kemiripan atau kesamaan genetik benih yang dihasilkan. Secara rinci, penelitian ini mempunyai beberapa tujuan yaitu :
1. Mengembangkan teknologi embriogenesis somatik tanaman sagu pada media cair, khususnya melalui kultur suspensi suspension culture dan sistem
perendaman sesaat SPS atau temporary immersion system TIS. 2. Mempelajari pertumbuhan dan perkembangan embrio somatik tanaman sagu
pada tiga sistem kultur yang meliputi media padat, media cair metode suspensi dan media cair TIS.
3. Mempelajari dan menentukan perkembangan meristem bipolar primordia tunas dan akar embrio somatik menggunakan analisis histologi.
4. Mengembangkan regenerasi embrio somatik tanaman sagu dalam skala semi massal.
5. Mendapatkan embrio somatik dan benih tanaman sagu. 6. Menentukan tingkat kesamaan genetik genetic similarity benih sagu asal
kultur embriogenesis somatik. 7. Menentukan metode kultur paling efisien untuk produksi benih sagu
teknologi kultur embriogenesis somatik.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Pengembangan kultur suspensi dalam proses embriogenesis somatik pada tanaman khususnya pada sagu.
2. Membuktikan tentang keberhasilan kultur cair khususnya metode suspensi dalam proses embriogenesis somatik.
3. Memberikan gambaran perbedaan hasil kultur pada tiga metode kultur yaitu: media padat, cair sistem suspensi dan cair sistem TIS.
4. Dapat dijadikan sebagai acuan pengembangan kultur cair pada tanaman lainnya, khususnya famili Palmae Arecaceae.
5. Berpotensi untuk dikembangkan dalam skala lebih besar scalling up untuk produksi benih tanaman unggul.
1.5 Kebaruan Penelitian
1. Teknologi kultur suspensi dalam proses embriogenesis somatik tanaman sagu.
2. Didapatkan embrio somatik, planlet dan benih sagu dari metode kultur cair khususnya sistem suspensi.
3. Membuktikan adanya informasi tingkat kesamaan genetik genetic similarity pada populasi benih sagu asal embrio somatik.
4. Potensi pengembangan teknologi kultur in vitro di laboratorium untuk produksi benih tanaman sagu dengan skala yang lebih besar 100 ribu
benihlaboratoriumtahun dengan embrio somatik.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini terdiri atas enam percobaan yaitu: 1 embriogenesis somatik tidak langsung tanaman sagu, 2 diferensiasi kalus membentuk embrio somatik
pada tiga metode kultur: kultur suspensi, TIS dan media padat, 3 perkecambahan embrio somatik pada tiga metode kultur, 4 pembesaran kecambah menjadi
planlet pada tiga metode kultur, 5 aklimatisasi planlet, dan 6 analisis kesamaan
genetik benih metode RAPD. Rangkaian tahapan penelitian yang dilaksanakan ditunjukkan pada Gambar 1.1 berikut.
: Tahapan penelitian : Hasil akhir setiap tahapan Gambar 1.1 Diagram alur penelitian “Embriogenesis Somatik Sagu Metroxyon
sagu Rottb. Metode Kultur Cair untuk Pengembangan Teknologi
Perbanyakan Benih Bermutu”.
Kecambah
4. Pembesaran kecambah pada kultur suspensi, TIS padat
3. Perkecambahan embrio somatik pada kultur suspensi, TIS padat
5. Aklimatisasi planlet asal kultur embriogenesis somatik
6. Analisis tingkat kesamaan genetik benih asal embriogenesis somatik
metode RAPD 1. Embriogenesis somatik tidak langsung:
a. Pada kultur suspensi b. Proliferasi kultur embrionik pada metode suspensi, TIS padat
2. Diferensiasi kalus membentuk embrio somatik pada kultur suspensi, TIS padat:
a. Diferensiasi kalus b. Pendewasaan embrio somatik
Induksi kalus eksplan tip meristem
dari anakan sucker pada media
padat
Proliferasi kalus pada media padat untuk stok kalus di Laboratorium
Informasi kesamaan genetik benih Benih
bermutu
Embrio somatik fase coleoptilar Kalus embriogenik Embrio somatik
Planlet