Resp. X
2
– X
1
+ -
R-01 157
212 55 3 3
R-06 203
227 24 1,5
1,5 R-11
153 209
56 4,5 4,5
R-19 202 226 24 1,5
1,5 R-22
169 225
56 4,5 4,5
R-28 145
209 64 7,5
7,5 R-29
153 213
60 6 6 R-31 166 230
64 7,5 7,5
Jumlah 36
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.13 untuk uji wilcoxon, jumlah jenjang masalah kepercayaan diri yang kecil atau T hitung nilainya adalah 36. Sedangkan
T
tabel
untuk n = 8 dengan taraf kesalahan 5 nilainya adalah 4. Sehingga T
hitung
36 ≥ T
tabel
4 atau berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan diri siswa meningkat setelah mendapatkan layanan konseling
kelompok. Dengan kata lain kepercayaan diri dapat ditingkatkan melalui layanan konseling kelompok.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian upaya mengatasi masalah kepercayaan diri siswa melalui layanan konseling kelompok didapatkan hasil bahwa kepercayaan
diri siswa dapat ditingkatkan melalui layanan konseling kelompok. Konseling kelompok ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Siklus 2 digunakan sebagai
penyempurnaan dari siklus 1. Pelaksanaan layanan konseling kelompok dengan 8 siswa tergolong masih efektif. Hal ini diperkuat oleh Prayitno 2004: 7
menyatakan “permulaan kelompok dari sekumpulan calon peserta terdiri atas 8- 10 orang”.
Pelaksanaan konseling kelompok pada siklus 1diperolah hasil bahwa dari 8 anggota kelompok yang terdiri dari 4 siswa kriteria rendah, 2 siswa kriteria
sedang dan 2 siswa kriteria tinggi, masing-masing anggota kelompok mengalami peningkatan kepercayaan diri. Pada kondisi awal 4 anggota kelompok pada
kriteria rendah tetapi setelah siklus 1, 4 anggota kelompok ini mengalami peningkatan pada kriteria sedang. 2 siswa yang di kondisi awal berada pada
kriteria sedang setelah siklus 1 menglami peningkatan persentase pada kriteria sedang. Pada kondisi awal 2 siswa pada kriteria tinggi mengalami peningkatan
persentase pada kriteria tinggi. Penningkatan hasil yang dialami anggota kelompok pada siklus 1 ini
adalah hasil yang cukup bagus karena masing-masing anggota kelompok mengalami peningkatan kepercayaan diri dengan persentase rata-rata sebesar
8,77. Peningkatan pada siklus 1 berkisar antara 3,47 yaitu R-06 sampai 12,84 yaitu R-28. Persentase peningkatan yang dialami masing-masing anggota
kelompok berbeda-beda. Pada hasil siklus 1 juga menunjukkan adanya ketercapaian semua indikator kepercayaan diri. Rata-rata persentase peningkatan
indikator kepercayaan diri sebesar 9,16 dengan 7 indikator pada kriteria sedang dan 1 indikator yaitu penampilan diri pada kriteria tinggi.
Keberhasilan pada siklus 1 disebabkan karena pada proses pelaksanaan konseling kelompok, anggota kelompok antusias dalam mengikuti layanan
konseling kelompok yang diberikan. Anggota kelompok dapat memahami
manfaat yang diperoleh dari pelaksanan layanan konseling kelompok yang berkaitan dengan kepercayaan diri. Anggota kelompok membahas permasalahan
yang terkait dengan masalah kepercayaan diri dalam setiap pertemuan konseling kelompok. Ketika anggota kelompok membahas permasalahan terkait dengan
masalah kepercayaan diri, mereka mampu memahami dan memecahkan masalah kepercayaan diri tersebut. Anggota kelompok menerapkan hasil pembahasan
masalah kepercayaan diri dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Keberhasilan yang telah didapat pada siklus 1 dijadikan acuan pada pelaksanaan siklus 2. Pelaksanaan siklus 2 digunakan sebagai penyempurnaan
dari hasil layanan konseling kelompok pada siklus 1. Hasil yang didapat pada siklus 2 yaitu masing-masing anggota kelompok memiliki tingkat kepercayaan
diri dengan persentase rata-rata sebesar 8,72. Adapun peningkatan pada masing- masing indikator dengan persentase rata-rata sebesar 8,77 dari siklus 1. Pada
indikator komunikasi, ketegasan, tujuan yang jelas dan berpikir positif yang dijadikan tujuan perbaikan pada siklus 2 mengalami peningkatan dengan
persentase lebih dari 7. Seluruh anggota kelompok pada hasil siklus 2 berada di kriteria tinggi. Pemberian tindakan pada siklus 2 dilakukan sebanyak 4 pertemuan
sesuai dengan jumlah permasalahan anggota kelompok yang harus dibahas dan dipecahkan, serta untuk menghindari kebosanan dari anggota kelompok.
