21 Orang tua harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi anak, gizi
makanan, istirahat, pemeliharaan kesehatan badan. Serta segera memeriksakan anak ke dokter atau puskesmas jika terjadi gangguan kesehatan.
7 Memberikan petunjuk-petunjuk praktis, mengenai: cara belajar, cara
mengatur waktu, disiplin belajar, konsentrasi dan persiapan menghadapi ujian.
Berdasarkan pemaparan materi di atas, menurut I Wayan 2013 dimensi intensitas perhatian orang tua ada dua jenis, yaitu: bimbingan orang tua,
penyediaan fasilitas dan sarana belajar. Dimensi tersebut kemudian dikembangkan menjadi beberapa indikator,
antara lain: 1
Pemberian bimbingan dan nasehat. 2
Tanggung jawab akan belajar anak. 3
Pemberian Perhatian. 4
Memberikan pertolonggan dan bantuan. 5
Membantu mengatur kesulitan konsentrasi belajar anak. 6
Menjaga kesehatan anak. 7
Pemberian penghargaan dan hukuman. 8
Penyediaan kebutuhan sekolah anak. 9
Penyediaan alat-alat belajar dan sarana belajar di rumah.
2.1.3 Tanggung Jawab Belajar Siswa
Tanggung jawab dapat diartikan sebagai konsekuensi yang harus diterima dan dilaksanakan terhadap apa yang sudah dilakukan. Anton Adi Wiyoto dalam
22 Saleh 2014: 4 menyatakan bahwa “Tanggung jawab adalah mengambil
keputusan yang patut dan efektif”. Sedangkan menurut Pam Schiller Tamera Bryant dalam Astuti, 2005: 19 “Tanggung jawab adalah perilaku yang
menentukan bagaimana kita bereaksi terhadap situasi setiap hari, yang memerlukan beberapa jenis keputusan yang bersifat moral”. Lain halnya pendapat
Wuryanano 2007 motivator bahwa “tanggung jawab adalah siap menerima kewajiban atau tugas”, maksudnya masih banyak orang yang merasa sulit,
keberatan, bahkan tidak sanggup jika diberikan tanggung jawab. Masih banyak yang mengelak untuk bertanggung jawab, karena jauh lebih mudah untuk
“menghindari” daripada “menerima” tanggung jawab. Berdasarkan penjelasan para ahli dapat disimpulkan bahwa tanggung
jawab adalah perilaku yang menentukan bagaimana kita bereaksi terhadap situasi dan kesediaan wajib menanggung segala sesuatu atas perilaku atau perbuatannya.
Rasa tanggung jawab tidak dapat muncul secara otomatis tetapi perlu dilakukan penanaman dan pembinaan tanggung jawab sejak dini.
Slameto 2013: 2 menyatakan bahwa “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Sedangkan menurut Rifa’i dan Anni 2011: 82 “belajar
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan penting dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan,
tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang”. Kemudian Gagne 1989 dalam Susanto 2013: 1 menyatakan bahwa “belajar didefinisikan sebagai proses
di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.
23 Pada dasarnya, pengertian belajar terletak pada perubahan perilaku.
Sebagaimana Slavin dalam Rifai dan Anni 2011: 82 menjelaskan bahwa “belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Pengalaman
ini terjadi melalui interaksi antar individu dengan lingkungannya”. Cronbach 1954: 47 dalam Suryabrata 2012: 231 menyatakan bahwa “Learning is shown
by a change in behavior as a result of experience ”. Jadi menurut Cronbach belajar
yang sebaik-baiknya adalah dengan mempergunakan pancainderanya. Beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, dengan serangkaian kegiatan menggunakan semua alat
inderanya terhadap objek belajar dan lingkungan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Tugas seorang siswa adalah belajar. Belajar sangatlah penting dalam meningkatkan dan mengasah potensi yang dimiliki agar bermanfaat bagi dirinya
sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu sikap siswa agar menjadi disiplin di sekolah, di rumah dan di lingkungan sekitar yaitu dengan bertanggung
jawab terhadap belajar. Rasa tanggung jawab tidak muncul secara otomatis pada diri seseorang
karena itu, penanaman dan pembinaan tanggung jawab pada anak hendaknya dilakukan sejak dini agar sikap dan tanggung jawab ini bisa muncul pada diri
anak. “Anak yang diberi tugas tertentu akan berkembang rasa tanggung jawabnya” Benyamin Spock, 1991 dalam Astuti, 2005: 13. Seseorang yang
memiliki rasa tanggung jawab akan dapat meningkatkan perkembangan
24 potensinya melalui belajar sesuai dengan keinginan dirinya sendiri maupun
lingkungan sekitar. Orientasi belajar anak yang sesungguhnya adalah
mengembangkan rasa tanggung jawab belajar. A’an Aisyah 2014: 46 dalam jurnalnya menyebutkan “tanggung jawab
merupakan atribut psikologi yang tidak dapat dilihat namun bentuk wujudnya dapat dimanifestasika
n dalam bentuk tingkah laku dan kebiasaan”. Sedangkan Supriyanti dalam A’an Aisyah 2014: 45 menjelaskan “tanggung jawab
merupakan kebiasaan seseorang untuk menggunakan segala sesuatu atas akibat perilaku yang dilakukan”.
