2.3.2. Utang Luar Negeri dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
Penelitian ini memberikan gambaran kondisi perekonomian Indonesia dilihat dari sisi utang luar negeri pemerintah. Penelitian ini membahas beberapa
faktor yang mempengaruhi volume penyerapan utang luar negeri pemerintah Indonesia. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap volume penyerapan
utang luar negeri tersebut adalah defisit keuangan pemerintah, pendapatan nasional, tingkat inflasi, tingkat suku bunga internasional, nilai tukar,
pertumbuhan ekonomi dan kondisi kestabilan politik. Data nilai tukar digunakan untuk mendapatkan nilai utang luar negeri dalam bentuk rupiah. Penelitian ini
menggunakan persamaan rasio antara utang luar negeri dengan Gross Domestic Product GDP untuk menunjukkan nilai volume penyerapan utang luar negeri
dan rasio antara government deficit dengan GDP untuk menunjukkan nilai defisit anggaran pemerintah.
Meminjam ke luar negeri adalah salah satu solusi yang digunakan oleh pemerintah untuk mengatasi defisit anggaran negara. Penerimaan dari pajak
seringkali tidak cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran pemerintah. Pada sebagian negara berkembang termasuk Indonesia, defisit anggaran pemerintah
ditutupi dengan utang luar negeri. Dengan demikian defisit anggaran pemerintah berhubungan positif dengan volume penyerapan utang luar negeri. Hal ini berarti
ketika defisit anggaran pemerintah meningkat, maka utang luar negeri juga akan meningkat. Penelitian ini menggunakan rasio antara government deficit dengan
GDP untuk menunjukkan nilai defisit anggaran pemerintah. Selain defisit keuangan pemerintah, tingkat inflasi dalam negeri juga
diduga berpengaruh terhadap volume penyerapan utang luar negeri. Ketika inflasi
di dalam negeri tinggi negara donor akan mempertimbangkan ulang keputusan untuk memberikan pinjaman ke Indonesia. Hal ini dikarenakan besarnya risiko
negara penerima Indonesia tidak mampu untuk mengembalikan utang termasuk bunga dan pinjaman pokoknya. Sehingga ketika tingkat inflasi di dalam negeri
meningkat, maka volume penyerapan utang luar negeri akan menurun. Tingkat pertumbuhan ekonomi economic growth juga mempengaruhi
volume penyerapan utang luar negeri Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat dapat merepresentasikan kondisi perekonomian yang semakin baik.
Perekonomian yang semakin baik seharusnya dapat merepresentasikan bahwa kondisi permodalan untuk pembangunan dapat tercukupi sehingga tidak perlu
untuk melakukan pinjaman terhadap luar negeri. Berdasarkan keadaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi berhubungan
negatif dengan volume penyerapan utang luar negeri. Tingkat suku bunga pinjaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah
LIBOR London Inter Bank Offer Rate. Tingkat suku bunga memiliki hubungan negatif dengan volume penyerapan utang luar negeri. Hal ini berarti bahwa ketika
tingkat suku bunga pinjaman tinggi, maka Indonesia akan mempertimbangkan ulang keinginan untuk melakukan pinjaman dari negara donor. Sehingga, ketika
tingkat suku bunga tinggi, maka volume penyerapan utang luar negeri akan menurun.
Variabel terakhir yang diduga berpengaruh terhadap volume penyerapan utang luar negeri adalah kondisi kestabilan politik yang dilambangkan dengan
DUMMY_PLTK. Ketika kondisi kestabilan politik buruk, maka volume
penyerapan utang luar negeri akan menurun. Keadaan politik yang stabil ditandai dengan dummy 0, dan kondisi politik yang tidak stabil ditandai dengan dummy 1.
Tahapan penelitian setelah melakukan studi pustaka tentang faktor-faktor yang mempengaruhi volume penyerapan utang luar negeri adalah pembuatan
hipotesis sesuai dengan teori ekonomi berdasarkan studi pustaka yang ada. Setelah itu, dengan metode Error Correction Model, dapat dianalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi volume penyerapan utang luar negeri baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Pengujian jangka pendek dilakukan dengan uji
Error Correction Model, sedangkan analisis jangka panjang dilakukan dengan uji Engle-Granger Cointegration Test. Tahapan penelitian digambarkan pada
Gambar 5.
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Konseptual
2.4. Hipotesis