2.2.3.2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kontekstual
Prinsip pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran antara lain: 1 konstruktivisme, 2 menemukan
inquiri, 3 bertanya, 4 masyarakat belajar, 5 pemodelan, 6 refleksi, dan 7 penilaian sebenarnya. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini
adalah komponen kontruktivisme dan menemukan inquiri.
Sudrajat 2011 menyatakan bahwa prinsip komponen inkuiri antara lain: 1 berorientasi pada pengembangan intelektual. Tujuan utama
dari pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar
juga berorientasi pada proses belajar sebagai jalan bagi pengembangan intelektual; 2 Interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses
interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai
proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri; 3
Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa
untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Dalam hal ini, kemampuan guru untuk
bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Di samping itu, pada pembelajaran ini juga perlu dikembangkan sikap kritis siswa dengan
selalu bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang
dipelajarinya; 4 Belajar untuk berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir learning how to
think, yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal; dan 5
Keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan
secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya. Putrawan 2012 menyatakan secara garis besar, prinsip-prinsip
konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar mengajar antara lain: 1 pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, 2 pengetahuan tidak dapat
dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar, 3 murid aktif mengkonstruksi secara terus
menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah, 4 guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses konstruksi berjalan
lancar, 5 menghadapi masalah yang relevan dengan siswa, 6 struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan, 7
mencari dan menilai pendapat siswa, 8 menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
Dari semua prinsip tersebut ada satu prinsip yang paling penting adalah guru tidak boleh hanya semata-mata memberikan pengetahuan
kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan didalam benaknya
sendiri. Seorang guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat
relevan bagi siswa, dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan menggunakan strategi-
strategi mereka sendiri untuk belajar.
2.2.3.3 Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual