Metode Penentuan Daerah Penelitian Metode Penentuan Sampel Penelitian Metode Pengambilan Data Metode Analisis Data

III. METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan BBPPTP Medan. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive sengaja karena lembaga ini merupakan satu-satunya balai besar di Medan yang bekerja di bidang perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan.

3.2. Metode Penentuan Sampel Penelitian

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karateristik tertentu, jelas, dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini mencakup 2 dua unit sampling yaitu bidang perbenihan dan proteksi di BBPPTP Medan. Pengambilan sampel dengan menggunakan cara sensus atau semua jumlah populasi bidang perbenihan dan proteksi di BBPPTP Medan pada tahun 2008 – 2012.

3.3. Metode Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki hubungan kinerja bidang perbenihan jumlah benih yang disertifikasi dan jumlah pengujian benih dan kinerja bidang proteksi jumlah teknologi yang digunakan dan disedikan dengan faktor-faktor kinerja yaitu sarana, manajemen, SDM, dan keuangan pada masing-masing bidang perbenihan dan proteksi di BBPPTP Medan. Universitas Sumatera Utara

3.4. Metode Analisis Data

Data-data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah : a. Kinerja Bidang Perbenihan = Y1 Diukur dengan : 1. Jumlah benih yang disertifikasi = Y11 unittahun 2. Jumlah pengujian benih = Y12 unittahun b. Kinerja Bidang Proteksi = Y2 Diukur dengan : Jumlah teknologi yang digunakan dan disediakan = Y2 unittahun Faktor yang mempengaruhi kinerja bidang perbenihan meliputi : 1. Sarana bidang perbenihan = X1 Diukur dengan : a. Jumlah peralatan laboratorium dikelompokkan menjadi : - Peralatan rutin = X11 buah - Peralatan non rutin = X12 buah - Peralatan modern = X13 buah b. Rasio jumlah kendaraan dinas roda 2 = X14 Rasio = Jumlah kendaraan dinas roda 2 buah Jumlah PNS bidang perbenihan orang 2. Manajemen bidang perbenihan = X2, mencakup 4 tahapan yaitu : a. Planning perencanaan P bidang perbenihan = X21 Meliputi : 1. Penyusunan pengumpulan pengolahan up dating analisa data dan statistik Universitas Sumatera Utara 2. Penyusunan dan pengumpulan database 3. Pengumpulan data primer sumber benih kelapa sawit sebagai pendukung SIG 4. Pengumpulan data primer SIG perbenihan 5. Pengembangan peningkatan pengakuan sistem akreditasi, sertifikasi standar 6. Peningkatan SDM magang 7. Pengadaan alat dan bahan laboratorium 8. Program kalibrasi Diukur dengan : Jumlah kegiatan yang terkait dengan planning kegiatan b. Organizing pengorganisasian O bidang perbenihan = X22 Meliputi : 1. Pembinaan dan koordinasi kinerja IP2MB UPTD di wilayah kerja BBPPTP Medan 2. Kegiatan pembinaan, koordinasi dan pengawasan penangkaran benih pelaksanaan kegiatan 3. Pertemuan sinkronisasi pengawasan peredaran benih tanaman perkebunan di penyuluhan dan penyebaran informasi di wilayah kerja BBPPTP Medan 4. Pertemuan sinkronisasi jejaring laboratorium 5. Koordinasi jaringan laboratorium perbenihan 6. Pengawasan dan pengembangan mutu benih 7. Sosialisasi UU Perbenihan Universitas Sumatera Utara Diukur dengan : Jumlah kegiatan yang terkait dengan organizing kegiatan c. Actuating pelaksanaan A bidang perbenihan = X23 Meliputi : 1. Inventarisasi kebun entres kakao 2. Inventarisasi dan evaluasi sumber benih cengkeh 3. Inventarisasi kebun penangkaran nilam di Propinsi Sumatera Utara dan NAD 4. Inventarisasi plasma nuftah gambir di Sumatera Utara dan Sumatera Barat 5. Pembangunan kebun kelapa dalam komposit 6. Pemeliharaan kebun induk kelapa dalam komposit 7. Pengembangan pembangunan kebun koleksi plasma nuftah kelapa sawit 8. Kegiatan pengujian laboratorium 9. Sertifikasi dan pengujian mutu benih perkebunan 10. Kunjungan ke penangkar 11. Pengawasan pelaksanaan sertifikasi 12. Pengawasan mutu benih dalam propinsi 13. Pengawasan mutu benih lintas propinsi di wilayah kerja 14. Pengawasan dan pengembangan mutu benih perkebunan sawit 15. Observasi kopi robusta unggul lokal Bengkulu dan kopi excelsa di Jambi 16. Pelepasan varietas Universitas Sumatera Utara Diukur dengan : Jumlah kegiatan yang terkait dengan actuating kegiatan d. Controlling pengawasan C bidang perbenihan = X24 Meliputi : 1. Monitoring benih impor kelapa sawit 2. Monitoring sumber benih kelapa sawit 3. Monitoring sumber benih kelapa sawit serta identifikasi dan verifikasi bibit kelapa sawit tidak bersertifikat 4. Monitoring sumber benih kakao 5. Monitoring buah kakao 6. Monitoring dan evaluasi calon kebun entres kakao 7. Monitoring dan evaluasi kebun entres karet 8. Monitoring dan evaluasi blok penghasil tinggi biji karet 9. Monitoring dan evaluasi calon sumber benih kopi di wilayah kerja 10. Monitoring dan evaluasi calon sumber benih kopi sigarar utang di Propinsi Sumatera Utara 11. Monitoring dan evaluasi kebun benih kopi arabika sigarar utang 12. Monitoring kebun pembibitan tebu 13. Monitoring kebun pembibitan tebu rakyat 14. Pengawasan dan pengembangan mutu benih perkebunan kelapa sawit 15. Pengawasan kebun entres karet 16. Pengawasan sumber benih kopi 17. Evaluasi benih impor kelapa sawit Universitas Sumatera Utara 18. Evaluasi pohon induk kelapa dalam sebagai sumber benih 19. Evaluasi calon benih cengkeh 20. Evaluasi calon sumber benih cengkeh di Sumatera Utara Diukur dengan : Jumlah kegiatan yang terkait dengan controlling kegiatan 3. Sumber Daya Manusia SDM bidang perbenihan = X3 Diukur dengan : a. Jumlah PNS bidang perbenihan = X31 orang b. Lama tingkat pendidikan bidang perbenihan = X32 lama masa pendidikan, meliputi: - SMA = lama pendidikan rata-rata 12 tahun - Diploma 1 D1 = lama pendidikan rata-rata 13 tahun - Diploma 2 D2 = lama pendidikan rata-rata 14 tahun - Diploma 3 D3 = lama pendidikan rata-rata 15 tahun - Sarjana D4 S1 = lama pendidikan rata-rata 16 tahun - Pasca Sarjana S2 = lama pendidikan rata-rata 18 tahun Rumus : Jumlah lama pendidikan tahun x 100 Jumlah PNS bidang perbenihan orang c. Jumlah PNS bidang perbenihan menurut jurusan pertanian = X33 Rumus : Jumlah PNS menurut bidang pertanian orang x 100 Jumlah PNS bidang perbenihan orang d. Status sekolah negeri untuk PNS bidang perbenihan = X34 Rumus : Jumlah PNS menurut status sekolah negeri orang x 100 Jumlah PNS bidang perbenihan orang e. Pelatihan bersifat spesifik yang pernah diikuti PNS bidang perbenihan = X35 kalitahun Universitas Sumatera Utara 4. Persentase keuangan bidang perbenihan = X4 Rumus = Jumlah realisasi keuangan bidang perbenihan Rptahun x 100 Jumlah rencana keuangan bidang perbenihan Rptahun Faktor yang mempengaruhi kinerja bidang proteksi meliputi : 1. Sarana bidang proteksi = Z1 Diukur dengan : a. Peralatan laboratorium dikelompokkan menjadi : - Peralatan rutin = Z11 buah - Peralatan non rutin = Z12 buah - Peralatan modern = Z13 buah b. Rasio jumlah kendaraan dinas roda 2 = Z14 Rasio = Jumlah kendaraan dinas roda 2 buah Jumlah PNS bidang proteksi orang 2. Manajemen bidang proteksi = Z2, mencakup 4 tahapan yaitu : a. Planning perencanaan P bidang proteksi = Z21 Diukur dengan : Jumlah kegiatan yang terkait dengan planning kegiatan Meliputi : 1. Pembuatan leaflet 2. Pembuatan slide pengenalan dan pengendalian OPT utama 3. Akreditasi laboratorium 4. Magang pelatihan petugas 5. Magang pelatihan petani 6. Monitoring, inventarisasi dan identifikasi OPT 7. Kalibrasi peralatan Universitas Sumatera Utara b. Organizing pengorganisasian O bidang proteksi = Z22 Diukur dengan : Jumlah kegiatan yang terkait dengan organizing kegiatan Meliputi : 1. Penyuluhan dan penyebaran informasi 2. Pembinaan perlindungan perkebunan pembinaan teknis pengembangan 3. Pembinaan koordinasi dan konsultasi pengawasan 4. Ekspose teknologi regional sumatera di Propinsi Jambi 5. Pertemuan koordinasi pengamat OPT di wilayah