Hakikat Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani

7 Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. Pendidikan jasmani dapat mengaktualisasikan seluruh potensi yang dimiliki manusia baik berupa tindakan, sikap maupun karya. Pendidikan jasmani juga menjadi media perkembangan keterampilan fisik, motorik, penalaran dan kebiasaan hidup untuk merangsang perkembangan manusia secara seimbang. Sekalipun dalam proses pembelajaran menggunakan aktivitas jasmaniah secara dominan, namun hal ini tidak ditujukan semata-mata untuk perkembangan jasmaniah.

2.2.2 Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar

Rusli Lutan sebagaimana dikutip oleh Suharjana 2006: 229 menyatakan bahwa pengembangan kemampuan berolahraga pada usia sekolah dasar lebih banyak ditekankan kepada mengembangkan unsur kemampuan fisik secara menyeluruh multilateral, dan keterampilan teknik dasar yang dominan yang merupakan dasar bagi keterampilan teknik berolahraga. Salah satu isi program pengajaran dalam kurikulum sekolah dasar adalah membangun manusia seutuhnya yaitu mengembangkan fisik motorik melalui latihan aktivitas jasmani atau olahraga. Pembelajaran pendidikan jasmani sesuai dengan tuntutan kurikulum harus dilaksanakan melalui metode yang tepat agar tujuan yang terkandung dalam kompetensi dasar dapat dicapai secara efektif dan optimal. Untuk meningkatkan peran pendidikan jasmani sebagai dasar tumbuh kembang anak perlu dilakukan upaya pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan menantang. Selain itu, sarana dan prasarana di sekolah yang memadai, pembaharuan kurikulum disesuaikan kebutuhan siswa dan kemampuan sekolah, serta guru pendidikan jasmani terus berupaya untuk meningkatkan profesionalitas. Secara teoritis, senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan anak. Guru pendidikan jasmani perlu memahami bahwa senam di sekolah dasar bukanlah senam yang bersifat perlombaan dengan tingkat kesulitan yang tinggi, serta memerlukan peralatan yang sulit didapat serta mahal harganya dan harus dilakukan di dalam ruangan khusus senam. Senam di sekolah dasar prinsipnya yaitu membelajarkan pola gerak dalam senam, serta pengembangannya yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan kemampuan siswa. Tujuan pembelajaran senam di sekolah dasar yaitu memberikan dasar atau landasan yang kuat tentang sikap dan gerak agar siswa nantinya dapat bersikap dan bergerak secara efektif dan efisien.

2.3 Konsep Belajar

2.3.1 Pengertian Belajar

Slameto 2010: 2 mendefinisikan belajar sebagai proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baik secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dari hasil interaksi dengan lingkungannya. Senada dengan pendapat di atas, menurut Gagne dan Berliner sebagaimana dikutip oleh Chatarina 2006: 2, belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya sebagai hasil dari pengalaman. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dikatakan bahwa belajar merupakan proses untuk memperoleh pengetahuan baru yang dilakukan manusia secara sadar dengan memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Belajar dilakukan untuk mendapatkan perubahan perilaku baik melalui latihan ataupun pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Proses belajar dipengaruhi beberapa faktor sebagai berikut.

2.3.1.1 Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor dalam diri individu yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi tubuh individu. Ketika individu dalam keadaan sehat dan bugar maka akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar atau kemampuan dalam pelajaran penjasorkes. Sedangkan faktor psikologis adalah keadaan psikologi seseorang yang dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai. Faktor psikologis diantaranya: kecerdasan, motivasi, minat, sikap terhadap mata pelajaran, serta bakat alami siswa.

2.3.1.2 Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri dari dua golongan yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial.

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI GERAK MERODA MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 SUMUR BATU

2 65 51

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI GERAK MERODA MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN RAMAN AJI LAMPUNG TIMUR

0 40 37

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI GERAK MERODA MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 SUMUR BATU

1 29 43

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI GULING BELAKANG MENGGUNAKAN MEDIA BIDANG MIRING DAN AUDIO VISUAL PADA SISWAS KELAS X TKJ B SMK TEKNO-SA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 2 11

PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI GULING DEPAN PADA SISWA KELAS V A SD PANGUDI LUHUR ST. TIMOTIUS SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 1 17

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI GULING DEPAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X3 SMA NEGERI 1 GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI GULING BELAKANG DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT BANTU MATRAS BERTINGKAT PADA SISWA KELAS XII TP 1 SMK MURNI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015.

0 0 17

PENERAPAN ALAT BANTU BIDANG MIRING DAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN JONGKOK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KEDUNGBENDO I ARJOSARI PACITAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

1 0 17

OPTIMALISASI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI GERAKAN KAYANG PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 18

PENERAPAN RAGAM ALAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI GULING DEPAN PADA SISWA KELAS IX C SMP ISLAM DIPONEGORO SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 20172018

0 0 11