3.1.2 Kelebihan Contingent Valuation Method CVM
Penggunaan CVM dalam memperkirakan nilai ekonomi suatu lingkungan memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut :
1. Dapat diaplikasikan pada semua kondisi dan mememiliki dua hal penting,
yaitu : seringkali menjadi satu-satunya teknik untuk mengestimasi manfaat, dan dapat diaplikasikan pada berbagai konteks kebijakan lingkungan.
2. Dapat digunakan dalam berbagai macam penilaian barang-barang
lingkungan di sekitar masyarakat. 3.
Dibandingkan dengan teknik penilaian lingkungan lainnya CVM memiliki kemampuan untuk mengestimasi nilai non pengguna. Dengan CVM,
seseorang mungkin dapat mengukur utilitas dari penggunaan barang lingkungan bahkan jika tidak digunakan secara langsung.
4. Meskipun teknik dalam CVM membutuhkan analis yang kompeten, namun
hasil dari penelitian menggunakan metode ini tidak sulit untuk dianalisis dan dijabarkan.
3.1.3 Kelemahan Contingent Valuation Method
Teknik CVM memiliki kelemahan yaitu munculnya berbagai bias dalam pengumpulan data. Bias dalam CVM menurut Hanley dan Spash 1993 terdiri
dari :
1. Bias Strategi Strategic Bias
Adanya responden yang memberikan suatu nilai WTP yang relatif kecil karena alasan bahwa ada responden lain yang akan membayar upaya
peningkatan kualitas lingkungan dengan harga yang lebih tinggi kemungkinan dapat terjadi. Alternatif untuk mengurangi bias strategi ini
adalah melalui penjelasan bahwa semua orang akan membayar nilai tawaran rata-rata atau penekanan sifat hipotetis dari perlakuan. Hal ini akan
mendorong responden untuk memberikan nilai WTP yang benar. Mitchell dan Carson 1989 dalam Hanley dan Spash 1993
menyarankan empat langkah untuk meminimalkan bias strategi yaitu : i
Menghilangkan seluruh pencilan outlier. ii
Penekanan bahwa pembayaran oleh responden lain adalah dapat dijamin.
iii Menyembunyikan nilai tawaran responden lain.
iv Membuat perubahan lingkungan bergantung pada nilai tawaran.
Sedangkan Hoehn dan Randall 1987 dalam Hanley dan Spash 1993 menyarankan bahwa bias strategi dapat dihilangkan dengan
menggunakan format referendum jawaban “ya” atau “tidak” terhadap nilai WTP yang terlalu tinggi.
2. Bias Rancangan Design Bias
Rancangan studi CVM mencakup cara informasi yang disajikan, instruksi yang diberikan, format pertanyaan, dan jumlah serta tipe informasi
yang disajikan kepada responden. Beberapa hal dalam rancangan survei yang dapat mempengaruhi responden adalah :
1 Pemilihan jenis tawaran bid vehicle. Jenis tawaran yang diberikan
dapat mempengaruhi nilai rata-rata tawaran. Contohnya jenis tawaran
yang diberikan dalam bentuk “karcis masuk kawasan” akan menghasilkan nilai WTP yang lebih rendah dibandingkan dalam bentuk
“trust fund” pada studi CVM untuk menilai perlindungan kawasan rimba. Hal ini dapat terjadi karena individu merasa tidak senang
membayar atau mengeluarkan uang pada saat ia ingin melakukan rekreasi di kawasan tersebut atau karena kebijakan karcis merupakan
kebijakan fiskal yang tidak populer di masyarakat. 2
Bias titik awal starting point bias. Pada metode bidding game, titik awal yang diberikan kepada responden dapat mempengaruhi nilai
tawaran bid yang ditawarkan. Hal ini dapat dikarenakan responden yang ditanyai merasa kurang sabar ingin cepat selesai atau karena titik
awal yang mengemukakan besarnya nilai tawaran adalah tepat dengan selera responden disukai responden karena responden tidak memiliki
pengalaman tentang nilai perdagangan benda lingkungan yang dipermasalahkan.
3 Sifat informasi yang ditawarkan nature of information provided.
Dalam sebuah pasar hipotesis, responden mengkombinasikan informasi benda lingkungan yang diberikan kepadanya dan bagaimana pasar akan
bekerja. Tanggapan responden dapat dipengaruhi oleh pasar hipotetis maupun komoditi spesifik yang diinformasikan pada saat survei.
3. Bias yang Berhubungan dengan Kondisi Kejiwaan Responden Mental