Sumatera Utara 6. Pertemuan koordinasi Kepala Dinas Perkebunan dan Kepala UPPT se - Sumatera Utara 7. Pertemuan koordinasi perlindungan perkebunan dan laboratorium 8. Koordinasi perkembangan OPT proteksi tanaman perkebunan di wilayah perkebunan 9. Koordinasi perkembangan OPT di propinsi regional sumatera 10. Koordinasi penanggulangan kebakaran, bencana alam dan Gangguan Usaha Perkebunan GUP 11. Pertemuan teknis pengamat dan pengendali OPT bulanan di Propinsi Sumatera Utara 12. Pembinaan teknis pengembangan teknologi perlindungan perkebunan wilayah regional 13. Pembinaan, koordinasi dan konsultasi pengawasan Universitas Sumatera Utara 14. Pembinaan dan koordinasi petugas pengamat perkembangan OPT di wilayah binaan 15. Pembinaan dan monitoring jaringan laboratorium proteksi BBPPTP Medan 16. Pembinaan jaringan laboratorium proteksi tanaman perkebunan di wilayah kerja 17. Pembinaan teknis pengembangan teknologi perlindungan perkebunan 18. Pembinaan teknis pengembangan teknologi perlindungan perkebunan wilayah regional 19. Konsultasi ke pusat puslitbun PT 20. Penyegaran petugas pengamat OPT 21. Penyegaran petugas laboratorium UPTD dan laboratorium mini UPPT 22. Pengembangan teknologi pengendalian OPT utama komoditi perkebunan di laboratorium mini UPPT 23. Pengembangan dan aplikasi teknologi perlindungan perlindungan di wilayah binaan sebagai perekat dengan BBPPTP Medan c. Actuating pelaksanaan A bidang proteksi = Z23 Meliputi : 1. Isolasi bahan aktif berbagai tanaman yang potensial sebagai repellent terhadap hama serangga tertentu 2. Uji efektifitas Speudomonas fluresceus PF 3. Pembuatan pengkap bajing hidup Universitas Sumatera Utara 4. Pengembangan metoda pengamatan OPT pada tanaman kakao 5. Kaji terap Tricoderma indofit untuk pengendalian penyakit utama tanaman perkebunan 6. Inventarisasi isolat agens hayati 7. Pemutahiran data dan informasi di wilayah binaan 8. Penanggulangan kebakaran, bencana alam dan GUP 9. Uji efektifitas jamur Antrobotrys sp. untuk pengendalian nematoda akar kopi 10. Uji efektifitas jamur Antrobotrys sp. untuk pengendalian nematoda akar kopi lanjutan 11. Rintisan metode pengamatan hama Helopeltis sp. 12. Pengembangan metode PHT Penggerek Buah Kopi PBKo 13. Studi dampak PHT kakao pada penggunaan pestisida 14. Studi efektifitas pestisida nabati terhadap Helopeltis sp. 15. Uji pestisida nabati dan empon dalam pengendalian penyakit akar 16. Pengembangan metode pengamatan OPT 17. Pengembangan metode PHT penyakit antraknosa mati ranting pada tanaman kakao 18. Survei kualitas pestisida tingkat pedagang, pengecer dan petani perkebun di wilayah Sumatera Utara 19. Rintisan metode pengamatan OPT utama komoditi unggulan perkebunan 20. Uji residu pestisida produk perkebunan di wilayah Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 21. Studi efikasi formulasi pestisida nabati pada Penggerek Buah Kakao PBK 22. Pembuatan dan aplikasi pestisida nabati pada laboratorium mini UPPT 23. Monitoring dan identifikasi hama tikus pada tanaman perkebunan 24. Studi efektifikasi formulasi pestisida nabati pada Helopeltis sp. 25. Koleksi hidup maupun koleksi mati hama tikus dan tupai 26. Pengembangan dan perbanyakan parasitoid hama Penggerek Batang Tebu Raksasa PBTR 27. Isolasi dan pengembangan APH di laboratorium mini UPPT 28. Pembuatan dan aplikasi pestisida nabati pada laboratorium mini UPPT 29. Monev penanggulangan kebakaran, bencana alam dan Gangguan Usaha Perkebunan GUP 30. Penerapan metoda pengamatan dan pengendalian OPT utama 31. Eksplorasi dan pemanfaatan agens hayati 32. Pengembangan metode PHT terhadap penyakit antraknosa pada tanaman kopi 33. Rintisan metode PHT penyakit Vascular Streak Dieback VSD pada tanaman kakao 34. Pemetaan lokasi penanaman lada dan serangan penyakit busuk pangkal lada 35. Identifikasi dan iventarisasi lokasi serangan penyakit VSD pada tanaman kakao Universitas Sumatera Utara 36. Penerapan