Berdasarkan hasil pelaksanaan layanan konseling kelompok pada siklus 1 dan siklus 2, kepercayaan diri siswa dapat ditingkatkan melalui layanan konseling
kelompok. Hal ini dibuktikan adanya perubahan kepercayaan diri pada anggota
kelompok setelah diberikan tindakan berupa layanan konseling kelompok. Indikator kepercayaan diri anggota kelompok meningkat dengan persentase rata-
rata sebesar 17,93. Peningkatan indikator tertinggi yaitu pemahaman diri sebesar 21,43. Peningkatan indikator terendah yaitu penampilan diri sebesar
15,62. Peningkatan kepercayaan diri anggota kelompok rata-rata sebesar 17,49. Peningkatan tertinggi yaitu R-28 dan R-31 sebesar 22,22. Peningkatan
terendah dengan persentase sebesar 8,33 yang dialami R-06 dan R-19. Peningkatan indikator tertinggi yaitu pemahaman diri. Hal ini berarti
bahwa anggota kelompok mampu memahami dirinya sendiri, mampu mengetahui kelemahan dan kelebihan yang dimiliki, bangga dengan diri sendiri meskipun
memiliki beberapa kelemahan. Peningkatan tertinggi pada indikator pemahaman diri disebabkan karena anggota kelompok membahas dan menyelesaikan
permasalahan masing-masing anggota kelompok yang terkait dengan masalah kepercayaan diri. Anggota kelompok antusias dalam pembahasan masalah karena
mereka merasa senang masalahnya bisa diselesaikan, anggota kelompok aktif berpendapat dalam pembahasan masalah, anggota kelompok dapat memahami
masalah yang dibahas. Peningkatan kepercayaan diri yang dialami masing-masing anggota
kelompok tidak terlepas dari peran para anggota kelompok. Anggota kelompok saling memotivasi dan ikut melibatkan diri pada kondisi kelompok sehingga
manfaat mengikuti layanan konseling kelompok dapat dirasakan. Menurut Prayitno 2004:4, mengungkapkan bahwa :
“melalui konseling kelompok yang intensif dalam upaya pemecahan masalah, para peserta memperoleh dua tujuan sekaligus yaitu1
terkembangnya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap terarah kepada tingkah laku khususnya dalam bersosialisasi atau komunikasi, 2
terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan pemecahan masalah tersebut bagi individu layanan konseling
kelompok” Seperti yang telah diungkapkan oleh Prayitno, adanya layanan konseling
kelompok membuat anggota kelompok dapat memperoleh banyak tujuan ataupun manfaat yang dirasakan sekaligus. Anggota kelompok yang mengalami
permasalahan kepercayaan diri selain dalam kondisi kelompok dapat mengentaskan permaslahan kepercayaan diri yang sedang dialami namun juga
memperoleh manfaat atau tujuan lain yaitu dapat mengmbangkan perasaaan, rasa empati, pikiran, persepsi, wawasan, pengetahuan, meningkatkan sosialisasi dan
berkomunikasi, penyesuaian diri dengan teman yang lain serta saling menghargai satu sama lain.
Selain itu untuk dapat mengetahui apakah kepercayaan diri benar-benar bisa ditingkatkan melalui layanan konseling kelompok yaitu dengan menggunakan
teknik analisis uji wilcoxon. Berdasarkan hasil perhitungan uji wilcoxon, jumlah jenjang masalah kepercayaan diri yang kecil atau T
hitung
nilainya adalah 36. Sedangkan T
tabel
untuk n = 8 dengan taraf kesalahan 5 nilainya adalah 4. Sehingga T
hitung
36 ≥ T
tabel
4 atau berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya layanan konseling kelompok dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas
VIIIF SMP Negeri 2 Karangpucung.
4.3 Keterbatasan Penelitian