Kestasioneran Data HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sesuai dengan pembahasan sebelumnya, penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Penyerapan Utang Luar Negeri di Indonesia” ini menggunakan metode Error Correction Model ECM. Analisis data dilakukan dengan menggunakan software E-views 4.1.

4.1. Kestasioneran Data

Sebelum melakukan pengujian ECM, hal pertama yang perlu dilakukan adalah uji stasioneritas data. Sebagian besar data time series memiliki akar unit. Jika ditemukan akar unit, maka distribusi yang biasa tidak memiliki distribusi yang baku. Hal ini akan menjadikan uji statistik seperti uji-t dan uji-F tidak cukup layak dipakai untuk menguji hipotesis. Pemeriksaan kestasioneran data deret waktu pada masing-masing variabel dalam tingkat level dapat dilihat dalam Tabel 5 berikut: Tabel 5. Hasil Uji Akar Unit Unit Root Test pada Level NIlai Kritis Mc Kinnon Variabel Nilai ADF 1 5 10 Prob Ket ULN_GDP -1,988495 -3,592462 -2,931404 -2,603944 0,2906 TS GD_GDP -2,221256 -3,596616 -2,933158 -2,604867 0,2021 TS PE -2,529527 -3,596616 -2,933158 -2,604867 0,1159 TS INF -3,546946 -3,596616 -2,933158 -2,604867 0,0114 S LIBOR -1,956791 -3,592462 -2,931404 -2,603944 0,3042 TS Sumber: Lampiran 4 Keterangan: S = Stasioner TS = Tidak Stasioner Pada Tabel 5, dapat dilihat bahwa hanya satu dari lima variabel yang bersifat stasioner pada tingkat level. Variabel tersebut adalah INF Inflasi. Variabel inflasi stasioner pada taraf 5 dan 10 persen. Kestasioneran variabel INF dapat dibuktikan dengan nilai probabilitas prob yang berada di bawah taraf nyata. Taraf nyata yang digunakan dalam penelitian adalah 10 persen. Cara lain membuktikan kestasioneran variabel INF adalah melalui nilai ADF variabel INF yang lebih kecil dari nilai kritis Mc Kinnon pada taraf 5 dan 10 persen. Sementara itu lima variabel yang lain yakni variabel ULN_GDP, GD_GDP, PE dan LIBOR tidak stasioner pada tingkat level. Ketidak-stasioneran ini dapat dibuktikan melalui nilai probabilitas prob keempat variabel tersebut yang jauh lebih besar dari taraf nyata yang digunakan α=10. Ketidakstasioneran tersebut juga dapat dibuktikan dengan nilai ADF yang selalu lebih besar dari nilai kritis Mc Kinnon baik pada taraf 1, 5 dan 10 persen. Karena kondisi ketidakstasioneran tersebut, dibutuhkan pengujian lebih lanjut pada tingkat first difference. Pengujian akar unit pada tingkat first difference dilakukan karena tidak tercapainya stasioneritas pada tingkat level. Hasil uji akar unit pada tingkat first difference dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Uji Akar Unit Unit Root Test pada First Difference NIlai Kritis Mc Kinnon Variabel Nilai ADF 1 5 10 Prob Ket ULN_GDP -5,885631 -3,596616 -2,933158 -2,604867 0,0000 S GD_GDP -5,949241 -3,596616 -2,933158 -2,604867 0,0000 S PE -5,019103 -3,600987 -2,935001 -2,605836 0,0002 S INF -5,408953 -3,596616 -2,933158 -2,604867 0,0001 S LIBOR -6,270947 -3,596616 -2,933158 -2,604867 0,0000 S Sumber: Lampiran 5 Keterangan: S = data stasioner pada tingkat kepercayaan 1, 5 dan 10. Hasil pengujian pada tingkat first difference menunjukkan bahwa pada semua variabel baik variabel dependen maupun independen sudah stasioner bahkan pada taraf 1 persen. Kestasioneran setiap variabel dapat dibuktikan melalui nilai ADF statistik yang jauh lebih kecil dari nilai kritis Mc Kinnon pada taraf 1, 5 dan 10 persen. Nilai negatif ADF statistic yang jauh lebih kecil dari nilai kritis Mc Kinnon pada taraf 1, 5 dan 10 persen menunjukkan kestasioneran variabel tersebut. Selain itu, kestasioneran keenam variabel tersebut dapat juga dibuktikan dengan nilai probabilitas prob keenam variabel yang barada di bawah taraf nyata 10 persen. Dengan hasil yang didapatkan pada Tabel 6, maka semua data yang digunakan dalam penelitian ini terintegrasi pada derajat satu I1.

4.2. Uji Kointegrasi