metode PHT tikus pada tanaman kelapa sawit 37. Pemeliharaan koleksi hama tikus dan tupai 38. Efikasi kombinasi pestisida nabati terhadap Penggerek Buah Kakao PBK dan Helopeltis sp. 39. Ekstraksi beberapa jenis repellent terhadap Penggerek Buah Kakao PBK 40. Pengujian residu pestisida dan produk pertanian 41. Pengujian kualitas pestisida yang beredar di wilayah Sumatera Utara 42. Penerapan metode regresi dan aplikasi MAP info dalam pengembangan peramalan dan pemetaan OPT di lapangan 43. Studi efikasi penggunaan pestisida nabati terhadap Penggerek Buah Kopi PBKo 44. Penerapan pengendalian penyakit busuk pangkal batang lada secara terpadu di Propinsi Lampung 45. Pengembangan dan aplikasi teknologi pengendalian penyakit Vascular Streak Dieback VSD secara terpadu pada tanaman kakao di Propinsi Sumatera Barat 46. Pengembangan dan aplikasi teknologi pengendalian penyakit Kering Alur Sadap KAS pada tanaman karet di Propinsi Sumatera Selatan 47. Uji coba pengendalian penyakit kanker batang kakao dan kering alur sadap karet di Propinsi Sumatera Selatan 48. Uji coba pengendalian penyakit kanker batang kakao dan kering alur sadap karet di Propinsi Sumatera Utara 49. Uji preferensi beberapa umpan tikus di lapangan Universitas Sumatera Utara 50. Uji beberapa bahan nabati terhadap tingkat mortalitas tikus Diukur dengan : Jumlah kegiatan yang terkait dengan actuating kegiatan d. Controlling pengawasan C bidang proteksi = Z24 Meliputi : 1. Pemutahiran data informasi di wilayah kerja wilayah binaan 2. Pameran teknologi perlindungan 3. Pembuatan pencetakan buku 4. Pembuatan buku analisis residu pestisida pada produk perkebunan 5. Ekpose teknologi perlindungan tanaman dan jaringan laboratorium di wilayah binaan Diukur dengan : Jumlah kegiatan yang terkait dengan controlling kegiatan 3. Sumber Daya Manusia SDM bidang proteksi = Z3 Diukur dengan : a. Jumlah PNS bidang proteksi = Z31 orang b. Lama tingkat pendidikan bidang proteksi = Z32 lama masa pendidikan, meliputi: - SMA = lama pendidikan rata-rata 12 tahun - Diploma 1 D1 = lama pendidikan rata-rata 13 tahun - Diploma 2 D2 = lama pendidikan rata-rata 14 tahun - Diploma 3 D3 = lama pendidikan rata-rata 15 tahun - Sarjana D4 S1 = lama pendidikan rata-rata 16 tahun - Pasca Sarjana S2 = lama pendidikan rata-rata 18 tahun Universitas Sumatera Utara Rumus : Jumlah lama pendidikan tahun x 100 Jumlah PNS bidang proteksi orang c. Jumlah PNS bidang perbenihan menurut jurusan pertanian = Z33 Rumus : Jumlah PNS menurut bidang pertanian orang x 100 Jumlah PNS bidang proteksi orang d. Status sekolah negeri untuk PNS bidang proteksi = Z34 Rumus : Jumlah PNS menurut status sekolah negeri orang x 100 Jumlah PNS bidang proteksi orang e. Pelatihan bersifat spesifik yang pernah diikuti PNS bidang proteksi = Z35 kalitahun 4. Persentase keuangan bidang proteksi = Z4 Rumus = Jumlah realisasi keuangan bidang proteksi Rptahun x 100 Jumlah rencana keuangan bidang proteksi Rptahun Semua komponen faktor-faktor kinerja berpedoman pada visi, misi, tugas pokok dan fungsi BBPPTP Medan Metode analisis data yang digunakan adalah metode hubungan ranking Spearman. Menurut Sulaiman 2002, metode ranking Spearman digunakan karena : 1. Data tidak seluruhnya dalam skala rasio tetapi ada juga skala ordinal 2. Data tidak normal atau jumlah pengamatan sampel kecil n=5 Universitas Sumatera Utara Rumus metode ranking Spearman: Dimana : rho = Koefisien hubungan Spearman d = Perbedaan skor antar dua variabel n = Jumlah kelompok x = Sarana, manajemen, SDM dan keuangan y = Skor Kinerja Perbenihan, Kinerja Proteksi Menurut Sarwono 2006 untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel ada beberapa kriteria sebagai berikut : : Tidak ada hubungan antara dua variabel – 0,25 : Hubungan sangat lemah 0,25 – 0,5 : Hubungan cukup 0,5 – 0,75 : Hubungan kuat 0,75 – 0,99 : Hubungan sangat kuat

3.5. Defenisi dan Batasan Operasional