Model Kano Perbaikan Rancangan Infant Incubator dengan Mengintegrasikan Metode Kano, Quality Function Deployment dan Value Engineering di RSU Kabanjahe

Fase ini bertujuan untuk menganalisa alternatif-alternatif yang dihasilkan pada fase kreatif dan memberikan rekomendasi terehadap alternatif- alternatif terbaik. d. Fase pengembangan Fase ini bertujuan memilih salah satu alternatif tunggal dari beberapa alternatif yang ada yang merupakan alternatif terbaik dan merupkan output dari fase analisa. e. Fase presentasi Fase ini bertujuan untuk mengkomunikasikan secara baik dan menarik terhadap hasil pengembangan produk.

3.2. Model Kano

9 Konsultan TQM Jepang Noriaki Kano, memberikan suatu model yang sangat berguna mengenai kepuasan pelanggan yang berkaitan dengan karakteristik produk. Istilah “karakteristik” digunakan untuk merujuk pada fitur atau kemampuan suatu produk. 10 1. Must-Be M dissatisfier atau faktor dasar: Pelanggan mempertimbangkan kebutuhan ini sebagai faktor dasar. Keberadaannya tidak akan meningkatkan Kano mengklasifikasikan atribut produkjasa dalam enam kategori berdasarkan dampaknya pada kepuasan pelanggan: 9 Lou Cohen,Quality Function Deployment : How to Make QFd Work for You. USA : Addison-Wesley Publishing Company.1995, h: 36-40 10 Gandolfo Dominici, How to Build an E-Learning Product: Factors for StudentCustomer Satisfaction, Italia: University of Palermo, 2013, h: 4-5. Universitas Sumatera Utara tingkat kepuasan pelanggan secara signifikan tetapi ketiadaannya akan menyebabkan ketidakpuasan yang tinggi. 2. One Dimensional O faktor kinerja: Faktor ini menyebabkan kepuasan jika kinerjanya tinggi dan akan menyebabkan ketidakpuasan jika kinerjanya rendah. Atribut ini linear dan simetris karena secara tipikal berhubungan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Perusahaan harus mencoba untuk bersaing disini. 3. Attractive A satisfiers atau faktor ketertarikan: Kebutuhan ini menyebabkan kepuasan pelanggan jika diberikan dan tidak akan memberikan ketidakpuasan jika tidak diberikan. Perusahaan dapat menggunakan faktor ini untuk membedakannya dari pesaing dengan cara yang positif. 4. Indifferent I: Pelanggan tidak peduli terhadap fitur ini. 5. Reverse R: Pelanggan tidak menginginkan atribut produk ini dan juga berharap kebalikannya. 6. Questionable Q: Tidak jelas apakah pelanggan mengharapkan atribut ini karena mereka memberikan respon yang tidak dapat digunakan akibat kesalahpahaman terhadap pertanyaan pada survei atau membuat kesalahan pada saat mengisi kuesioner. Universitas Sumatera Utara Sumber: Gandolfo, Dominici 2013 Gambar 3.1. Diagram Model Kano 11 Menurut kategori Kano, tim pengembangan produk harus memahami karakteristik teknis respon mereka. Mereka harus memeriksa karakteristik respon teknis dengan meminta mereka untuk pelanggan mereka dalam bentuk survei pelanggan menggunakan kuesioner Kano. Kuesioner Kano terdiri dari dua pertanyaan kali lipat, pertanyaan fungsional dan pertanyaan disfungsional. Pertanyaan fungsional meminta sikap pelanggan jika respon teknis yang berfungsi dengan baik. Jika tidak, pertanyaan disfungsi nasional adalah pertanyaan yang menanyakan persepsi pelanggan jika respon teknis tidak bekerja atau tidak ada. Kategori respon teknis dapat ditentukan dengan mempertimbangkan kombinasi jawaban pelanggan. Keterangan dari kuesioner Kano dapat dilihat pada Tabel 3.1. 11 Mokh Suef, Quality Initiatives as QFD-Kano Technical Responses: A Conceptual Model, Proceeding of Industrial Engineering and Service Science, 2013,hal : 2. Universitas Sumatera Utara BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Perbaikan Rancangan Produk dengan Metode Concurrent Function Deployment dan TRIZ

3 100 53

Studi Penerapan Concurrent Engineering Tools dalam Perbaikan Rancangan Produk dengan menggunakan Metode Quality Function Deployment dan Value Engineering

37 193 53

Perbaikan Rancangan Alat Laryngoscope dengan Metode Kansei Engineering, Quality Function Deployment (QFD), dan Value Engineering di RSU Dr. Pirngadi Medan

5 54 57

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Perbaikan Rancangan Infant Incubator dengan Mengintegrasikan Metode Kano, Quality Function Deployment dan Value Engineering di RSU Kabanjahe

0 0 24

Function Deployment (QFD), dan Value Engineering di RSU

1 1 21