dari kondisi keamanan dan politik dalam negeri
suatu wilayah. Kondisi keamanan dan politik dalam negeri yang stabil merupakan modal penting dalam menarik minat investasi
asing di Indonesia pada umumnya, khususnya di Kabupaten Sanggau.
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan iklim investasi salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja : angka
kriminalitas, kemudahan perizinan dan peraturan daerah perda yang mendukung iklim.
a. Angka Kriminalitas
Angka kriminalitas dapat menggambarkan tingkat keamanan masyarakat, semakin rendah angka kriminalitas, maka semakin
tinggi tingkat keamanan masyarakat. Pada tahun 2010 jumlah tindak
kriminal di
Kabupaten Sanggau
sebanyak 485 kasus,tindak kriminal yang menonjol dari jumlah kasus
tersebut adalah tindak pencurian biasa yaitu 101 kasus. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa angka kriminal di
Kabupaten Sanggau
pada tahun
2010mencapai1,33 kasusperhari. Rasio tahun 2008 -2012 perhari terdapat 0,95
tindak kriminal.
Kasus kriminal
yang terjadi
pada tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019
82 Tabel II. 48
Tingkat Angka Kriminalitas di Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012
Jenis Kejahatan Tahun
2008 2009
2010 2011
2012 Perkebunan
- -
3 1
- Narkotika
- -
6 16
- Perampasan
- -
4 -
4 PembakaranKebakaran
12 12
5 10
11 Jenis Kejahatan
Tahun 2008
2009 2010
2011 2012
UU Darurat -
- 1
- -
Curanmor -
- 90
78 71
Pemalsuan 2
2 4
- -
Kesusilaan 9
9 11
14 11
Perjudian 12
12 16
3 9
Penculikan -
- 2
- -
Pembunuhan 1
1 -
2 -
Penganiyaan RinganAnira 26
26 35
34 34
Pencurian Biasa 86
86 101
61 49
Curat 15
15 68
50 54
PerampokanCuras 5
5 23
9 1
Pemerasan 1
1 1
- -
Pengelapan 40
40 31
26 39
Penipuan 12
12 21
22 22
Merusak Barang 13
13 12
12 7
Pemalsuan Surat -
- 4
4 2
IlLegal Logging -
- 12
4 7
Pengancaman -
- 2
- -
Penyeludupan -
- 1
- 48
Kepabeanan -
- 9
6 3
Trafficking -
- 20
15 18
Perbuatan Tdk Menyenangkan 1
1 3
4 11
235 235
485 371
401 Sumber : Kabupaten Sanggau Dalam Angka Tahun 2013
b. Kemudahan Perizinan
Investasi asing yang akan masuk ke suatu wilayahdaerah bergantung kepada daya saing investasi yang dimiliki oleh
wilayahdaerah yang bersangkutan. Pembentukan daya saing investasi berlangsung secara terus-menerus dari waktu ke
waktu dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kemudahan perizinan. Kemudahan perizinan suatu
RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019
83 wilayahdaerah sangat menunjang dalam pembuatan proses
administrasi suatu investasi. Jenis perizinan yang ditangani Kabupaten Sanggau pada tahun 2009 sebanyak 11 jenis
perizinan, terdiri dari : izin usaha perdagangan SIUP, izin tempat usaha SITU, TDP, IUI, TDI, IMB, HO, IPT, izin reklame,
IPLC dan izin jasa konstruksi. Lamanya waktu untuk pengurusan izin tersebut serta jumlah persyaratan dan biaya
resmi dalam mengurus izin tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel II. 49
Lama Proses Perizinan di Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012
Uraian Tahun
Lama Mengurus
Jumlah Persyaratan
dokumen Biaya Resmi
Rata-rata Maks Rp
SIUP 4
5 -
TDP 4
5 -
TDI 4
5 -
IZIN PERLUASAN 4
5 -
IZIN GANGGUAN 7
5 Sesuai Indeks Perda
No 04 Tahun 2012 IZIN PENGUMPULAN UANG ATAU
BARAN 3
6 -
IZIN PENTAS PERTUNJUKAN SATWA 14
8 -
IZIN BIRO PERJALANAN WISATA 14
5 -
IZIN AGEN PERJALANAN WISATA 14
5 -
IZIN USAHA JASA AKOMODASI HOTEL
14 7
- IZIN USAHA GELANGGANG
PERMAINAN KETANGKASAN 14
7 -
IZIN USAHA TAMAN REKREASI 14
9 -
IZIN USAHA JASA KETANGKASAN DAN PERMAINAN ANAK-ANAK
14 7
- IZIN USAHA RUMAH BOLA SODOK
BILLYAR 14
7 -
SERTIFIKAT LAIK SEHAT UNTUK DEPOT AIR MINUM
14 10
-
Sumber : Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Tahun 2013
Peraturan Daerah Perda yang mendukung Iklim Investasi Perda merupakan sebuah instrumen kebijakan daerah yang
sifatnya formal, melalui perda dapat diketahui adanya insentif maupun disinsentif sebuah kebijakan di daerah terhadap
aktivitas perekonomian. Perda yang mendukung iklim usaha meliputi : Perda terkait dengan perizinan, perda terkait dengan
RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019
84 lalu lintas barang dan jasa, serta perda terkait dengan
ketenagakerjaan. Berikut adalah gambaran ketersediaan perda yang mendukung
iklim usaha di Kabupaten Sanggau selama kurun waktu tahun 2008-2012 :
Tabel II. 50
Jumlah Perda Yang Mendukung Iklim Usaha di Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012
Uraian Tahun
2008 2009
2010 2011
2012 Jumlah Perda Terkait
Perizinan -
- -
- 2
Jumlah Perda terkait Lalu Lintas Barang dan Jasa
1 -
1 -
3 Jumlah Perda terkait
Ketenagakerjaan -
- -
- 1
Sumber : Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Tahun 2013
2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia SDM yang berkualitas merupakan kunci keberhasilan pembangunan daerah dan nasional. Manusia
merupakan subyek dan obyek dalam pembangunan. Oleh karenanya pembangunan SDM harus benar-benar diarahkan dan
ditingkatkan agar mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, terampil, kreatif, disiplin, profesional dan mampu memanfaatkan,
mengembangkan serta menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif dalam rangka memacu pelaksanaan pembangunan nasional.
Gambaran umum kondisi daerah aspek daya saing daerah terkait dengan sumber daya manusia salah satunya dapat dilihat dari
kualitas tenaga kerja dan tingkat ketergantungan penduduk. a.
Kualitas Tenaga Kerja Rasio lulusan S1S2S3 Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam
kerangka pembangunan daerah adalah kualitas sumber daya
RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019
85 manusia SDM. Kualitas SDM ini berkaitan erat dengan
kualitas tenaga kerja yang tersedia untuk mengisi kesempatan kerja di dalam negeri dan di luar negeri. Kualitas tenaga kerja di
suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan
penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya.
Jumlah lulusan sarjana S1 dan Pasca Sarjana S2S3 di Kabupaten Sanggau dari tahun 2008-2012 dapat dilihat pada
gambar berikut : Gambar II. 22
Tenaga Kerja yang terserap menurut Kelulusan S1S2S3 di Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012
Sumber : Kabupaten Sanggau Dalam Angka Tahun 2013 b.
Tingkat Ketergantungan Rasio Ketergantungan Tingkat ketergantungan penduduk digunakan untuk melihat
gambaran besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif terhadap penduduk yang tidak
produktif. Penduduk muda berusia di bawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif
karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia
RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019
86 di atas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah
melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar
konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak
terlalu akurat, rasio ketergantungan semacam ini memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi.
Rasio ketergantungan dependency ratio dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju
atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting.
Semakin tinggi persentase dependency ratio maka semakin tinggi beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif
untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio
yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai rasio
ketergantungan penduduk Kabupaten Sanggau selama kurun waktu tahun 2008-2012 :
Tabel II. 51
Rasio Ketergantungan di Kabupaten Sanggau Tahun 2008-2012
Uraian Tahun
2008 2009
2010 2011
2012 Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun
134006 136161 125246 127215 129273 Jumlah Penduduk Usia 64 Tahun
10001 10162
13159 13291
13508 Jumlah Penduduk Usia Tidak
Produktif 144007 146323 138405 140506 142781
Jumlah Penduduk Usia 15-64 Tahun 244882 248849 270063 275449 279877
Rasio Ketergantungan Jumlah Penduduk Usia Tidak
ProduktifJumlah Penduduk Usia 15- 64 persen
58,81 58,80
51,25 51,01
51,02
Sumber : Kabupaten Sanggau Dalam Angka Tahun 2013
RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019
87