Berdasarkan kajian diatas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab belajar siswa adalah anak berusaha mengembangkan diri melalui pendidikan di
sekolah untuk mencapai perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap, nilai yang bersifat menetap dan kesediaanya menanggung segala sesuatu yang
diakibatkan dari kegiatan belajar. Ciri-ciri tanggung jawab belajar menurut Wulandari 2013: 2 dalam Dinia
2014: 25-26 adalah sebagai berikut: siswa akan senantiasa mengerjakan tugas- tugas yang diberikan oleh gurunya sampai tuntas baik itu tugas yang diberikan di
sekolah maupun tugas yang harus mereka kerjakan di rumah, siswa selalu berusaha menghasilkan sesuatu tanpa rasa lelah dan putus asa, siswa selalu
berpikiran positif disetiap kesempatan dan dalam situasi apapun, siswa tidak pernah menyalahkan orang lain atas kesalahan yang telah diperbuatnya
Adiwiyoto 2001: 89 dalam Astuti 2005: 27 menjelaskan bahwa seorang siswa memiliki ciri-ciri tanggung jawab yang dapat ditunjukkan melalui beberapa
25 hal, yakni sebagai berikut: 1. Siswa melakukan tugas rutin tanpa harus diberi
tahu. Mengerjakan tugas rutin yang dilaksanakan oleh siswa atas keinginan sendiri merupakan salah satu bentuk perilaku tanggung jawab yang dimiliki oleh
siswa. Dengan melaksanakan tugas dari keinginan sendiri menggambarkan bahwa perilaku siswa menunjukkan rasa tanggung jawab yang tulus. 2
.
Siswa dapat menjelaskan apa yang dilakukannya. Pekerjaan yang dilaksanakan dengan mampu
mencapai target merupakan bentuk pekerjaan yang tidak sia-sia, artinya bahwa siswa memiliki tujuan dari apa yang dikerjakan berdasarkan konsep yang ada. 3.
Siswa tidak menyalahkan orang lain yang berlebihan. Kegagalan ataupun hasil pekerjaan yang belum mencapai tujuan dengan maksimal mampu dipertanggung
jawabkan oleh siswa tanpa mencari celah ataupun kekurangan dari orang lain di sekitar siswa. 4. Siswa mampu menentukan pilihan dari beberapa alternatif.
Bentuk perilaku tanggung jawab siswa dapat ditunjukkan melalui kemampuan siswa dalam menentukan pilihannya dengan mempertimbang-kan alternatif yang
dirasa tepat. 5. Siswa bisa bermain atau bekerja sendiri dengan senang hati. Pekerjaan yang dilaksanakan oleh siswa dengan senang hati akan menunjukkan
hasil yang lebih baik dari segi fisik maupun psikis. Hal ini berarti bahwa hasil pekerjaan yang dapat dilihat berdasarkan fisik lebih baik dan psikis siswa tampak
lebih senang. 6. Siswa bisa membuat keputusan yang berbeda dari keputusan orang lain dalam kelompoknya. Dalam kegiatan kelompok, siswa yang memiliki
perilaku tanggung jawab akan lebih percaya diri dengan kreativitas yang dimiliki dalam kegiatan kelompok. 7. Siswa mempunyai beberapa saran atau minat yang
ia tekuni. Perilaku tanggung jawab siswa dapat dilihat melalui bentuk saran dan
26 minat dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Siswa dengan perilaku tanggung
jawab yang lebih besar akan mampu memiliki minat yang lebih dalam melaksanakan pekerjaan tugas. 8. Siswa menghormati dan menghargai aturan.
