ULN_GDP
t
= Jumlah utang luar negeri pemerintah pada periode t miliar rupiah,
GD_GDP
t
= Posisi keuangan pemerintah riil Government Defisit pada
periode t miliar rupiah, INF
t
= Inflasi pada periode t persen, PE
t
= Pertumbuhan ekonomi persen, LIBOR
t
= London Inter Bank Offered Rate pada periode t persen,
U
t
= error distribunce pada periode t.
3.3.3. Error Correction Model ECM
Thomas dalam Mardianti 2005 mengatakan bahwa Error Correction
Model ECM digunakan untuk mengatasi masalah data deret waktu time series yang tidak stasioner dan
Spurious Regression. Hal ini dikarenakan seluruh komponen dan informasi pada tingkat variabel telah dimasukkan ke dalam model,
kemudian memasukkan semua bentuk kesalahan untuk dikoreksi yaitu dengan cara mendaur ulang
error yang terbentuk pada periode sebelumnya. Thomas dalam Mardianti 2005 menyatakan beberapa keunggulan dalam penerapan ECM
adalah sebagai berikut: a.
Dapat mengatasi masalah data deret waktu yang non-stasioner dan regresi yang palsu,
b. ECM dapat diestimasi dengan menggunakan Ordinary Least Squares
OLS, c.
Model dengan variabel-variabel dalam bentuk first difference mengeliminasi
trend dari variabel.
d. Membantu mengatasi masalah pengolahan data lanjutan seperti masalah
multikolinieritas antar data yang dapat menyebabkan standar error yang
sangat besar. e.
Sangat ideal untuk menaksir keakuratan sebuah hipotesis, karena ECM dengan jelas membedakan antar parameter jangka panjang.
f. ECM juga memungkinkan kita untuk mengeliminasi variabel-variabel
yang tidak signifikan tanpa menimbulkan masalah terhadap diagnostic
statistic sehingga efisiensi estimasi dapat ditingkatkan. Jika terjadi ketidakseimbangan
disequilibrium error, hal ini kemungkinan disebabkan karena kesalahan spesifikasi, antara lain terjadi pada
pemilihan variabel dan parameter pada keseimbangan itu sendiri. Atau dikarenakan kesalahan pada pembuatan defenisi variabel dan cara pengukurannya,
atau disebabkan oleh faktor manusia human error dalam menginput data. Model koreksi kesalahan ECM dalam penelitian ini adalah:
Δ ULN_GDP
t
= +
1
Δ GD_GDP
t
+
2
Δ INF
t
+
3
Δ PE
t
+
4
Δ LIBOR
t
+
5
DUMMY_PLTK + u
t-1
+ e
t,
8 keterangan: -1
= error correction term
U
t
= ULN_GDP
t
- b - b
1
GD_GDP
t
- b
2
INF
t
- b
3
PE
t
- b
4
LIBOR
t
9
Model 8 dapat juga diubah dengan mengeluarkan koefisien dalam U menjadi:
Δ ULN_GDP
t
= +
1
Δ GD_GDP
t
+
2
Δ INF
t
+
3
Δ PE
t
+
4
Δ LIBOR
t
+
5
DUMMY_PLTK +
6
ULN_GDP
t-1
+
7
GD_GDP
t-1
+
8
INF
t-1
+
9
PE
t-1
+
10
LIBOR
t-1
+ e
t,
10
dimana: = b
,
1
= b
1
,
2
= b
2
,
3
= b
3
,
4
= b
4
,
5
= b
5
,
6
=
,
7
= -b
1
,
8
= -b
2
,
9
= -b
3
,
10
= -b
4
, ULN_GDP
t
= Jumlah utang luar negeri pemerintah pada periode t miliar rupiah,
GD_GDP
t
= Posisi keuangan pemerintah riil Government Defisit pada
periode t miliar rupiah, INF
t
= Inflasi pada periode t persen, PE
t
= Pertumbuhan ekonomi persen, LIBOR
t
= London Inter Bank Offered Rate pada periode t persen,
DUMMY_PLTK= Dummy kestabilan politik pada periode t 1 atau 0,
e
t
= error distribunce pada periode t.
Untuk mengetahui apakah spesifikasi model dengan ECM merupakan model yang valid maka dilakukan uji terhadap koefisien Error Correction Term
ECT. Jika hasil pengujian terhadap koefisien ECT signifikan, maka spesifikasi model yang diamati
valid.
3.3.4. Diagnostic Test