4.3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan sebaik mungkin dan sesuai prosedur penelitian yang telah ditetapkan, namun tetap ada keterbatasan dalam pelaksanaan
penelitian ini. Adapun keterbatasan tersebut antara lain : 1. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala psikologi yang
mempunyai kecenderungan untuk bias karena ada kecenderungan individu untuk menilai diri sendiri lebih baik atau buruk dari kondisi yang
sesungguhnya, meskipun peneliti sudah berupaya menjelaskan kepada subyek penelitian untuk jujur dalam mengisi pernyataan sesuai dengan keadaan yang
sesungguhnya. 2. Hasil dari skala kepercayaan diri siswa tidak bisa menjabarkan secara rinci
mengenai tingkat kepercayaan diri siswa. Hasil skala tersebut hanya bisa diketahui tingkat kepercayaan diri dalam bentuk persentase dan
kriteriakategori. 3. Pengambilan subjek yang memiliki kriteria kepercayaan diri tinggi dirasa
kurang tepat karena subjek tersebut sudah memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi.
4. Kondisi budaya antara peneliti dengan siswa yang berbeda, terutama dalam penggunaan bahasa keseharian yang membuat komunikasi sedikit terhambat
serta menimbulkan kesalah pahaman. 5. Terlalu banyak mengisi skala kepercayaan diri sampai tiga kali sehingga siswa
merasa jenuh.
131
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian “Mengatasi Masalah Kepercayaan Diri Siswa Melalui Layanan Konseling Kelompok Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 2
Karangpucung”, maka diperoleh simpulan sebagai berikut: 5.1.1 Kepercayaan diri siswa sebelum diberikan tindakan berupa layanan
konseling kelompok dengan menggunakan skala kepercayaan diri berada dalam kriteria sedang dengan persentase 58,51.
5.1.2 Kepercayaan diri siswa selama pemberian tindakan berupa layanan konseling kelompok menunjukkan adanya peningkatan dalam setiap
siklusnya. Pada siklus 1 rata-rata kepercayaan diri siswa mengalami peningkatan sebesar 8,77 dari kondisi awal. Hal ini menunjukkan bahwa
siswa mengalami perkembangan kemampuan komunikasi, ketegasan, penampilan diri, pengendalian perasaan, cinta diri, pemahaman diri, tujuan
yang jelas, dan berpikir positif. Pada siklus 2 peneliti meminta bantuan kolaborator untuk menjadi pengamat perkembangan kepercayaan diri
siswa, hal ini bertujuan supaya peneliti lebih fokus menjadi pemimpin kelompok dalam memberikan layanan konseling kelompok. Pasca siklus 2
peningkatan kepercayaan diri siswa sebesar 8,72 dari siklus 1, hal ini ditandai dengan mulai nampaknya keberanian siswa dalam berpendapat,