Aturan yang dibuat bukan untuk dilanggar, merupakan salah satu bentuk ataupun prinsip yang dimiliki oleh siswa yang bertanggung jawab. 9. Siswa dapat
berkonsentrasi pada tugas-tugas yang rumit. Sesulit apapun tugas yang dihadapi oleh siswa, dengan perilaku tanggung jawab maka pekerjaan itu akan tetap
dilaksanakan dengan penuh kesadaran. 10. Siswa mengerjakan apa yang dikatakannya akan dilakukan. Ide ataupun kreativitas yang telah diniatkan maka
pasti akan tetap dilaksanakan oleh siswa yang memiliki perilaku tanggung jawab sebab siswa yang memiliki perilaku tanggung jawab lebih memiliki komitmen
yang tinggi. 11. Siswa mengakui kesalahan tanpa mengajukan alasan yang dibuat-buat. Setiap kegagalan membutuhkan pengakuan dari orang yang berbuat.
Namun hal ini tentunya berbeda dengan orang yang memiliki rasa tanggung jawab yang besar. Perilaku tanggung jawab akan berterus terang dengan resiko
pekerjaan yang telah dilakukannya.
Dinia 2014: 31 menyatakan bahwa “dinamika tanggung jawab belajar,
berarti perubahan siswa yang sebelumnya kurang bertanggung jawab terhadap belajar berubah menjadi adanya peningkatan dalam tanggung jawab belajar
seorang siswa. ”
Menurut Adiwiyoto 2001: 89 dalam Astuti 2005: 27, indikator dari sikap tanggung jawab belajar antara lain:
1 Melakukan tugas belajar dengan rutin
27 Belajar adalah suatu kewajiban dan tanggung jawab sebagai seorang siswa
yang hasilnya akan diraih dimasa mendatang. Belajar tidak perlu memakan waktu lama asal dilakukan secara rutin setiap hari minimal satu jam, harus bisa membagi
waktu dengan baik, memanajemen tugas dengan efisien, dan mempunyai inisiatif untuk belajar. Belajar secara rutin adalah cerminan siswa yang mempunyai
kesadaran diri akan tanggung jawabnya. 2
Dapat menjelaskan alasan atas belajar yang dilakukannya Siswa yang bertanggung jawab akan dapat menjelaskan alasan mengapa ia
belajar dan untuk tujuan apa ia belajar. 3
Tidak menyalahkan orang lain yang berlebihan dalam belajar Siswa yang baik adalah tidak lempar batu sembunyi tangan. Kita yang
berbuat, maka kita yang harus mempertanggung jawabkannya. Selain tidak menyalahkan orang lain dan keadaan, tanggung jawab bisa digambarkan dengan
mengakui kesalahan yang telah diperbuat. 4
Mampu menentukan pilihan dari kegiatan belajar Siswa dalam hal belajar harus mampu menentukan pilihan-pilihan alternatif
dalam kegiatan belajar dimana siswa tersebut nantinya akan bisa menggunakan waktu sebaik mungkin sehingga tidak terbuang sia-sia.
5 Melakukan tugas sendiri dengan senang hati
Melakukan tugas sendiri dengan senang hati dapat digambarkan dengan mengerjakan tugas tanpa merasa terbebani dan tidak tergantung pada orang lain
mandiri dalam belajar dengan berusaha semaksimal mungkin. Sesuatu yang dikerjakan dengan senang hati akan membuahkan hasil yang baik.
28 6
Bisa membuat keputusan yang berbeda dari keputusan orang lain dalam kelompoknya
Hal ini bisa digambarkan dengan kreatif dalam berpendapat, mampu mengambil keputusan dengan baik, dan bersedia menanggung segala resiko dari
keputusan yang telah diambil. 7
Mempunyai minat yang kuat untuk menekuni belajar Minat yang kuat untuk menekuni belajar yaitu adanya keinginan dan
kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan siswa untuk melahirkan rasa senang dalam belajarnya. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih
serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. 8
Menghormati dan menghargai aturan Menghormati dan menghargai aturan sekolah merupakan kewajiban dan hal
yang utama sebagai seorang pelajar dimana kita hatus selalu menaati aturan tersebut seperti memakai seragam lengkap, datang ke sekolah tepat waktu,
menghormati peraturan-peraturan yang dibuat oleh sekolah, dan ikut berpartisipasi dalam kebersihan lingkungan sekolah.
9 Dapat berkonsentrasi pada belajar yang rumit
Berkonsentrasi dalam belajar yaitu memusatkan pikiran terhadap pelajaran dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak ada hubungannya dengan
pelajaran. 10
Memiliki rasa bertanggung jawab erat kaitannya dengan prestasi di sekolah Siswa yang bertanggung jawab dengan prestasi di sekolah dapat
digambarkan dengan sikap melakukan apa yang telah direncanakan dalam belajar, mempunyai kesadaran akan tanggung jawabnya, dan suka rela dalam melakukan
sesuatu.
29
2.1.4 Pengaruh Intensitas Perhatian Orang Tua terhadap Tanggung Jawab